Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

REVIEW PERBANDINGAN PENCEMARAN MINYAK DI PERAIRAN DENGAN PROSES BIOREMEDIASI MENGGUNAKAN METODE BIOSTIMULUS DAN BIOAUGMENTASI Zhafira Yasmin; Ria Wulansarie
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 3, No 1 (2018): EDISI MARET 2018
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/rekabuana.v3i1.943

Abstract

Pencemaran minyak di wilayah perairan akibat tumpahan minyak merupakan masalah lingkungan yang sangat penting. Tumpahan minyak di perairan, terutama kecelakaan tumpahan minyak skala besar , telah memberikan ancaman besar dan menyebabkan kerusakan yang luas. Kontaminan dapat terakumulasi didalam tubuh organisme laut dan berbahaya bagi manusia yang memakannya. Untuk menanggulangi masalah pencemaran minyak di perairan ini, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan salah satunya adalah bioremediasi yang merupakan proses pemulihan air dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai bakteri pemecah minyak. Terdapat dua metode dalam proses bioremediasi yaitu metode biostimulasi dan bioaugmentasi. Penelitian ini bertujuan menguraikan proses bioremediasi sebagai alternatif dalam upaya pengendalian pencemaran air, meliputi: isolasi, pengujian degradasi zat pencemar, dan perbanyakan bakteri serta untuk mengetahui perbandingan proses bioremediasi dengan metode biostimulasi dan bioaugmentasi.. Hasil isolasi dan identifikasi yang berasal dari “bakteri indigenous” didapatkan: Microccocus, Corynebacterium, Phenylo-bacterium, Enhydro-bacter, Morrococcus, Flavo-bacterium, Bacillus, Staphylococcus, dan Pseudomona, yang dapat mendegradasi logam Pb, nitrat, nitrit, bahan organik, sulfida, kekeruhan, dan amonia. Sedangkan dari bakteri “commercial product” didapatkan jenis: Bacillus, Pseudomonas, Escherichia, serta enzym Amylase, Protease, Lipase, Esterase, Urease, Cellulase, dapat mendegradasi pencemar organik, nitrogen, fosfat, maupun kontrol pertumbuhan alga. Perbanyakan bakteri dari isolat bakteri indigenous dapat dikerjakan di laboratorium sedangkan bakteri “commercial product” bisa didapatkan di pasaran