Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa Sudira, I Nyoman
Jurnal Ilmiah HUBUNGAN INTERNASIONAL Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Jurnal Ilmiah HUBUNGAN INTERNASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.946 KB)

Abstract

Konflik yang terjadi di Laut Cina Selatan melibatkan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara tersebut adalah Vietnam dan Filipina. Akan tetapi, konflik ini pun mempengaruhi beberapa negara diluar kawasan Asia Tenggara yaitu Cina dan Amerika Serikat. Kawasan Laut Cina Selatan yang cukup luas dan berbatasan langsung dengan beberapa negara membuat Laut Cina Selatan memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan oleh negara-negara seperti Amerika Serikat dan Cina. Dalam penulisan paper "Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa" ini pembahasan akan difokuskan pada empat bagian. Diawali dengan pembahasan mengenai Amerika Serikat (AS) dan Konflik Laut Cina Selatan, kemudian diikuti pembahsan mengenai Uni Eropa dan Konflik Laut Cina Selatan. Pada bagian akhir akan disajikan dua bahasan yang berkaitan dengan Indonesia yakni:Indonesia dan Konflik Laut Cina Selatan;serta sekaligus sebagai penutup, Politik Luar Negeri RI terhadap Amerika dan Eropa terkait isu Laut Cina Selatan.
Nuansa Baru Peranan PBB dalam Menjaga Perdamaian Selepas Perang Dingin: Perspektif Resolusi Konflik Sudira, I Nyoman
Jurnal Ilmiah HUBUNGAN INTERNASIONAL Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Jurnal Ilmiah HUBUNGAN INTERNASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.724 KB)

Abstract

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dikenal sebagai organisasi yang menaungi seluruhnegara, menjaga perdamaian dunia dan kestabilan diantara negara-negara. PBB memilikikewenangan untuk membantu negara-negara yang terlibat konflik apabila dianggap sudah sampaitahap darurat, dimana negara yang terlibat tidak mampu menyelesaikan sendiri. Langkah yangdilakukan oleh PBB adalah mengirimkan pasukan perdamaian, menjadi negosiator, atau mediator.Langkah-langkah yang dilakukan PBB merupakan langkah-langkah dalam meresolusi konflik. Akantetapi, peranan PBB sebagai organisasi yang bertujuan untuk mencapai perdamaian dunia dihadapkankepada beberapa tantangan. Selain itu, peranan PBB yang kurang baik pada masa Perang Dunia danPerang Dingin membuat masyarakat dunia kurang mempercayai kapabilitas PBB. Di dalam artikelini, penulis akan membahas langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh PBB khususnya pasukanperdamaian dan peranan PBB sebagai mediator dalam menangani konflik. Selanjutnya, akandipaparkan perubahan-perubahan yang sudah dilakukan oleh PBB dalam memperbaiki kinerjaorganisasi. Terakhir, akan dipaparkan tantangan dan prioritas PBB dalam usaha untuk meresolusikonflik dan menjaga perdamaian dunia. 
Dialog dalam Resolusi Konflik-Interaktif Sudira, I Nyoman
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.408 KB)

Abstract

Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kegiatan apapun. Dalam kerjasama bahkan konflik membutuhkan komunikasi. Akan tetapi, komunikasi juga dapat menjadi sumber masalah apabila informasi yang disampaikan tidak diterima dan dipahami dengan baik. Banyak faktor yang dapat menghambat terjalinnya komunikasi dengan baik. Sesungguhnya, komunikasi dapat menjadi salah satu cara dalam melakukan resolusi konflik Tulisan ini akan menjelaskan dua pokok bahasan yang nantinya akan mendeskripsikan posisi dan peran dialog dalam meretas jalan perdamaian dengan studi kasus di Papua. Bagian awal dari tulisan ini memprioritaskan pembahasan pencarian pemahaman yang komprehensif mengenai dialog. Kemudian pada bagian kedua pembahasan akan difokuskan pada keterkaitan dialog dengan Resolusi Konflik-Interaktif (RKI).
Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa Sudira, I Nyoman
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.946 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v10i2.1313.%p

Abstract

Konflik yang terjadi di Laut Cina Selatan melibatkan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara tersebut adalah Vietnam dan Filipina. Akan tetapi, konflik ini pun mempengaruhi beberapa negara diluar kawasan Asia Tenggara yaitu Cina dan Amerika Serikat. Kawasan Laut Cina Selatan yang cukup luas dan berbatasan langsung dengan beberapa negara membuat Laut Cina Selatan memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan oleh negara-negara seperti Amerika Serikat dan Cina. Dalam penulisan paper "Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa" ini pembahasan akan difokuskan pada empat bagian. Diawali dengan pembahasan mengenai Amerika Serikat (AS) dan Konflik Laut Cina Selatan, kemudian diikuti pembahsan mengenai Uni Eropa dan Konflik Laut Cina Selatan. Pada bagian akhir akan disajikan dua bahasan yang berkaitan dengan Indonesia yakni:Indonesia dan Konflik Laut Cina Selatan;serta sekaligus sebagai penutup, Politik Luar Negeri RI terhadap Amerika dan Eropa terkait isu Laut Cina Selatan.
Nuansa Baru Peranan PBB dalam Menjaga Perdamaian Selepas Perang Dingin: Perspektif Resolusi Konflik Sudira, I Nyoman
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.724 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v11i1.1445.%p

Abstract

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dikenal sebagai organisasi yang menaungi seluruhnegara, menjaga perdamaian dunia dan kestabilan diantara negara-negara. PBB memilikikewenangan untuk membantu negara-negara yang terlibat konflik apabila dianggap sudah sampaitahap darurat, dimana negara yang terlibat tidak mampu menyelesaikan sendiri. Langkah yangdilakukan oleh PBB adalah mengirimkan pasukan perdamaian, menjadi negosiator, atau mediator.Langkah-langkah yang dilakukan PBB merupakan langkah-langkah dalam meresolusi konflik. Akantetapi, peranan PBB sebagai organisasi yang bertujuan untuk mencapai perdamaian dunia dihadapkankepada beberapa tantangan. Selain itu, peranan PBB yang kurang baik pada masa Perang Dunia danPerang Dingin membuat masyarakat dunia kurang mempercayai kapabilitas PBB. Di dalam artikelini, penulis akan membahas langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh PBB khususnya pasukanperdamaian dan peranan PBB sebagai mediator dalam menangani konflik. Selanjutnya, akandipaparkan perubahan-perubahan yang sudah dilakukan oleh PBB dalam memperbaiki kinerjaorganisasi. Terakhir, akan dipaparkan tantangan dan prioritas PBB dalam usaha untuk meresolusikonflik dan menjaga perdamaian dunia. 
Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa I Nyoman Sudira
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 10 No. 2 (2014): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.946 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v10i2.1313.%p

Abstract

Konflik yang terjadi di Laut Cina Selatan melibatkan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara tersebut adalah Vietnam dan Filipina. Akan tetapi, konflik ini pun mempengaruhi beberapa negara diluar kawasan Asia Tenggara yaitu Cina dan Amerika Serikat. Kawasan Laut Cina Selatan yang cukup luas dan berbatasan langsung dengan beberapa negara membuat Laut Cina Selatan memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan oleh negara-negara seperti Amerika Serikat dan Cina. Dalam penulisan paper "Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa" ini pembahasan akan difokuskan pada empat bagian. Diawali dengan pembahasan mengenai Amerika Serikat (AS) dan Konflik Laut Cina Selatan, kemudian diikuti pembahsan mengenai Uni Eropa dan Konflik Laut Cina Selatan. Pada bagian akhir akan disajikan dua bahasan yang berkaitan dengan Indonesia yakni:'Indonesia dan Konflik Laut Cina Selatan';serta sekaligus sebagai penutup, 'Politik Luar Negeri RI terhadap Amerika dan Eropa terkait isu Laut Cina Selatan'.
Nuansa Baru Peranan PBB dalam Menjaga Perdamaian Selepas Perang Dingin: Perspektif Resolusi Konflik I Nyoman Sudira
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 11 No. 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.724 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v11i1.1445.%p

Abstract

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dikenal sebagai organisasi yang menaungi seluruhnegara, menjaga perdamaian dunia dan kestabilan diantara negara-negara. PBB memilikikewenangan untuk membantu negara-negara yang terlibat konflik apabila dianggap sudah sampaitahap darurat, dimana negara yang terlibat tidak mampu menyelesaikan sendiri. Langkah yangdilakukan oleh PBB adalah mengirimkan pasukan perdamaian, menjadi negosiator, atau mediator.Langkah-langkah yang dilakukan PBB merupakan langkah-langkah dalam meresolusi konflik. Akantetapi, peranan PBB sebagai organisasi yang bertujuan untuk mencapai perdamaian dunia dihadapkankepada beberapa tantangan. Selain itu, peranan PBB yang kurang baik pada masa Perang Dunia danPerang Dingin membuat masyarakat dunia kurang mempercayai kapabilitas PBB. Di dalam artikelini, penulis akan membahas langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh PBB khususnya pasukanperdamaian dan peranan PBB sebagai mediator dalam menangani konflik. Selanjutnya, akandipaparkan perubahan-perubahan yang sudah dilakukan oleh PBB dalam memperbaiki kinerjaorganisasi. Terakhir, akan dipaparkan tantangan dan prioritas PBB dalam usaha untuk meresolusikonflik dan menjaga perdamaian dunia. 
Dialog dalam Resolusi Konflik-Interaktif I Nyoman Sudira
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 12 No. 1 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.408 KB)

Abstract

Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kegiatan apapun. Dalam kerjasama bahkan konflik membutuhkan komunikasi. Akan tetapi, komunikasi juga dapat menjadi sumber masalah apabila informasi yang disampaikan tidak diterima dan dipahami dengan baik. Banyak faktor yang dapat menghambat terjalinnya komunikasi dengan baik. Sesungguhnya, komunikasi dapat menjadi salah satu cara dalam melakukan resolusi konflik Tulisan ini akan menjelaskan dua pokok bahasan yang nantinya akan mendeskripsikan posisi dan peran dialog dalam meretas jalan perdamaian dengan studi kasus di Papua. Bagian awal dari tulisan ini memprioritaskan pembahasan pencarian pemahaman yang komprehensif mengenai dialog. Kemudian pada bagian kedua pembahasan akan difokuskan pada keterkaitan dialog dengan Resolusi Konflik-Interaktif (RKI).
Resolusi Konflik sebagai Jalan Perdamaian Di Tanah Papua I Nyoman Sudira
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2022: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus Papua
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/jihi.v0i00.5974.82-95

Abstract

Pendekatan ekonomi yang kini berjalan akan semakin mempercepat pencapaian tujuan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat Papua kepada negara, jika disertai dengan pendekatan “resolusi konflik”, yang akan membawa semua pihak pada beberapa kondisi  bagi keutuhan NKRI karena: membuka kesadaran bahwa masalah Papua segera harus mendapatkan penyelesaian karena sudah merugikan kita semua, adanya usaha dan  terbukanya jalan untuk menemukan akar sumber-sumber utama dari konflik yang terjadi, bangkitnya itikad baik (goodwill) untuk penyelesaian konflik, adanya kesadaran akan kapasitas dan yang tersedia, dan kemampuan memanfaatkan segala kesempatan sebagai modal utama dalam membangun perdamaian di tanah Papua, menentukan mekanisme menuju penyelesaian terpilih dan terbaik “dialog”, serta membuka kesadaran akan urgensi dialog sebagai media atau cara untuk menghadirkan para pihak agar menemukan kesepahaman sebagai landasan untuk menentukan langkah-langkah  penyelesaian masalah di Papua.   Kata Kunci: Dialog, Konflik, Perdamaian, Resolusi  
Resolusi Konflik dalam Perubahan Dunia Sudira, I Nyoman
Global: Jurnal Politik Internasional Vol. 19, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The world has changed speedily in the decade since the end of the Cold War. An old system has disappeared and, even though it is easy to classify what has changed, it is still not yet clear what exactly the new system has taken its place. This changing of the system has given rise to significant questions around how conflict resolution will be able to accommodate all various type and pattern of conflict and able to provide the wide array of methods used to manage and resolve it. This paper will describe two main discussions which later will describe the position of Conflict resolution perspective in order to accommodating the conflict. First part of this paper will prioritize the discussion about changes in international system and the dynamic of conflict. In the second part, discussion will focus on relations between conflict resolution and various type of conflict in the changing world.