This Author published in this journals
All Journal Jurnal Veteriner
Rika Sudranto
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Nilai Kardiorespirasi dan Suhu Tubuh Dugong Dewasa dan Bayi COMPARISON OF CARDIORESPIRATION RATES AND BODY TEMPERATURE IN ADULT AND BABY DUGONG Agik Suprayogi; Sumitro -; Megawati Iskandar; Rika Sudranto; Huda Salahudin Darusman
Jurnal Veteriner Vol 8 No 4 (2007)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.148 KB)

Abstract

A study to compare the physiological values (heart beat and respiration rate, body temperature, and electrocardiogram/ECG) between adult dugong (AD) and baby dugong (BD) was carried out. The dugong’s physiological values were examined by patient monitor. The results showed that heart beat rates of baby dugong (87.11+8.70 per minute) was higher than in adult dugong (45.73+4.10 per minute), but no significant difference was observed on the respiration rates between baby dugong (12.89+3.08 per minute) and adult dugong (10.11+3.44 per minute). The body temperature of baby dugong (29.26+0.77oC) was lower than that of adult dugong (31.42 + 0.41) oC. Regular heart beat rhythms was detected on Lead I, II, and III of ECG of both in baby and adult dugong. The ECG values of baby dugong was higher on voltages and shorter in duration (p<0.05) as compared than those of adult dugong. The axis values in adult dugong showed a position more on the right by (+ 90o)–(- 135o) with mean electricity axis (MEA) of +157,5o compared than axis value in baby dugong which appeared to be more on the left by (-32.7o)–(-76.7o) with mean MEA of -54.7o. The differences in cardiorespiration and body temperature values between adult dugong and baby dugong appeared to be due to differences in ages of the mammal, especially related with the differences on the metabolic rate and anatomical growth.
NILAI NORMAL ELEKTROKARDIOGRAM, FREKUENSI JANTUNG, RESPIRASI DAN SUHU TUBUH DUGONG DUGON NORMAL VALUES OF ELECTROCARDIOGRAM, HEART RATE, RESPIRATION RATE AND BODY TEMPERATURE OF DUGONG DUGON Agik Suprayogi; Sumitro -; Linda Tjhin; Rika Sudranto; Huda Salahudin Darusman
Jurnal Veteriner Vol 8 No 1 (2007)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dugong dugon yang merupakan mamalia laut, terdaftar sebagai spesies langka yang dilindungi. Sampai saat ini, belum banyak laporan yang tersedia tentang nilai fisiologis normal dari mamalia ini, sehingga menyulitkan dokter hewan dalam memeriksa dan mendiagnosis penyakit pada hewan ini. Oleh karena itu dilakukan studi tentang nilai normal elektrokardiogram (EKG), frekuensi jantung, respirasi, dan suhu tubuh dari seekor Dugong dugon dengan menggunakan alat pemantau pasien (Patient monitor). Parameter yang diukur adalah frekuensi jantung, respirasi, suhu tubuh, dan nilai EKG: gelombang P, komplek QRS, interval PR, interval QT, dan mean electricity axis (MEA). Hasil perekaman menunjukkan bahwa nilai normal frekuensi jantung, respirasi dan suhu tubuh berturut-turut adalah (45,73+4,10) denyut/menit, (10,11+3,44) inspirasi/menit, dan (31,42+0,41)0C. Tidak ada perbedaan yang nyata antara nilai EKG normal pada hantaran I (dada kanan) dan hantaran II. Sementara itu, pada hantaran III menunjukkan nilai voltase yang isoelektris (0 mV). Pada Lead II, gelombang P menunjukkan durasi (0,05+0,02) detik dengan voltase (0,03+0,01) mV, gelombang R menunjukkan voltase (0,07+0,02) mv dengan durasi QRS komplek (0,06+0,01) detik, interval PR (0,26+0,01) detik, interval QT (0,21+0,11) detik, axis jantung (MEA: +90 sampai -135 ) condong ke kanan, dengan irama jantung reguler. Nilai normal Dugong dugon ini menunjukkan karakteristik yang spesifik dibanding nilai normal pada anjing, hal ini mungkin karena adana perbedaan ekologis, struktur anatomi, dan ketebalan dinding thoraks pada kedua hewan tersebut.