Delvis Agusman
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Starter Ragi dalam Proses Pembentukan Biogas Limbah Buah Delvis Agusman; Rifky Rifky; Ario Kilat Buono
Prosiding Seminar Nasional Teknoka Vol 2 (2017): Prosiding Seminar Nasional Teknoka ke - 2
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.552 KB)

Abstract

Pemanfaatan limbah buah-buahan sebagai bahanbaku yang menggunakan ragi dan tidak menggunakan ragi dengan kapasitas 15 kg dan proses fermentasi selama 21 hari dilakukan 5 tahap pengujian dan 2 tahap pengujian menggunakan gas analyzer untuk mengetahui hasil proses fermentasi. Selama 5 tahap pengujian hanya 2 tahap pengujian saja yang menggunakan manometer U untuk melihat tekanan dari proses fermentasi dengan melihat ketinggian air. Pengujian pertama gas analyzer yang menggunakan ragi hasil dari karbon di oksida (CO2) 65,7 % dan gas metan (CH4) 7,2 %, sedangkan pada pengujian kedua yang tidak menggunakan ragi hasil dari karbon dioksida (CO2) 76,3 % dan gas metan (CH4) 9,9 %. Kandungan karbon dioksida (CO2) yang terlalu tinggi tidak mengakibatkan gas buang yang dihasilkan dari proses fermentasi buah-buahan tidak dapat melakukan proses pembakaran.
Penyusunan SOP untuk Mengatasi Kemugkinan NOT-GO Produkdi PT. CP Delvis Agusman; Metasilani Metasilani
Prosiding Seminar Nasional Teknoka Vol 1 (2016): Prosiding Seminar Nasional Teknoka ke - 1
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.116 KB)

Abstract

Sistem Tata Kerja atau Standard Operating Procedure (SOP), berfungsi untuk memberikan acuan bagi pekerja dalam melaksanakan proses produksi, sehingga meningkatkan produktivitas kerja yang ditandai dengan semakin rendah tingkat keluhan pelanggan terhadap produk Not-Go yang dihasilkan. SOP membuat setiap prosedur kerja memiliki acuan yang jelas, sehingga produk yang dihasilkan, tidak tergantung kepada personil dalam memenuhi standar produk, tapi sangat bergantung kepada sistem. Setiap personil yang terlbat dalam setiap lini produksi, melaksanakan aktifitasnya dengan lebih tepat sasaran sehingga target zero defect dapat dicapai. Hal ini bisa terlaksana karena, setiap lini produksi bertanggungjawab terhadap bagian kerja mereka sesuai SOP yang telah ditetapkan.