Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL KOPRA BAGI MASYARAKAT RT 003 DAN RT 004 DESA SUNGAI AWAN KANAN KABUPATEN KETAPANG DALAM RANGKA PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA Helanianto Helanianto; Nely Kurnila

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.36 KB) | DOI: 10.35891/tp.v8i1.532

Abstract

Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan dan berhaluan agraris sangat perlu meningkatkan produktifitas kopra untuk menunjang komoditi lainnya seperti industri minyak nabati, industri sabun sebagai produk turunan, dan lain-lain. Dimana menurut data statistik nasional menunjukan adanya peningkatan konsumsi produk terkait sebesar 5.5% per tahun dengan angka laju produksi sebesar 4.47% per tahun. Peningkatan kebutuhan tersebut tentu perlu dibarengi juga dengan dukungan teknologi pengolahan dasar yang bisa menunjang kapasitas dan umur produk untuk bisa disimpan lebih lama dipenampungan. Kebanyakan masyarakat kita hingga saat ini masih melakukan teknik pengeringan kopra secara konvensional, dimana faktor alam menjadi bagian masalah untuk menghasilkan kapasitas kopra yang lebih banyak. Selain itu dampak buruknya adalah kemampuan kopra dalam umur simpan menjadi lebih pendek dikarenakan tingkat kelembaban udara. Adapun metode yang diterapkan dalam penanganan masalah yang dihadapi masyarakat setempat adalah dengan penerapan/transfer (Ipteks) berupa pemanfaatan teknologi pengeringan dengan jenis yang lebih modern, dimana masyarakat dipersiapkan untuk alih teknologi agar kopra yang diproduksi tidak terbatas oleh kondisi cuaca dan bisa berproduksi lebih maksimal. Ada empat tahapan yang akan dilalui dalam kegiatan transfer Ipteks; sosialisasi program penerapan ipteks bagi masyarakat, pembinaan dan pengembangan usaha kopra, aplikasi alih teknologi, pembuatan kopra. Pembinaan dan pengembangan usaha kecil kopra yang digerakan ini mempunyai kapasitas 30-50 kg kelapa dalam waktu pengeringan 5 jam untuk satu kali produksi. Dengan ketersediaan dua buah alat maka bisa meningkatkan kapasitas hingga 100 kg kelapa siap olah sehingga bisa dicapai produksi sebesar 3 ton dalam satu bulan bergantung ketersediaan hasil kebun masyarakat.
Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Masalah untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar Mahasiswa Firmanilah Kamil; Saima Putrini R Harahap; Nely Kurnila
Jurnal Suluh Pendidikan Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas HKBP Nom- mensen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36655/jsp.v10i2.783

Abstract

Peserta didik merupakan pelaksana dari proses pembelajaran yang memiliki beberapa faktor pendukung bagi ketercapaian tujuan pembelajaran. Faktor yang berasal dari peserta didik adalah motivasi, daya intelegensi, dan konsentrasi. Dari ketiga faktor tersebut motivasi seringkali menjadi aspek yang paling diabaikan dari strategi pembelajaran. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis masalah dirasa mampu menumbuhkan motivasi belajar. Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah salah satu model pembelajaran yang dalam prosesnya memuat kaidah-kaidah keilmuan, mulai dari pengumpulan data dengan observasi, menanya, melakukan eksperimen, mengolah informasi atau data, hingga mengomunikasikan dengan tujuan memberikan ruang pada peserta didik secara luas untuk melakukan eksplorasi dan elaborasi materi pembelajaran, serta mampu mengaktualisasikan kemampuan melalui kegiatan pembelajaran yang telah dirancang oleh pendidik. Artikel ini berisi uraian kegiatan pembelajaran pada mahasiswa dengan tujuan memberikan pemaparan mengenai tahapan pendekatan saintifik berbasis masalah dalam menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa. Pembelajaran Mekanika Tanah dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Masalah dapat dilakukan dengan dan tanpa kegiatan praktikum. Meski tanpa praktikum, tahapan yang dilakukan tetap mengacu pada lima tahapan dasar yakni mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasi. Kegiatan pemberian masalah dapat dilakukan pada tahap mengamati, menggali informasi, atau pada kegiatan diskusi tambahan setelah tahap mengkomunikasi.