Mayoritas penduduk Desa Bantal bekerja sebagai petani perkebunan dengan presentase 32,63% dan presentase luas perkebunan untuk tanaman tebu 87%. Petani tebu Desa Bantal telah bekerjasama dengan pabrik gula Asembagus dalam waktu yang cukup lama karena jarak antara Desa Bantal dan pabrik gula Asembagus yang cukup dekat yaitu 7 km. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana model tataniaga tebu, biaya transaksi pada setiap model tataniaga, dan efisiensi model tataniaga pada setiap model tataniaga yang ada di Desa Bantal Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekriptif kualitatif dan kuantitatif dengan menghitung margin tataniaga dan rasio keuntungan dengan memasukkan biaya transaksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga model tataniaga tebu di Desa Bantal Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo yaitu: 1) Petani tebu menjual tebu ke pabrik gula; 2) Petani tebu menjual tebu ke pabrik gula melalui kelompok tani/pemborong tebu; 3) Petani tebu menjual tebu ke pedagang tebu. Model tataniaga dua memiliki jumlah biaya transaksi terbesar dari model tataniaga satu dan model tataniaga tiga. Sedangkan hasil analisis efisiensi dengan menghitung margin tataniaga dan rasio keuntungan menjelaskan bahwa model tataniaga satu merupakan model tataniaga yang paling efisien.