Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HERMENEUTIKA QURAN REFORMIS Ayis Mukholik
At-Tafkir Vol 9 No 1 (2016): AT-TAFKIR: Jurnal Pendidikan, Hukum dan Sosial Keagamaan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini memiliki tiga kata kunci yang menjadi pokok kajian, yaitu Metodologi Quran Reformis, Biografi Penyusun Quran Reformis dan makna Islam dalam Quran Reformis. Terdapat kelompok muslim progresif, mereka adalah Edip Yuksel, Layth Saleh al-Shaiban dan Martha Schulte-Nafeh yang menggagas Qur’ān: A Reformist Translation. Karya unik ini berupaya memecahkan persoalan yang dihadapi Islam tersebut dengan menggabungkan antara pemikiran kontemporer dan tekstualitas al-Qur’ān. Mereka mempunyai orientasi yang searah dalam hal pembaharuan Islam. Hidup di dunia kontemporer dan sering bersinggungan dengan isu-isu Barat, mengarahkan pemikirannya banyak merespon realitas modern dan berusaha untuk mendialogkan antara Islam dan Barat.Mereka memberikan paradigma baru tentang pendekatan yang digunakan untuk menafsirkan al-Quran yaitu Cross-reference (referensi silang terhadap Bible). Mereka membuka peluang terhadap Bible (Kitab Samawi) untuk digunakan sebagai salah satu hujjah yang mempunyai otoritas dalam kegiatan interpretasi. Hal ini bertujuan agar al-Quran tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat Islam secara internal, namun agar dibaca oleh penganut agama lainnya. Hal ini dapat membuka kran dialogis dan inklusif. Salah satu implementasi produk tafsir mereka tentang islam adalah, islam merupakan sebuah konsep tentang mindset dan tindakan. Orang dengan agama dan aliran apapun selama mereka masih mendedikasikan diri kepada Tuhan, percaya kepada hari akhir, dan berbuat kebaikan, maka mereka layak untuk disebut sebagai muslim. Dengan paradigma seperti ini maka mereka dengan tegas membuka kembali tabu keagamaan yang semula eksklusif dan sektarian, menjadi inklusif dan pluralis.
Emha Ainun Nadjib dan Reaktualisasi Dakwah di Perkotaan: Studi pada Komunitas Maiyah Kenduri Cinta Jakarta Ayis Mukholik
Al-Jamahiria : Jurnal Komunikasi dan Dakwah Islam Vol. 3 No. 1 (2025): January-June 2025
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/al-jamahiria.v3i1.9587

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi perkembangan dakwah Emha Ainun Nadjib dalam konteks Indonesia kontemporer, dengan fokus pada forum Maiyah Kenduri Cinta sebagai media utama dakwahnya. Kajian ini menitikberatkan pada kolaborasi antara dua pola dakwah, yakni dakwah kultural dan dakwah dinamis. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif etnografis, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung pada kegiatan Maiyah Kenduri Cinta Jakarta serta analisis dokumentasi dari situs resmi caknun.com. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Emha Ainun Nadjib berhasil membentuk pola dakwah kolaboratif yang relevan dan kontekstual, yaitu dakwah kultural yang menekankan pada ekspresi seni, seperti selawat, zikir, doa, dan musik; serta dakwah dinamis yang berbasis pada tadabur ayat dan diskusi reflektif. Pola ini mampu memadukan nuansa spiritual dan intelektual secara harmonis, mendorong keterlibatan aktif dari masyarakat, serta memperkuat inklusivitas dakwah. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoretis dan praktis bagi pengembangan model dakwah transformatif yang adaptif terhadap dinamika masyarakat urban Indonesia masa kini.   This study aims to explore the development of Emha Ainun Nadjib’s da'wah in contemporary Indonesia, focusing on the Maiyah Kenduri Cinta forum as his primary medium of religious communication. The research emphasizes the integration of two distinct da'wah models: cultural da'wah and dynamic da'wah. Employing a qualitative ethnographic approach, data were collected through direct observation of the Maiyah Kenduri Cinta gatherings in Jakarta and document analysis from the official website caknun.com. The findings reveal that Emha Ainun Nadjib has successfully developed a collaborative da'wah pattern that is contextually relevant to Indonesia’s contemporary socio-religious landscape. The cultural da'wah model incorporates artistic expressions such as shalawat, dhikr, prayer, and music, while the dynamic model involves reflective interpretation of Qur’anic verses (tadabbur) and interactive discussions. This integrative approach harmonizes spiritual and intellectual dimensions, fosters inclusive community engagement, and provides practical solutions for broader audiences. This study contributes new insights into collaborative da'wah models and offers inspiration for the development of transformative Islamic communication strategies in urban Indonesian settings.