- Sukartini
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Uji Daya Gabung dan Tipe Aksi Gen pada Buah Pepaya Sukartini, -; Budiyanti, Tri
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 2 (2009): Juni 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui daya gabung umum dan daya gabung khusus, efek dayagabung umum, dan tipe aksi gen pada karakter berat buah, rasio panjang/diameter buah, tebal daging buah, dan nilaipadatan total terlarut (PTT) buah pepaya. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Sumani Balai Penelitian TanamanBuah Tropika Solok pada bulan Januari sampai Desember 2002. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acakkelompok, dengan 2 hibrida F1 sebagai perlakuan dan ulangan sebanyak 7 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwapada karakter berat buah, tebal daging buah, dan nilai PTT, penampilan hibrida pepaya dapat diramalkan berdasarkandaya gabung umum. Tipe aksi gen yang mempengaruhi karakter berat buah adalah aditif dan dominan lebih. Sedangkanpada karakter tebal daging buah dan nilai PTT dipengaruhi oleh aksi gen dominan. Varietas Wonosobo dapat digunakanuntuk perakitan hibrida pepaya dengan buah yang lebih berat dan daging buah tebal. Selain itu, untuk memperolehhibrida pepaya yang mempunyai rasa manis dapat digunakan varietas Meksiko.ABSTRACT. Sukartini and T. Budiyanti. 2009. Combining Capacity Test and Gene Action Type of PapayaFruit. The aims of this research was to know the general and specific combining capacity, the effect of generalcombining capacity, and gene action type of fruit weight, length/diameter fruits ratio, flesh thickness, and totalsolube solid (TSS) value. The research was done at Sumani Research Station of Indonesian Tropical Fruit ResearchInstitute from January until December 2002. Randomized block design was used which 2 F1 hybrids as treatmentand 7 replications. The results showed that characters of fruit weight, flesh thickness, TSS value, and appearance ofpapaya hybrid could be forecasted base on general combining capacity. Gene action type which influence fruit weightwere additive and over dominant. However, flesh thickness and TSS value characters were influenced by dominantgene action. Wonosobo variety could be used to develop new variety with more fruit weight and flesh thickness onpapaya hybrid. Whereas Mexico variety could be used to obtain sweet taste papaya hybrid.
Efek Heterosis dan Heritabilitas pada Komponen Ukuran Buah Pepaya F1 Sukartini, -; Budiyanti, Tri; Sutanto, Agus
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 3 (2009): September 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah pepaya sebagai sumber vitamin, ketersediaannya dalam bentuk yang sesuai dengan permintaanmerupakan salah satu tujuan pemuliaan tanaman pepaya. Tujuan penelitian adalah mengetahui efek heterosis danheritabilitas pada komponen ukuran buah pepaya F1. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Aripan, Balai PenelitianTanaman Buah Tropika, Solok dari bulan Januari 2003 sampai Desember 2004. Rancangan percobaan yang digunakanadalah acak kelompok dengan 5 perlakuan genotip tetua, yaitu Semangko-01, Meksiko-01, Py-Rif- 90, Solo-01, danSmn-01 dengan 4 ulangan. Untuk memperkecil bias, data diambil dari 3 tanaman contoh/perlakuan/ulangan. Penelitiandilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap I (tahun 2003) dilakukan penanaman 5 tetua sampai panen dan tahap II (tahun2004) dilakukan penanaman 10 F1 sampai panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai heterosis pada F1 yangberbeda menurut uji t 5% diakibatkan oleh aksi gen dominan negatif tidak sempurna dan dominan positif tidaksempurna. Nilai heritabilitas dalam arti luas untuk karakter bobot, panjang, dan lingkar buah berturut-turut adalah0,92 g, 0,91 cm, dan 0,75 cm. Tetua Semangko-01 yang mempunyai ukuran buah tergolong besar dan Py-Rif-90dengan ukuran buah tergolong kecil dapat digunakan untuk pembentukan hibrida dengan bobot, panjang, dan lingkarbuah yang berukuran sedang (konsumsi keluarga kecil).ABSTRACT. Sukartini, T. Budiyanti, and A. Sutanto. 2009. Heterosis Effect and Heritability on Fruit SizeComponents of F1 Papaya. The objectives of this study were to determine effect of heterosis and heritability of fruitcharacters of F1 papaya. The research was conducted at Aripan Field Station of Indonesian Tropical Fruits ResearchInstitute from January 2003 until December 2004. A randomized block design was used in this research where thetreatments was the genotypes, namely Semangko-01, Mexico-01, Py-Rif- 90, Solo-01, and Smn-01, with 4 replicationsand 3 samples of papaya plant/treatment/replication. The research was done in to 2 steps: first step (2003) 5 parents wasplanted until harvest and second step (2004) 10 F1 was planted until harvest. The results showed that heterosis valuesin F1 population showed significant different at 5% level of t test due to the negative and positive partial dominancegene action. In general, heritability for weight, length, and circumference of fruit characters were 0.92, 0.91, and0.75 respectively. Parental Semangko-01 with big size of fruit and Py-Rif-90 with small size of fruit can be used togenerate hybrid with medium size of weight, length, and circumference for small family consumption.
Pengelompokan dan Jarak Genetik Plasma Nutfah Nenas Berdasarkan Karakter Morfologi Hadiati, Sri; Yuianti, Sri; Sukartini, -
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 3 (2009): September 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman nenas merupakan tanaman yang dapat diperbanyak secara vegetatif. Secara genetik tanamannenas mempunyai keragaman yang tinggi. Penelitian bertujuan untuk menentukan pengelompokan dan jarak genetikantar-aksesi nenas berdasarkan karakter morfologi. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika,Solok mulai bulan Januari 2005 sampai Desember 2006. Karakterisasi dilakukan terhadap 5 tanaman contoh darisetiap aksesi nenas menggunakan pedoman karakterisasi descriptor list of pineapple (IBPGR 1991). Data hasilkarakterisasi dianalisis dengan program biodiversity profesional version 2.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwadari 83 aksesi dapat dikelompokkan menjadi 12 kelompok pada kemiripan genetik 75%. Untuk meningkatkan efisiensidan mempermudah pemeliharaan koleksi plasma nutfah, maka aksesi-aksesi yang mempunyai kemiripan genetik93,33% atau jarak genetik 0,07 dapat dipilih salah satu di antaranya untuk mewakili kelompoknya. Di samping itu,hasil penelitian juga bermanfaat untuk perakitan nenas tahan terhadap penyakit. Ananas bracteatus, A. bracteatusvariegata, dan A. lucidus dapat disilangkan dengan A. comosus.ABSTRACT. Hadiati, S., S. Yulianti, and Sukartini. 2009. Clustering and Genetic Distance of Some PineapplesGermplasm Collection Based on Morphological Characters. Pineapple is vegetatively propagated crop. However,the crop has high genetical variability. The objective of the study was clustering and determine the genetic distanceof inter-accessions of pineapples based on morphological characters. The research was conducted at the Aripan FieldStation of Indonesian Tropical Fruits Research Institute from January 2005 until December 2006. Five plants of eachpineapple accession were selected as samples for characterization using descriptor list of pineapple characterizationguidelines (IBPGR 1991). The data obtained from characterization were analyzed using profesional biodiversityprogram version 2.0. The results showed that from 83 accessions tested, 12 clusters were obtained at 75% of geneticsimilarity. For easy and efficient maintenance of germplasm collection, one of the accessions with genetic similarityof 93.33% or genetic distance of 0.07 can be choosen as a representative among the group. In addition, these resultsare useful also for pathogen resistance breeding, such as A. bracteatus, A. bracteatus variegata, and A. lucidus canbe crossed with A. comosus.
Analisis Jarak Genetik dan Kekerabatan Aksesi-aksesi Pisang berdasarkan Primer Random Amplified Polymorphic DNA Sukartini, -
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 3 (2008): September 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor pada bulan Oktober 2000. Tujuan penelitian adalah mengetahui jarak genetik dan kekerabatan 26 aksesi pisang berdasarkan primer RAPD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien kemiripan genetik antara 26 aksesi pisang berkisar antara 0,452-0,976 atau jarak genetik 0,548-0,024. Genom A dan B berbeda klaster pada koefisien kemiripan genetik 0,80 atau jarak genetik 0,20, kecuali pada aksesi Ampyang (AAA), Nangka (AAB), Cici Kuning (AA), dan Sililit (AAB). Zuriat-zuriat dengan keragaman karakter yang tinggi diperoleh dari persilangan antaraksesi Cici Kuning (AA) dengan Klutuk (BB) atau Cici Kuning dengan Klutuk Wulung (BB). Primer RAPD dapat digunakan untuk tujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan ketepatan identifikasi varietas pada program pemuliaan pisang.ABSTRACT. Sukartini. 2008. Analysis of Genetic Distance and Relationship of Banana Based on RAPD Primers. The research was conducted at Indonesian Biotechnology Research Institute for Estate Crops, Bogor, in October 2000. The research objective was to determine the genetic distance and relationship among 26 banana accessions based on RAPD. The results showed that the genetic distance was between 0.548-0.024. A and B genome were different cluster with genetic similarity coeffisient of 0.80 or genetic distance 0.20. Zuriates with high characters variability could be found from crossing of Cici Kuning (AA) with Klutuk (BB) or Cici Kuning with Klutuk Wulung (BB). RAPD primers could be used to increase efficiency and effectivity as well as precise variety identification in banana breeding.
Pengelompokan Aksesi Pisang Menggunakan Karakter Morfologi IPGRI Sukartini, -
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 1 (2007): Maret 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Penelitian dilaksanakan di Kebun Raya Purwodadi Pasuruan dan Kebun Percobaan Sumani dan Aripan Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok, pada bulan Desember 2000 sampai Juni 2001. Tujuan penelitian mengetahui jarak genetik dan hubungan kekerabatan aksesi pisang. Bahan penelitian adalah 26 aksesi pisang. Kegiatan identifikasi dilakukan terhadap 35 karakter yang terdiri dari 28 karakter kualitatif dan 7 karakter kuantitatif berdasar descriptor for banana IPGRI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesi pisang kepok Putih dan kepok Kuning mempunyai jarak genetik terkecil 0,0588 dengan kemiripan karakter morfologi paling banyak, yaitu 94,1176%. Sedangkan jarak genetik terbesar terdapat pada klaster aksesi pisang Monyet dengan semua pisang lainnya, yaitu sebesar 0,17 dengan kemiripan sifat morfologi paling sedikit, 83,1169%. Pisang Monyet dapat digunakan sebagai salah satu tetua untuk memperoleh variasi genetik yang lebih besar. Pisang kepok Putih dan kepok Kuning hampir mirip sehingga untuk efisiensi koleksi plasma nutfah tanaman pisang dapat dipilih salah satu.ABSTRACT. Sukartini. 2007. IPGRI Morphology Characters for Clustering of Musa spp. Accessions. The research was conducted at Purwodadi Botanical Garden Pasuruan, Sumani and Aripan Field Station of Indonesian Tropical Fruits Research Institute on December 2000-June 2001. The research objective was to know the genetic distance and relationship among the 26 banana accessions. The research material covered 26 banana accessions. Identification activity was done toward 35 characters constitute of 28 qualitative and 7 quantitative characters based on descriptor for banana IPGRI. The results showed that kepok Putih and kepok Kuning banana accession have the lowest genetic distance i.e. 0.0588 with the most maximum similar morphology characters of 94.1176%. Meanwhile, the highest genetic distance i.e. 0.17, was showed by banana Monyet cluster againt other banana accession with the minimum similarity morphological characters 83.1169%. Banana Monyet is better to be used as parental to obtain higher genetic variation. Banana kepok Putih and kepok Kuning could be chosen either one for efficiency on germplasm maintenance.
Pengelompokan Aksesi Pisang Menggunakan Karakter Morfologi IPGRI - Sukartini
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 1 (2007): Maret 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v17n1.2007.p%p

Abstract

ABSTRAK. Penelitian dilaksanakan di Kebun Raya Purwodadi Pasuruan dan Kebun Percobaan Sumani dan Aripan Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok, pada bulan Desember 2000 sampai Juni 2001. Tujuan penelitian mengetahui jarak genetik dan hubungan kekerabatan aksesi pisang. Bahan penelitian adalah 26 aksesi pisang. Kegiatan identifikasi dilakukan terhadap 35 karakter yang terdiri dari 28 karakter kualitatif dan 7 karakter kuantitatif berdasar descriptor for banana IPGRI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesi pisang kepok Putih dan kepok Kuning mempunyai jarak genetik terkecil 0,0588 dengan kemiripan karakter morfologi paling banyak, yaitu 94,1176%. Sedangkan jarak genetik terbesar terdapat pada klaster aksesi pisang Monyet dengan semua pisang lainnya, yaitu sebesar 0,17 dengan kemiripan sifat morfologi paling sedikit, 83,1169%. Pisang Monyet dapat digunakan sebagai salah satu tetua untuk memperoleh variasi genetik yang lebih besar. Pisang kepok Putih dan kepok Kuning hampir mirip sehingga untuk efisiensi koleksi plasma nutfah tanaman pisang dapat dipilih salah satu.ABSTRACT. Sukartini. 2007. IPGRI Morphology Characters for Clustering of Musa spp. Accessions. The research was conducted at Purwodadi Botanical Garden Pasuruan, Sumani and Aripan Field Station of Indonesian Tropical Fruits Research Institute on December 2000-June 2001. The research objective was to know the genetic distance and relationship among the 26 banana accessions. The research material covered 26 banana accessions. Identification activity was done toward 35 characters constitute of 28 qualitative and 7 quantitative characters based on descriptor for banana IPGRI. The results showed that kepok Putih and kepok Kuning banana accession have the lowest genetic distance i.e. 0.0588 with the most maximum similar morphology characters of 94.1176%. Meanwhile, the highest genetic distance i.e. 0.17, was showed by banana Monyet cluster againt other banana accession with the minimum similarity morphological characters 83.1169%. Banana Monyet is better to be used as parental to obtain higher genetic variation. Banana kepok Putih and kepok Kuning could be chosen either one for efficiency on germplasm maintenance.
Analisis Jarak Genetik dan Kekerabatan Aksesi-aksesi Pisang berdasarkan Primer Random Amplified Polymorphic DNA - Sukartini
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 3 (2008): September 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v18n3.2008.p%p

Abstract

ABSTRAK. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor pada bulan Oktober 2000. Tujuan penelitian adalah mengetahui jarak genetik dan kekerabatan 26 aksesi pisang berdasarkan primer RAPD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien kemiripan genetik antara 26 aksesi pisang berkisar antara 0,452-0,976 atau jarak genetik 0,548-0,024. Genom A dan B berbeda klaster pada koefisien kemiripan genetik 0,80 atau jarak genetik 0,20, kecuali pada aksesi Ampyang (AAA), Nangka (AAB), Cici Kuning (AA), dan Sililit (AAB). Zuriat-zuriat dengan keragaman karakter yang tinggi diperoleh dari persilangan antaraksesi Cici Kuning (AA) dengan Klutuk (BB) atau Cici Kuning dengan Klutuk Wulung (BB). Primer RAPD dapat digunakan untuk tujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan ketepatan identifikasi varietas pada program pemuliaan pisang.ABSTRACT. Sukartini. 2008. Analysis of Genetic Distance and Relationship of Banana Based on RAPD Primers. The research was conducted at Indonesian Biotechnology Research Institute for Estate Crops, Bogor, in October 2000. The research objective was to determine the genetic distance and relationship among 26 banana accessions based on RAPD. The results showed that the genetic distance was between 0.548-0.024. A and B genome were different cluster with genetic similarity coeffisient of 0.80 or genetic distance 0.20. Zuriates with high characters variability could be found from crossing of Cici Kuning (AA) with Klutuk (BB) or Cici Kuning with Klutuk Wulung (BB). RAPD primers could be used to increase efficiency and effectivity as well as precise variety identification in banana breeding.