Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENDEKATAN LINGUISTIK SINKRONIS DAN DIAKRONIS PADA BEBERAPA DIALEK MELAYU: PEMIKIRAN KRITIS ATAS SEJARAH BAHASA MELAYU Sukesti, Restu
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 15, No 1 (2015): Volume 15, Nomor 1, April 2015
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/bs_jpbsp.v15i1.798

Abstract

AbstrakPerdebatan tentang asal usul bahasa Indonesia masih terus berlangsung. Untuk membuktikan pendapat mana yang paling tepat, haruslah dibuktikan secara ilmiah akademik. Untuk menjawab masalah itu, tulisan ini berupaya untuk menganalisis asal bahasa Melayu yang menjadi cikal bakal bahasa Indonesia secara linguistik. Caranya ialah membandingkan bahasa Indonesia dengan dialek Malayu Menado dan Melayu Ambon, yang dianalisis secara sinkronis dan diakronis. Dalam penganalisisan itu digunakan metode distribusional dengan membandingkan bahasa Indonesia dengan dialek Melayu Menado dan dialek Melayu Ambon. Hal yang diperbandingkan dalam domain sinkronis ialah aspek fonologis, morfologis, dan sintaktis; dalam domain diakronis ialah aspek linguistik dan aspek ekstralinguistik. Hasil yang diperoleh ialah bahasa Melayu yang menjadi cikal bakal bahasa Indonesia bukan merupakan dialek Melayu. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat jati diri bahasa Indonesia, baik dari segi linguistik maupun politik.Kata-kata kunci : sinkronis, diakronis, dialek, pijin, kreol AbstractThe debate about the origin of Indonesian is still ongoing. To prove the most appropriate statement, the statement must be tested academic scientifically. To answer that problem, this paper seeks to analyze the origin of the Malay language that becomes the forerunner Indonesian language linguistically. The analysis is carried out by comparing Indonesian language with Manado Malay dialect and Malay Ambon, which is analyzed synchronically and diachronically. In analyzing that problem, the distributional method is used to compare the Indonesian with Manado Malay dialect and Ambonese Malay dialect. The comparability in synchronous domain is phonological, morphological, and syntactic aspects; in diachronic domain linguistic and extra-linguistic aspects are compared. The results obtained is Malay language becomes the forerunner of Indonesian and it is not a Malay dialect. Thus, the results of this study are expected to strengthen Indonesian language identity, both in terms of linguistic and political aspect.Keywords: Synchronic, diachronic, dialect, pidgin, creole
PERSONA KEDUA DALAM BAHASA JAWA : KAJIAN SOSIO INGUISTIK Restu Sukesti
Humaniora Vol 12, No 3 (2000)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.117 KB) | DOI: 10.22146/jh.701

Abstract

Dalam komunikasi tersebut sering digunakan alat untuk menyebut pihak 0 1 , 02 , dan 03 . Salah satu alat itu ialah pronomina . Pronomina berfungsi menggantikan nomina pada yang dimaksud dalem tuturan (Kridalaksana, 1984 :138) . Pronomina pengganti 01 , dalam bahasa Indonesia, antara lain, saya, kami ; pengganti 02 , antara lain, kamu, ands, kalian ; pengganti 0 1 clan 02 ialah kita ; dan pengganti 03 ialah dia, ia, mereka (Alwi, 1998 :249). Namun, alat untuk menyebut pihak 0 1 , 02 , atau 03 tersebut dapat berwujud bukan hanya kata ganti (pronomina), tetapi dapat juga berwujud nama diri, nama panggilan, nama kedudukan, atau nama gelar, sejauh kata-kata itu untuk mengacu pihak 0 1 , 0 2 , atau 03 .
Tema-Rema dalam Bahasa Jawa Ngoko Dialek Basnyumas: Kajian Penataan Organisasi Informasi Restu Sukesti
Humaniora Vol 23, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2092.136 KB) | DOI: 10.22146/jh.1024

Abstract

Theme-rheme is a construction that different from subject-predicate pattern. Theme-rheme refers to organization order of information and subject-predicate refers to grammatical structure pattern. Aspects in organization of information are information status, information urgency, and information structure. The information status discusses about old and new information; information urgency discusses about more or less important information; and information structure discusses about flowing pattern in a discourse. Those three aspects are interrelated in forming information organization order.
ASPEK SUPRAGSEMENTAL SEBAGAI PENDUKUNG KONSTRUKSI TEMA-REMA DALAM BAHASA JAWA BANYUMAS Restu Sukesti
Kadera Bahasa Vol 9, No 2 (2017): Kadera Bahasa
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.507 KB) | DOI: 10.47541/kaba.v9i2.6

Abstract

Theme-rheme construction is a part of the universality language in the world. The most important aspect as thesupporter of theme-rheme construction is suprasegmental aspect, which is intonation role. With that intonation role,theme-rheme unsure and variation can be determined. In a theme-rheme construction research in Javanese-Banyumas,based on intonation role research, found that there is unique characteristic of theme, rheme, and supplement unsure. It isfound that there are six theme-rheme construction roles in Javanese-Banyumas, based on the intonation role as well.Moreover, five of those six roles can change into another role because of intonation role changing. Thus, suprasegmentalaspect has huge influence to the theme-rheme construction. AbstrakKonstruksi tema-rema merupakan salah satu ciri keuniversalan bahasa-bahasa di dunia. Aspek yangterpenting sebagai pendukung konstruksi tema-rema ialah aspek suprasegmental, yaitu pola intonasi.Dengan pola intonasi tersebut, unsur-unsur dan variasi konstruksi tema-rema dapat ditentukan. Dalamkajian konstruksi tema-rema dalam bahasa Jawa Banyumas, berdasarkan kajian pola intonasinya,ditemukan kekhasan unsur tema, rema, dan suplemen. Berdasarkan pola intonasi itu pula, dalambahasa Jawa Banyumas ditemukan enam pola konstruksi tema-rema. Lima di antara enam pola tersebutdapat berubah menjadi pola lain karena perubahan pola intonasinya. Dengan demikian, aspeksuprasegmental sangat berpengaruh terhadap konstruksi tema-rema.
Tim Redaksi Restu Sukesti
Widyaparwa Vol 46, No 2 (2018)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1726.748 KB)

Abstract

CARA PANDANG TERHADAP WANITA PADA PEMAKAIAN BAHASA DALAM MAJALAH PRIA DAN MAJALAH WANITA (PERSPECTIVE TOWARD WOMAN ON LANGUAGE USE IN MAN MAGAZINE AND WOMAN MAGAZINE) Restu Sukesti
Widyaparwa Vol 43, No 2 (2015)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.56 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v43i2.115

Abstract

Pria dan wanita memiliki cara pandang yang berbeda terhadap wanita. Perbedaan itu dapat tercermin pada majalah yang mengidentikkan dirinya sebagai majalah pria dan majalah wanita. Apa perbedaannya dan apa pembedanya akan dikaji dalam tulisan ini. Kajian yang bersifat sosiolinguistik dan bermetodologi deskriptif kualitatif ini berusaha menjabarkan kemampuan bahasa untuk mengekspresikan pendapat, opini, dan keinginan mereka terhadap wanita. Hasilnya ialah ekspresi di antara pria dan wanita saling berbenturan secara signifikan. Dengan hasil itu membiaskan harapan akankah perbedaan dapat diminimalkan agar ada harmonisasi ataukah dibiarkan agar perbedaan itu tetap merupakan variasi budaya jender. Man and woman have different perspective on woman. The difference is reflected in the magazine that identifies itselves as man magazine and woman magazine. What is the difference and what is the differentiator will be studied in this paper. This sociolinguistic study with its qualitative descriptive methodology attempts to describe language ability to express woman and man opinion and desire toward women. The result is expression between man and woman collided significantly. The result refracts a hope whether distinction can be minimized so that there will be harmonization or permission so that it remains as a difference of gender cultural variation.
LANGKAH AWAL PENGKAJIAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA NOVEL INDONESIA: KEKHASAN BENTUK KALIMAT DALAM NOVEL SITI NURBAJA (A PRELIMINARY STEP IN LANGUAGE DEVELOPMENT STUDY IN INDONESIA NOVEL: THE UNIQUENESS OF SENTENCE FORM IN SITI NURBAJA NOVEL) Restu Sukesti
Widyaparwa Vol 45, No 1 (2017)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.326 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v45i1.147

Abstract

Karya sastra Indonesia, khususnya novel, mengalami perkembangan dan perubahan kekhasannya sehingga muncul periodisasi sastra. Seiring dengan itu pula, bahasa Indonesia yang digunakan pun mengalami perkembangan yang signifikan yang dapat mencerminkan kekhasan. Untuk itu, kajian perkembangan bahasa pada karya sastra, khususnya novel perlu dilakukan dengan tidak untuk melawan atau mengubah periodisasi satra yang sudah ada, tetapi untuk memberikan pendampingan warna kekhasan periodisasi sastra (novel) Indonesia. Untuk itu, sebagai langkah awal, dalam makalah ini, dengan metode deskriptif kualitatif dan dengan teori perubahan bahasa disajikan pemakaian bahasa Indonesia dalam novel Siti Nurbaja, dengan aspek kajian pada pemakaian bentuk kalimat. Pengkajian bentuk kalimat itu difokuskan pada kalimat inversi, kalimat pasif, kalimat majemuk, serta kesejajaran intrakalimat yang semuanya dianggap dominan dalam novel Siti Nurbaja dan dianggap menjadi kekhasan dalam novel tersebut. Selain itu, pada pembahasan ini juga dilihat perbandingannya dengan novel sesudahnya agar tampak ada perkembangan yang signifikan meskipun kajian ini bukan perbandingan bahasa. Hasilnya ialah ada signifikansi perbedaan yang menjadi kekhasan novel Siti Nurbaja. Dengan itu, kajian seperti ini dapat digunakan sebagai penyumbang aspek periodisasi sastra Indonesia. Indonesian literary works, especially novels, have evolved and changed their peculiarities so that the period of literature arise. Along with that, Indonesian language use also experienced a significant development that can reflect uniqueness. Therefore, the study of language development in literary works, especially novels, is necessary to be done by not to "fight" or change the existing of Indonesian literary periodization, but to provide "accompaniment" of the uniqueness of Indonesian literary periodization. For that, as the first step, this paper, with qualitative descriptive method and theory of language change, is presented the use of Indonesian language in Siti Nurbaja novel, with aspects of study on use of sentence form. The study of sentence form is focused on inversion sentence, passive sentence, compound sentence, and intra-sentence parallelism which are considered dominant in Siti Nurbaja novel and it is considered as uniqueness of the novel. In addition, the discussion is also seen its comparison with afterwards novel in order to come up the existence of significant development. Although, this study is not a comparison of language. The result shows there are significance differences that become the peculiarities of Siti Nurbaja novel. Thus, such studies can be used as contributors to the aspect of Indonesian literary periodization.