Sadariah Saragih
Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Konstelasi Golkar dan Elite dalam Politik Indonesia Pasca Pemerintahan Orde Baru Sadariah Saragih
Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 18, No 1 (2021): Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36451/j.isip.v18i1.70

Abstract

Artikel ini melaporkan hasil penelitian tentang konstelasi Golkar dan elitenya pasca-pemeritahan Orde Baru jatuh. Landasan konseptual dan teoretis yang digunakan ialah tentang fungsi partai dan sirkulasi elite politik dengan metode penelitian kualitatif deskriptif berdasarkan data primer yang bersumber dari wawancara langsung dengan petinggi Golkar dan data sekunder dari berbagai dokumen dan publikasi hasil penelitian. Hasil penelitian menujukkan pada awal setelah berakhirnya pemerintahan Orde Baru elite politik Golkar mengembangan konstelasi elite yang mengubah dari praktik otoriter ke demokratis dan bottom-up serta kolegial. Namun demikian, menjelang dan setelah Pilpres 2009 dengan masuknya pebisnis dalam Golkar, elite politik Golkar melakukan praktik transaksional dalam membangun kekuasaan baik pada tataran partai maupun pemerintahan. Kondisi ini mengganggu berjalannya fungsi rekrutmen dan pengaderan anggota serta memosisikan Golkar yang sulit bisa bernafas bila berada di luar gelanggang kekuasaan. This article discusses the constellation of Golkar and its elites after the fall of the New Order administration. The conceptual and theoretical framework used includes party functions and the circulation of political elites. This article uses descriptive qualitative research methods based on primary data sourced from direct interviews with Golkar officials and on secondary data from various documents and publications of research. The results of the study show that at the beginning after the end of the New Order administration, the political elites of Golkar developed a constellation of elites that adopted a democratic and bottom-up and collegial culture, leaving behind the authoritarian practices. However, before and after the 2009 presidential election, with the entry of several businessmen into Golkar, the Golkar political elites carried out transactional practices in building power bases both at the party and government levels. This condition interferes with the recruitment processes and puts Golkar in an awkward position when not in power
Peningkatan Pemahaman Pemilih Pemula Mengenai Pemilu di SMK Mandiri Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat Sadariah Saragih; Nazimin Saily; Indiana Ngenget; Musthofa Makhdor
Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 15, No 2 (2018): Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36451/j.isip.v15i2.18

Abstract

Pemilih pemula merupakan pemilih yang potensial untuk diraih suaranya bagi kemenangan setiap calon presiden, kepala daerah ataupun caleg yang mencalonkan diri pada pemilu. Pemilih pemula yaitu para remaja atau anak muda yang baru pertama kali akan menggunakan hak pilihnya dalam pemilu, dianggap sebagai kelompok yang belum memiliki keterikatan pada salah satu partai ataupun kelompok-kelompok kepentingan yang berafiliasi pada partai. Mengingat posisi mereka yang dianggap masih netral dan berpotensi diperebutkan oleh partai-partai dengan cara yang benar ataupun tidak dapat dibenarkan oleh UU maka sebagai lembaga pendidikan kiranya kita perlu memberikan pemahaman yang baik kepada para pemilih pemula dalam hal ini yang berada dibangku sekolah menengah atas tentang pemilu dan keberadaan mereka sebagai pemilih pemula. Materi sosialisasi antara lain berkisar pada pemahaman tentang pemilu, tujuan pemilu, posisi pemilih pemula, pelanggaran dalam pemilu seperti black campaign, money politics ataupun tentang golput. Dengan adanya sosialisasi kepada pemilih pemula diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ataupun pemahaman mereka tentang pemilu.