Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN DALAM PROGRAM “SELF CARE MANAGEMENT” PENDERITA DIABETES MELITUS Weni Sartiwi; Indah Komala Sari
Jurnal Abdimas Saintika Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v1i1.466

Abstract

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronik yang angka kejadiannya terus meningkatdari tahun ke tahun. Berdasarkan pola pertambahan penduduk seperti saat ini,diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia diatas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 jutapasien diabetes. American Diabetes Association melaporkan pada tahun 2013 angkaprevalensi diabetes di Amerika Serikat adalah 8. 3 % dari total populasi. Suatu angkayang luar biasa dan merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan khususnyaperawat.Solusi dari permasalahan ini adalah meningkatkan pengetahuan kaderkesehatan dalam program selfc care management pada penederita diabetes melitus.Kegiatan dilaksanakan di Puskesmas Andalas dengan jumlah kader yang hadir sebanyak16, peserta berperan aktif dalam kegiatan, selama kegiatan berlangsung peserta dapatmengikuti dengan baik, tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatanberlangsung. Kegiatan penyuluhan diakhiri dengan sesi tanya jawab dimana responkader cukup baik terlihat dari beberapa pertanyaan yang disampaikan kepada pemateri.Saran yang diharapkan kader bisa mensosialisasikan kepada penderita diabetes melitus.
PEMBERIAN AIR REBUSAN KUNYIT ASAM (CURCUMIN TAMARINDUS INDICA) TERHADAP INTESITAS NYERI HAID (DISMINORE) THE GIVING ACID TURMERIC BOILED WATER TO THE INTENSITY OF MENSTRUAL PAIN (DISMINORE) Weni Sartiwi; Hasrinal .,
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 3, No 1 (2020): November 2020
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v3i1.844

Abstract

ABSTRAKPada saat dan sebelum haid (menstruasi), seringkali wanita mengalami rasa tidak nyaman di perut bagian bawah. Nyeri haid (disminore) ini menyebabkan proses belajar terganggu. Ada yang meminta izin pulang dan juga ada yang meminta izin pergi ke UKS. Salah satu penanganan nyeri haid secara non farmakologi adalah dengan pemberian air rebusan kunyit asam. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian air rebusan kunyit asam terhadap intensitas nyeri haid (disminore) pada siswi kelas X MAN 2 Padang tahun 2020. Jenis penelitan ini yaitu pra eksperimen dengan pendekatan pre test post test one group design. Jumlah sampel yaitu 16 orang siswi kelas X yang dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini telah dilakukan dari tanggal 6 sampai 20 Agustus 2020. Analisa univariat dan bivariat menggunakan statistik deskriptif menggunakan uji t-test dependen dengan tingkat kemaknaan 95% (p value ≤ 0,05). Di dapatkan hasil bahwa sebanyak 18,8% nyeri sedang derajat 4, 62,5% nyeri sedang derajat 5 dan 18,8% nyeri sedang derajat 6. Didapatkan rata-rata sebelum diberikan perlakuan sebesar 5,00 dan setelah diberikan didaptkan nilai rata-rata 1,63. Hasil uji t-test dependen didapatkan nilai p =0.000 berarti nilai  p ≤ 0,05. Dapat disimpulkan adanya pengaruh pemberian air rebusan kunyit asam terhadap intensitas nyeri haid (disminore) pada siswi kelas X MAN 2 Padang tahun 2020. Disarankan kepada pihak sekolah MAN 2 Padang untuk mengoptimalkan upaya meningkatkan pengetahuan tentang penurunan nyeri haid dengan cara memanajemen stress dengan baik, mengkosumsi makanan yang sehat dan memberikan edukasi kepada siswi untuk mengkosumsi minuman kunyit asam. Kata Kunci : Kunyit Asam, Nyeri Disminore  ABSTRACT During and before menstruation (menstruation), women often experience discomfort in the lower abdomen. Menstrual pain (dysminorrhea) causes the learning process to be disrupted. There were those who asked for permission to go home and there were also those who asked for permission to go to the UKS. One of the non-pharmacological treatments for menstrual pain is the provision of tamarind boiled waterThe purpose of this study was to determine the effect of giving tamarind turmeric boiled water on the intensity of menstrual pain (dysminorrhea) in class X students of MAN 2 Padang in 2020. This type of research is a pre-experiment with a pre test post test one group design approach. The number of samples was 16 students of class X which were carried out by using purposive sampling technique. This research was conducted from 6 to 20 August 2020. Univariate and bivariate analysis using descriptive statistics using dependent t-test with a significance level of 95% (p value ≤ 0.05). In MAN 2 Padang, there was (18.8%) moderate pain degree 4, (62.5%) moderate pain grade 5 and (18.8%) moderate pain grade 6. The average before treatment was 5.00 and after being given an average value of 1.63. The result of the dependent t-test showed that the value of p = 0.000 means that the value of p ≤ 0.05. It can be concluded that there is an effect of giving tamarind turmeric boiled water on the intensity of menstrual pain (dysminorrhea) in class X students of MAN 2 Padang in 2020. It is recommended to the school MAN 2 Padang to optimize efforts to increase knowledge about reducing menstrual pain by managing stress well, consuming healthy food and educate students to consume tamarind and turmeric drinks Keywords: Turmeric Tamarind, Pain  Dysminorrhea
EFEKTIFITAS PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH DENGAN HASIL VISUS PASIEN PASCA OPERASI KARATAK DIABETIKUM DI RSUD SAWAHLUNTO EFFECTIVITIES BLOOD GLUCOSE WITH VISUAL ACUITY PATIENTS AFTER CATARACT DIABETICUM SURGERY IN SAWAHLUNTO HOSPITAL Weni Sartiwi; Rahmi Novita Yusuf
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 2, No 1 (2019): November 2019
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v2i1.444

Abstract

ABSTRAKKatarak diabetikum merupakan katarak yang disebabkan oleh adanya penyakit diabetes mellitus. Kontrol gula darah dan lama menderita diabetes berhubungan dengan tajam penglihatan pascaoperasi. Pengobatan pada katarak adalah dengan cara pembedahan. Operasi katarak bertujuan memperbaiki tajam penglihatan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kadar gula darah dengan visus pada pasien pasca operasi katarak diabetikum di RSUD Sawahlunto tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2018 sampai 14 September 2018 di poliklinik mata RSUD Sawahlunto. Pegumpulan data diambil dari catatan rekam medis pasien sebanyak 47 responden. Pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling. Data dianalisa secara univariat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan lebih dari separuh (53,2%) kadar gula darah tidak normal pada pasien pasca operasi katarak diabetikum, lebih dari separuh (53,2%) visus buruk pada pasien pasien pasca operasi katarak diabetikum. Dari hasil penelitian menunjukan hubungan yang bermakna antara gula darah dengan visus pada pasien pasca operasi katarak diabetikum di RSUD Sawahlunto tahun 2018 dengan nilai p = 0,000. Ada hubungan antara kadar gula darah dengan visus pada pasien pasca operasi katarak di Rsud Solok tahun 2018. Diharapkan kepada petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan keperawatan dapat mengulas kembali hasil pemeriksaan kadar gula darah dengan visus.Kata Kunci :Kadar Gula Darah, Visus, Katarak Diabetikum  ABSTRACT Diabetic cataracts are cataracts caused by diabetes mellitus. People with diabetes mellitus can show changes in the strength of refraction based on changes in sugar levels experienced. Treatment for cataracts is surgery. Cataract surgery aims to improve visual acuity and improve the quality of life of patient. The purpose of study was to determine the relationship of blood glucose levels with visual acuity on patients after cataract diabeticum surgery in Sawahlunto hospital.This type of research is descriptive analytic with cross sectional approach. This research was counducted on august 28 to September 14 at the Sawahlunto hospital eye clinic. Data collection was taken from the patient’s medical record of 47 respondents. Sampling by accidental sampling technique. The data is finalized univariate in the form of frequency distribution and bivariate attributed to the chi squre test. The results showed mere than half (53,2%) were notnormal blood glucose after cataract diabetikum surgery, more than half (53,2%) of the visual acuity is poor after diabetic cataract surgery. From the results of the study showed a significant relationship between blood glucose with visual acuity on patients after cataract diabeticum surgery in Sawahlunto hospital 2018 with p value 0,000. The conclution of this study there is a relationship between blood glucose with visual acuity on patients after cataract diabeticum surgery in Sawahlunto hospital 2018. Expected to health workers in providing a more comprehensive service and also a reference for health workers reviewing the results of examination of blood glucose with visual acuityKeyword : blood glucose, visual acuity, cataract diabetikum