Ketegangan dan konflik di Laut China Selatan juga tidak hanya terjadi diantara beberapa negara ASEAN yang batas lautnya saling berhimpitan, tetapi juga terjadi dengan China yang turut mengklaim wilayah Laut China Selatan dan Amerika Serikat yang turut memiliki kepentingan ekonomi dan politik atas wilayah ini. Potensi konflik terbuka telah mendorong negara-negara untuk mengoptimalkan hubungan sipil-militer negaranya dalam menjaga kedaulatan laut. Pengumpulan data dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif dengan studi literatur dari berbagai sumber yang relevan dan berkaitan serta memiliki jangka waktu yang kontemporer dengan penelitian. Hasil penelitian ini melihat bahwa konflik di Laut China Selatan ini tidak lepas dari peran sipil dan juga militer yang masuk terhadap ranah negara-negara Asia Tenggara yang bersengketa, dimana setiap aspek hubungan antara negara khususnya hubungan sipil dan militer menjadi penentu dimana suatu negara dapat menjadikan suatu kebijakan yang dapat mempengaruhi arah dari konflik yang terjadi di Laut China Selatan ini.Kata Kunci: Laut China Selatan, Konflik, Hubungan Sipil-Militer, Asia Tenggara.