Niluh Ayu Sri Saraswati
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Fenomena Acquired Hemofilia A (AHA) Setelah Infeksi Covid-19: Sebuah Tinjauan Literatur Niluh Ayu Sri Saraswati
Majalah Kesehatan Indonesia Vol. 2 No. 1: April 2021
Publisher : Utan Kayu Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/makein.202118

Abstract

Acquired hemophilia A (AHA) is a rare autoimmune disease caused by circulating autoantibodies directed against the clotting factor VIII (FVIII) that leads to bleeding. It is often associated with pregnancy, autoimmune, malignancy, drugs, or infection – including COVID-19. Recently, there are 2 reported cases of AHA following COVID-19 infections. This study aims to examine the results of various studies from several journals about the association between COVID-19 infection and AHA. Those studies were collected and reviewed then written as a literature review study. As AHA is included into coagulation disorders, which also known as coagulopathy, is associated with thrombotic complications, and is well described as one of the COVID-19 complications. So, it is possible that COVID-19 infection leading to AHA due to its thrombotic complications. Moreover, COVID-19 infection is causing immune dysregulation, rising the FVIII autoantibodies which also contributes to caused AHA. So, it is important for the clinician to know that COVID-19 infections could trigger the emerging of AHA, as it is one of the thrombotic complications in COVID-19 infection. Further study about this phenomenon is needed. ABSTRAK: Acquired hemofilia A (AHA) merupakan sebuah penyakit autoimun langka yang disebabkan oleh antibodi di dalam tubuh yang menyerang faktor VIII (FVIII. AHA seringkali berkaitan dengan kehamilan, autoimun, keganasan, penggunaan obat-obatan, serta infeksi – termasuk COVID-19. Belakangan ini terdapat 2 buah kasus AHA yang dilaporkan terjadi setelah pasien  mengalami infeksi COVID-19. Studi ini bertujuan untuk mengamati hasil studi dari berbagai jurnal mengenai hubungan antara infeksi COVID-19 dengan AHA. Studi tersebut dikumpulkan dan ditelaah, kemudian dituangkan kembali dalam bentuk studi review literatur. AHA merupakan kelainan koagulasi yang disebut juga sebagai koagulopati, yang berhubungan dengan komplikasi thrombosis, salah satu manifestasi komplikasi dari infeksi COVID-19. Oleh karena itu, infeksi COVID-19 dapat menginduksi terjadinya AHA sebagai salah satu komplikasi thrombosis yang ditimbulkan. Infeksi COVID-19 juga menimbulkan disregulasi imun yang meningkatkan pembentukan autoantibodi terhadap FVIII sehingga menjadi kontributor terjadinya AHA. Oleh karena itu, perlu diketahui bahwa infeksi COVID-19 dapat mencetuskan terjadinya AHA sebagai salah satu komplikasi thrombosis yang ditimbulkan. Studi lebih lanjut mengenai fenomena tersebut masih diperlukan untuk mengetahui lebih dalam mengenai kaitan antara AHA dengan infeksi COVID-19.
Ivermectin dan Covid-19: Sebuah Tinjauan Literatur Henry Wijaya; Niluh Ayu Sri Saraswati; Devinqa Adhimah Amanda
Majalah Kesehatan Indonesia Vol. 2 No. 1: April 2021
Publisher : Utan Kayu Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/makein.202119

Abstract

Coronavirus disease (COVID-19) is an infectious disease that has been declared a pandemic by WHO and has become a case of a health emergency in the world. This disease is caused by the novel coronavirus (SARS-CoV-2) which was first identified in China. Until now, various studies have been conducted to find the most effective drug in eradicating this pandemic. Ivermectin, an anti-parasitic drug, is known to have antiviral properties by inhibiting the entry of viruses into the cells. On this basis, Ivermectin is believed to be capable of being one of the COVID-19 therapies. This literature review is a review of emerging cases, namely COVID-19 and its relation to Ivermectin, using the published data obtained through Google Scholar, PubMed, and WHO dataIvermectin, a parasitic agent that has been approved by the FDA, was able to prevent viral proteins from entering the host cell nucleus. Ivermectin was also shown to be able to accelerate viral clearance in the body compared to the placebo group and show a significant reduction in CRP and LDH levels. Patients receiving ivermectin also showed a lower incidence of respiratory distress and a shorter duration of hospitalization. The administration of ivermectin as a COVID-19 drug can have a positive impact on patients both clinically and in the laboratory. ABSTRAK: Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah suatu penyakit infeksi yang telah diumumkan sebagai suatu pandemi oleh WHO dan menjadi kasus gawat darurat kesehatan di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh novel coronavirus (SARS-CoV-2) yang pertama kali di China. Hingga saat ini berbagai penelitian telah dijalankan untuk menemukan obat yang paling efektif dalam membasmi pandemi ini. Ivermectin, obat anti parasit, diketahui memiliki sifat anti virus dengan cara menghambat proses masuknya virus ke dalam sel tubuh. Dengan dasar ini, Ivermectin dipercayai mampu menjadi salah satu terapi COVID-19. Tinjauan literatur ini merupakan sebuah tinjauan kasus emerging yakni COVID-19 dan kaitannya dengan Ivermectin, dimana sumber tulisan didapatkan melalui data google cendekia, PubMed, dan WHO. Ivermectin, suatu agen parasit yang telah disetujui oleh FDA, mampu mencegah protein virus masuk ke dalam nukleus sel host. Ivermectin juga dibuktikan mampu mempercepat klirens virus di dalam tubuh dibandingkan dengan kelompok placebo dan menunjukkan penurunan yang signifikan pada kadar CRP dan LDH. Pasien-pasien yang mendapatkan ivermectin juga menunjukkan angka kejadian distres nafas yang lebih rendah dan durasi rawat inap yang lebih singkat. Pemberian ivermectin sebagai obat COVID-19 mampu memberikan dampak yang positif kepada pasien baik secara klinis maupun laboratorium.