Pendahuluan: Menurut WHO (2006), kejadian abortus di Indonesia paling tinggi diantara negara Asia Tenggara lainnya yaitu sebesar 2 juta dari 4,2 juta orang. Penyebab utama kematian pada ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan 38%, eklamsi 24%, infeksi 11%, komplikasi puerpurium 8%, abortus 5%, emboli obstetri 3%, dan lain-lain 11% (BKKBN, 2012). Tujuan penelitian untuk menganalisis karakteristik ibu hamil dengan kejadian abortus. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dengan kejadian abortus di RSKIA Ummi Khasanah, yaitu berjumlah 46 pada bulan Januari-Desember 2016. Menggunakan teknik total sampling, pengambilan data sekunder menggunakan instrumen rekam medis dan check list. Hasil: Karakteristik ibu hamil dengan kejadian abortus mayoritas 33 responden (71,7%) berusia 20-35 tahun, 34 responden (73,9%) paritas multigravida, 39 responden (84,8%) tidak ada riwayat abortus, 21 responden (45,7%) bekerja sebagai IRT, 22 responden (47,8%) berpendidikan SMA/SLTA, 21 responden (45,7%) abortus iminen. Ibu hamil dengan kejadian abortus 7 responden (15,2%) dengan karakteristik usia 20-35 tahun, paritas multigravida, riwayat abortus tidak ada, pekerjaan IRT, pendidikan SMA/SLTA, abortus iminen. Kesimpulan: Diketahui jumlah kejadian abortus berdasarkan karakteristik usia, paritas, riwayat abortus, pekerjaan, pendidikan, dan jenis abortus di RSKIA Ummi Khasanah mayoritas dengan karakteristik usia 20-35 tahun, paritas multigravida, riwayat abortus tidak ada, pekerjaan IRT, pendidikan SMA/SLTA, abortus iminen.