Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH URIN KELINCI DAN MEDIA TANAM BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa) SECARA HIDROPONIK DENGAN SISTEM WICK Nisrina Ayu Cahyani; Syafrizal Hasibuan; Rita Mawarni CH
Bernas : Jurnal Penelitian Pertanian Vol 15, No 1 (2019): Bernas February 2019
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.194 KB)

Abstract

Penelitian dilaksanakan di lahan yang berada di Jalan Budi Utomo, Kelurahan Mutiara, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, pada bulan Desember 2017 hingga Februari 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian urin kelinci dan media tanam berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada (lactuca sativa) secara hidroponik dengan sistem wick. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan AcakKelompok (RAK), sedangkan rancangan perlakuannya adalah Faktorial, yang terdiri atas dua faktor yang diteliti, yaitu :1. Faktor Urin Kelinci (U) terdiri dari 3 taraf U0: 0 ml/liter air, U1 : 5 ml/liter air, U2 : 10 ml/liter air, 2. Faktor Media Tanam (M) terdiri dari 3 jenis M1 : Rockwool, M2 : Arang Sekam Padi, M3 :Serbuk Gergaji, dengan 3 ulangan. Peubah amatan yang diamati: TinggiTanaman, Jumlah Daun, Kandungan Klorofil, Berat Basah Tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian urin kelinci berpengaruh tidak nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, kandungan klorofil dan berat basah pada semua umur pengamatan. Media tanam berpengaruh nyata pengamatan tinggi tanaman umur 3,4, dan 5 MST, jumlah daun semua umur pengamatan dan berat basah tanaman dengan media tanam terbaik M2 (Arang Sekam Padi). Interaksi urin kelinci dan media tanam tidak berpengaruh pada semua parameter pengamatan.
PENGARUH NUTRISI MIX DAN MEDIA TANAM BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa) SECARA HIDROPONIKVDENGAN SISTEM WICK Ijan Fernando Manullang; Syafrizal Hasibuan; Rita Mawarni CH
Bernas : Jurnal Penelitian Pertanian Vol 15, No 1 (2019): Bernas February 2019
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.937 KB)

Abstract

Penelitian dilaksanakan di lahan yang berada di Jalan Budi Utomo, Kelurahan Mutiara, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Pada bulan Desember 2017 hingga Februari 2018. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh pemberian nutrisi mix dengan media tanam berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada (lactuca sativa) secara hidroponik dengan sistem wick. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), sedangkan rancangan perlakuannya adalah Faktorial, yang terdiri atas dua faktor yang diteliti, yaitu : 1. Faktor Pemberian Nutrisi Mix (N) dengan 3 taraf: N1= 25 ml A + 25 ml B/liter air, N2 = 35 ml A + 35 ml B/liter air, N3=45 ml A + 45 ml B/liter air, 2. Faktor Media Tanam (M) dengan 3 taraf: M1= Rockwool, M2 Arang Sekam Padi =, M3= Serbuk Gergaji, dengan 3 ulangan. Peubah pengamatan yang diamati: TinggiTanaman (cm), Jumlah daun (helai), Kandungan klorofil (mg/g). Berat basah tanaman (g). Pemberian nutrisi mix menunjukkan pengaruh yang nyata pada tinggi tanaman umur 3 MST dan berat basah tanaman dengan Nutrisi terbaik N3 (Nutrisi mix 45 ml A + 45 ml B/liter air), Media tanam berpengaruh pada pengamatan tinggi tanaman umur 3, 4 dan 5 MST, jumlah daun semua umur pengamatan dan berat basah tanaman dengan media tanam terbaik M2 (Arang sekam padi). Interaksi pemberian nutrisi mix dan media tanam tidak berpengaruh terhadap semua parameter pengamatan.
EFEK KOMBINASI BAP DAN NAA TERHADAP MORFOGENENSIS EKSPLAN PELEPAH GANDUM (Triticum aestivum) SECARA IN VITRO Robi Kurniawan; Syafrizal Hasibuan; Rita Mawarni CH
Bernas : Jurnal Penelitian Pertanian Vol 15, No 1 (2019): Bernas February 2019
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.897 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian BAP (6- Benzyl Amino Purine) dan NAA (Napthalene Amino Acid) berserta interaksinya terhadap morfogenensis eksplan pelepah gandum secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Asahan, Kisaran. Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2018. Rancangan penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 12 kombinasi perlakuan. Faktor I pemberian ZPT BAP (6- Benzyl Amino Purine) (B) terdiri dari 4 taraf yaitu : B0 = 0 ppm, B0,5 = 0,5 ppm, B1 = 1 ppm, B1,5 = 1,5 ppm. Faktor II pemberian ZPT NAA (Napthalene Amino Acid) (N) terdiri dari 3 taraf yaitu : N0 = 0 ppm, N1 = 1 ppm, N2 = 2 ppm. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ZPT BAP menunjukan pengaruh sangat nyata pada jumlah kalus,tunas,akar pada umur 8 MST. Dan Pemberian ZPT NAA menunjukan pengaruh sangat nyata pada jumlah kalus,tunas,akar pada umur 8 MST. Interaksi pemberian ZPT BAP dan NAA (B/N) menunjukan pengaruh sangat nyata terhadap semua parameter yang diamati.
Growth Response of Lime (Citrus Aurantifolia) Cuttings at Origin Different Parts of Cuttings and Providing Natural ZPT on Shallots Turi Handayani; Rita Mawarni CH; Heru Gunawan; Andri
Journal of Scientific Research, Education, and Technology (JSRET) Vol. 2 No. 3 (2023): Vol. 2 No. 3 2023
Publisher : Kirana Publisher (KNPub)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58526/jsret.v2i3.247

Abstract

This research was carried out in Binjai Serbangan, Air Joman District, Asahan Regency. The research was carried out from February to May 2022. The aim of the research was to determine the response of the growth of citrus cuttings to the origin of different cuttings and the natural ZPT of shallots. This research used a factorial randomized block design (RAK) with two factors, namely: (1) Origin of cuttings (A) consisting of 3 levels, namely: A1 = shoot part, A2 = middle part, A3 = base part (2) Onion Extract Red (B), namely: B0 = 0%, B1 = 25%, B2 = 50%, B3 = 75%. The observation parameters carried out were the percentage of growth, age at emergence of shoots, number of shoots, height of shoots. The results showed that the origin of the cuttings had a significant effect on the number of shoots and shoot height at 6 mst. But on the percentage of growth, the age at which shoots appeared had no significant effect. The best treatment is in A2 = middle part. The concentration of shallot extract had a significant effect on the height of shoots aged 6 WAP. However, the percentage of growth, the age at which shoots appeared and the number of shoots had no significant effect. The best treatment is B3 = 75%. The interaction between the origin of the cuttings and the concentration of shallot extract had no significant effect on all parameters.