RADEN NURHAYATI
Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PROGRAM PENYIARAN DAKWAH ISLAM DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT MARHAMAH RADEN NURHAYATI
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol.1, No.1, January 2018
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.598 KB) | DOI: 10.31943/afkar_journal.v1i1.2

Abstract

Pelaksanaan program penyiaran dakwah Islam sangat selayaknya dan wajib dilaksanakan dalam rangka membangun masyarakat yang mempunyai tatanan keagamaan dan membangun jiwa sosial kemasyarakatan yang baik. Program ini dilaksanakan karena pada masyarakat masih kecenderungan masih terlibat dalam tindakan “ fakhsya dan munkar “ padahal konsep awalnya program ini dilaksanakan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang marhamah. Realisasi penyiaran dakwah Islam dalam mewujudkan tatanan masyarakat marhamah ditempuh melalui program pengajian rutin, penyuluhan keagamaan, dan pemberian keteladanan yang positif serta program penjagaan lingkungan keamanan dan kebersihan lingkungan. Faktor penunjang dalam merealisasikan masyarakat marhamah melalui prgram penyiaran dakwah Islam antara lain kemampuan penceramah, kesediaan penceramah untuk menyelenggarakan kegiatan meskipun tidak dibayar, animo masyarakat yang tinggi. Selain itu faktor penghambat berupa heterogenitas masyarakat, pengaruh urbanisasi dan rendahnya partisipasi masyarakat dalam dialog keagamaan.
PENGARUH KERAGAMAN SOSIAL BUDAYA DAN DAERAH OBJEK WISATA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK RADEN NURHAYATI
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 2, No. 2, July 2019
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.782 KB) | DOI: 10.31943/afkar_journal.v4i1.59

Abstract

Attraction In areas with socio-cultural diversity, ethnic and social level we should examine more deeply how education can affect the morality of the learners. With the condition of many entertainment venues, and visitors from a wide variety of cultural and community sensitivities are extremely vulnerable, how mensikapi it so that the quality of education could play an active role shaping the morality of the students of the area. The purpose of education trying to establish a good quality personalized physically and conceptually rohani.Dengan education thus has a strategic role in shaping students to become qualified people, not only in the aspect of quality skills, cognitive, affective, but also the spiritual aspect. This proves education has a big hand in directing students to develop themselves based on the potential and talent. Di daerah objek wisata dengan keanekaragaman sosial budaya, suku dan tingkat sosial patut kita telaah lebih mendalam lagi bagaimana pendidikan dapat mempengaruhi akhlaq terhadap peserta didik. Dengan kondisi banyaknya tempat hiburan, pendatang dari berbagai macam budaya dan tingkat sensitifitas masyarakat yang sangat rentan, bagaimana mensikapi hal tersebut sehingga kondisi pendidikan bisa berperan aktif membentuk akhlaq peserta didik daerah tersebut. Tujuan pendidikan berusaha membentuk pribadi berkualitas baik jasmani dan rohani.Dengan demikian secara konseptual pendidikan mempunyai peran strategis dalam membentuk peserta didik menjadi manusia berkualitas, tidak saja berkualitas dalam aspek skill, kognitif, afektif, tetapi juga aspek spiritual. Hal ini membuktikan pendidikan mempunyai andil besar dalam mengarahkan anak didik mengembangkan diri berdasarkan potensi dan bakatnya.
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MENURUT UNDANG – UNDANG NO, 20 TAHUN 2003 DAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM. RADEN NURHAYATI
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 3, No.2, July 2020
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.641 KB) | DOI: 10.31943/afkar_journal.v3i2.123

Abstract

Penelitian ini bertolak dari pemikiran, bahwa pada hakikatnya tujuan pendidikan anak di Indonesia merupakan kiristalisasi nilai – nilai hidup bangsa yaitu Pancasila. Tujuan tersebut ditetapkan dalam sistim Pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan nasional yang dicanangkan dalam Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan dalam seluruh aktifitas pendidikan. Bagi keperluan pendidikan Islam, Islam diposisikan sebagai suatu nilai yang bertanggungjawab untuk menterjemahkan dan mengkritisi tujuan pendidikan tersebut. Antara pendidikan menurut Undang – Undang No 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS dan menurut Sistem Pendidikan Islam diperoleh kesimpulan bahwa(1). Kompetensi dan kecerdasan, keimanan dan memiliki pengetahuan seta keterampilan juga Kesehatan jasmani rohani merupakan manifestasi integritas dan keseimbangan jasmani, akal dan rohani. (2). Kompetensi iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur diidentifikasikan sebagai perwujudan dari Integrasi dan keseimbangan ibadah – muamalah dunia akhirat. (3). Kompetensi memiliki kepribadian yang mantap dan memiliki rasa tanggungjawab kemasyarakatan, merupakan pengejawantahan integritas dan keseimbangan individu dan sosial. Maka rumusan pendidikan pada prinsipnya iman dan taqwa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan keterampilan yang mantap dan mandiri. Melalui pendidikan anak usia dini secara intensif diharapkan akan meningkatkan kwalitas sumber daya manusia, sehingga dapat mendominasi dan mengantisipasi pengaruh lingkungan yang yang kurang baik dan merugikan anak bangsa.
Spiritual Poverty as a Cause of Corruption Raden Nurhayati
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 6 No. 4 (2023)
Publisher : Perkumpulan Dosen Fakultas Agama Islam Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/afkarjournal.v6i4.821

Abstract

 Islam as we know is a religion that is always concerned with social interests, it can be seen from the pillars of faith and pillars of Islam. Social aspects that appear in the pillars of Islam shahada, prayer, zakat, fasting and pilgrimage. Of these five pillars, zakat is the pillar of Islam with the most obvious social aspect. By intending to give zakat, it means cleanliness, the cleanliness of our assets, some of which belong to other people, must be given to those who are entitled. In the midst of advising to pay zakat, on the other hand, many people commit acts of corruption, taking other people's rights. Corruption is strictly prohibited by Allah Swt and His Messenger and is an accursed act. Objectively, the government has been trying to realize good governance with deregulation and de-bureaucratization policies since 1980. A striking weakness in the process of achieving good governance so far is the high level of corruption accompanied by collusion and nepostism (KKN). If corruption is like this, then how to eradicate it? Efforts to eradicate corruption have been carried out both institutionally and individually, although many efforts have been made but the impact cannot be felt. All the negative effects caused by acts of corruption can be categorized as the biggest humanitarian violence in this country. Corruption is a social sin that destroys various structures of social life. In accordance with the word of Allah Swt in the Al-Qur'an verse al-Imran verse 112 which means "they are covered with humiliation wherever they are, unless they hold on to the rope (religion) of Allah and the rope (agreement) with humans. This paper aims to determine the impact and efforts to eradicate corruption in Indonesia. The writing method used is the method of literature review (library research). The impact caused by corruption in all lines of life has made Indonesia worse off because there are many corruption cases that have harmed the government and society, thus making Indonesia poorer. The most important efforts to eradicate corruption are moral movements and spiritual deepening which are continuously socialized from the basic level to the top level. The spiritual aspect is very important in human life, so when the spiritual aspect is lost in human life, humans do not get inner peace, there is no self-balance, especially when faced with increased material needs, they will become increasingly greedy because there is no more who can control himself.