Pendahuluan : SARS-CoV 2 termasuk dalam famili coronaviridae dan genus ?-CoV yang memiliki rantai RNA tunggal positif dengan memiliki protein struktural utama. yaitu Spike (S) yang akan berikatan dengan reseptornya, yaitu Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2). SARS-CoV2 telah menjadi pandemi dengan total jumlah kasus diseluruh dunia mencapai 1.777.666 jiwa. Terapi yang digunakan saat ini adalah Hidrocloroquin dan makrolid. keduanya bekerja sebagai imunomodulator. namun hidrocloroquin memiliki resistensi. oleh karena itu diperlukan terapi yang mempunyai mekanisme target molekul virus RNA lainnya. Metode : Penulisan dibuat berdasarkan tinjauan jurnal yang relevan dengan topik yang akan dibahas, jurnal yang digunakan adalah jurnal dalam 5 tahun terakhir. Berdasarkan jurnal yang telah dikumpulkan dan dilakukan analisa serta komparasi antar jurnal, digunakan 22 jurnal dari total 30 jurnal . kata kunci yang digunakan adalah ‘SARS-CoV-2, Hydroxychloroquine, azitromisin, dan Remdesivir. Pembahasan: SARS-CoV-2 adalah ?-coronavirus (CoV) yang merupakan famili coronaviridae, subfamili Orthocoronavirinae memiliki RNA rantai tunggal positif. Seperti halnya SARS-CoV, virus ini membutuhkan Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2) sebagai reseptor untuk memasuki sel, yang ditemukan pada saluran pernapasan bawah manusia. Virus memasuki sel, antigen akan dipresentasikan pada Antigen Presenting Cells (APC), menyebabkan terjadi badai sitokin, memicu ARDS dan kegagalan organ yang pada akhirnya menyebabkan kematian. Untuk melawan SARS-CoV-2, pengobatan masih berdasarkan penelitian coronavirus lainnya, SARS dan MERS. Dari penelitian-penelitian sebelumnya, kombinasi hydroxychloroquine dan azitromisin menjadi pilihan utama. Kombinasi kedua obat ini dapat menurunkan replikasi dan viral load, dan dalam suatu penelitian dapat menyembuhkan 100% penderita SARS-CoV-2. Namun mekanisme kerja yang belum terbukti, maka penelitian masih dilakukan untuk menemukan anti-SARS-CoV-2 yang poten dan mekanisme kerja pada RNA virus. Dalam literatur ini, kami memfokuskan terapi SARS-CoV-2 yang menjanjikan seperti Remdesivir, sebagai alternatif hydroxychloroquine dan azitromisin. Kesimpulan: Remdesivir memiliki aktivitas antivirus in vitro dan in vivo terhadap beragam virus RNA yang tidak dapat dilakukan oleh chloroquine.