Teguh Suprihatin
Departemen Biologi, Fakultas Sains Dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Senyawa pada Serbuk Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.) yang Berpotensi sebagai Antioksidan Teguh Suprihatin; Sri Rahayu; Muhaimin Rifa'i; Sri Widyarti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 5, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.35-42

Abstract

Tanaman kunyit secara tradisional sudah sejak lama banyak digunakan sebagai tanaman obat. Negara India dan China menggunakan tanaman kunyit untuk mengobati penyakit empedu, selesma, batuk, diabetes, rematik, sinusitis, penyakit kulit, infeksi parasit, inflamasi, dan biliary disorders. Potensi tanaman kunyit sebagai tanaman obat menimbulkan ide untuk melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui kandungan senyawa pada serbuk rimpang kunyit yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian dilakukan dengan menganalisis kandungan senyawa pada serbuk rimpang kunyit (turmeric powder) menggunakan metode LC-MS dan dilanjutkan dengan menganalisis senyawa yang terkandung pada serbuk rimpang kunyit yang berpotensi sebagai antioksidan dengan metode in silico. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 49 senyawa aktif yang ditemukan pada serbuk rimpang kunyit, kurkumin adalah senyawa dengan konsentrasi paling tinggi dibandingkan dengan senyawa yang lain yaitu sebesar 7,798%. Sedangkan senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan berdasarkan analisis in silico diperoleh 11 senyawa yaitu Ascorbic acid, Quercetin, β Carotene, Arabinose, Bis Demethoxycurcumin, Demethoxycurcumin, Curcumin, Caffeic acid, Cinnamic acid, Letestuianin A, dan Calebin A. Kata kunci: turmeric powder, kurkumin, LC-MS, in silico
Profil Hematologi Tikus Putih (Rattus norvegicus) setelah Pemberian Turmeric Gummy Candy Tana, Silvana; Yunita, Amelia Rifka; Suprihatin, Teguh
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 9, Nomor 1, Tahun 2024
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.9.1.2024.20-28

Abstract

Gummy candy merupakan suatu produk kembang gula yang bertekstur kenyal karena mengandung komponen pembentuk gel. Gummy candy dengan formulasi bahan herbal dapat menjadi salah satu alternatif agar obat herbal dapat dikonsumsi secara praktis dalam bentuk permen, yaitu dengan penambahan turmeric yang disebut sebagai turmeric gummy candy (TGC). Kurkumin yang terkandung dalam kunyit merupakan antioksidan yang berperan dalam pencegahan oksidasi pada sel, termasuk pada sel darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis profil hematologi tikus putih setelah pemberian TGC. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus putih betina yang dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan, yaitu G0 sebagai kontrol, G1 sebagai kelompok yang diberi TGC dengan ekstrak turmeric sebanyak 5 g, dan G2 sebagai kelompok yang diberi TGC dengan ekstrak turmeric sebanyak 10 g. Data hematologi yang diperoleh dianalisis dengan uji ANOVA pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis data jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, dan jumlah leukosit tikus putih setelah pemberian TGC menunjukkan berbeda tidak nyata (P>0,05). Kesimpulan pada penelitian ini adalah turmeric gummy candy mampu mempengaruhi profil hematologi tikus putih dalam kadar yang normal. Gummy candy is a confectionery product that has a chewy texture because it contains gelling components. Gummy candy with herbal formulations can be an alternative so that herbal medicine can be consumed practically in the form of candy, namely with the addition of turmeric which is called turmeric gummy candy (TGC. Curcumin contained in turmeric is an antioxidant that plays a role in preventing oxidation in cells, including blood cells. The purpose of this study was to analyze the hematological profile of white rats after TGC administration. This candy is then expected to provide nutritional value and have a good effect on the hematological profile for its consumption. Curcumin contained in turmeric is an antioxidant that plays a role in preventing oxidation in cells, including blood cells. The purpose of this study was to analyze the hematological profile of white rats after TGC administration. This study used 24 female white rats divided into three treatment groups, namely G0 as a control, G1 as a group given TGC with turmeric extract as much as 5 g, and G2 as a group given TGC with turmeric extract as much as 10 g. The hematology data obtained were analyzed by ANOVA test at a 95% confidence level. The results of data analysis of erythrocyte count, hemoglobin level, and leukocyte count of white rats after TGC administration showed no real difference (P>0.05). The conclusion in this study is that turmeric gummy candy can affect the hematological profile of white rats in normal levels.
Aterosklerosis pada Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) yang Diinduksi dengan Insulin Eksogen Suprihatin, Teguh; Fazwah, Widya Millatina; Tana, Silvana
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 8, Nomor 2, Tahun 2023
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.8.2.2023.114-121

Abstract

Insulin memiliki peran mendasar dalam pengendalian proses seluler dan fisiologis. Paparan berlebih insulin menyebabkan resistensi insulin, hiperinsulinemia, dan hiperglikemia. Penggunaan insulin pada pasien penderita DM rentan menyebabkan terjadinya  resistensi insulin yang bisa memperparah kondisi pasien.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian injeksi insulin eksogen terhadap tikus wistar (Rattus norvegicus L. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), menggunakan 21 ekor Rattus norvegicus L. jantan berumur 21 hari yang dibagi dalam 3 kelompok perlakuan dengan 7 kali ulangan. P0 merupakan kontrol, P1 diinjeksi insulin eksogen 1,80 IU/200gBB setiap hari selama 14 hari, dan P2 diinjeksi insulin eksogen 1,80 IU/200gBB setiap hari selama 28 hari. Perlakuan diberikan selama 1 bulan. Pembedahan dilakukan setelah perlakuan berakhir untuk pembuatan preparat, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran diameter dan lumen dari aorta dan arteri coronaria, serta ketebalan dinding aorta dan arteri coronaria. Data penelitian dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tidak nyata (P>0.05) pada lebar diameter arteri coronaria dan aorta, lebar lumen arteri coronaria dan aorta, ketebalan tunika intima, media dan adventisia arteri coronaria dan aorta serta ukuran sel otot jantung. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa injeksi insulin eksogen tidak menimbulkan penebalan aterosklerosis pada Rattus norvegicus L.  Insulin has a fundamental role in control of cellular and physiological processes. Overexposure to insulin causes insulin resistance, hyperinsulinemia, and hyperglycemia. This study was to analyze the effect of exogenous insulin injection to white rats (Rattus norvegicus L.). This is an experimental study with a completely randomized design, using 21 male Rattus norvegicus L. 21 days old which were divided into 3 treatment groups with 7 replications. P0 is the control groups, P1 is exogenous insulin injection 1.80 IU/200gBW/day for 14 days, and P2 is exogenous insulin injection 1.80 IU/200gBW/day for 28 days. Treatment was given for 1 month. Surgery was carried out after the treatment ended and preparations were made, then continued with measuring the diameter and the width of the lumen of aorta and coronary arteries. The thickness of the aortic and coronary arteries’s walls. Data were analyzed using ANOVA at the 95% confidence level. The results showed that there was no significant difference (P>0.05) based on the results, exogenous insulin injection can not trigger atherosclerosis in white rats. 
Struktur Histologi Hepar Tikus Putih (Rattus norvegicus) Betina setelah Paparan Sediaan Nanokitosan Ekstrak Etanol Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) Sitepu, Erlalana Hansel Christian; Sitasiwi, Agung Janika; Suprihatin, Teguh
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 9, Nomor 2, Tahun 2024
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.9.2.2024.199-205

Abstract

Tanaman mimba merupakan tanaman herbal yang memiliki kandungan antioksidan tinggi dan berpotensi sebagai obat. Kendala dalam pemberian secara oral adalah rendahnya bioavaibilitas obat dan distribusi senyawa aktif tanaman herbal. Salah satu yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengemas ekstak tanaman herbal ke dalam bentuk partikel lebih kecil berukuran nano. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat respon struktur dan fungsi hepar tikus putih betina dengan pemberian sediaan nanokitosan ekstrak etanol daun mimba. Penelitian ini menggunakan 12 ekor tikus umur 2 bulan yang di bagi menjadi 3 perlakuan dengan 4 ulangan yaitu P0 (kelompok tikus normal yang di induksi dengan aquades 2ml), P1(Tikus normal yang di induksi dengan ekstrak etanol daun mimba 2ml). P2 (tikus normal yang di induksi dengan nanokitosan : ekstrak etanol daun mimba 2:1). Desain penelitian menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap). Analisis data menggunakan software SPSS versi 24 dengan uji ANOVA taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa pemberian sediaan nanokitosan ekstrak etanol daun mimba 1:2 berpengaruh tidak nyata terhadap Hepatosomatic index, diameter hepatosit, namun hasil uji Kruskal Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann Whitney berpengaruh nyata terhadap skor kerusakan hepatosit (P<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian sediaan nanokitosan ekstrak etanol daun mimba dapat mengantarkan senyawa bioaktif daun mimba ke organ target yaitu hepar serta dapat mengurangi kerusakan histologis hepar akibat senyawa toksik mimba. Neem are herbal plants that have high antioxidant content and have potential as medicine. Obstacles in oral administration are low bioavailability of medicines and distribution of active compounds of herbal plants. One that can be done to overcome this problem is by packaging herbal plant extracts into the form of smaller nano-sized particles. The purpose of this study was to see the response of the structure and function of female white rats by giving nanochitosan preparations of neem leaf ethanol extract. This study used 12 mice aged 2 months which were divided into 3 treatments, each treatment had 4 repeats, namely P0 (group of normal rats induced with 2 ml aquades), P1 (normal mice induced with 2 ml neem leaf ethanol extract). P2 (normal mice induced with 2 ml nanochitosan: neem leaf ethanol extract 2:1). The study design used RAL (Complete Randomized Design). Data analysis using SPSS software version 24 with ANOVA test significance level of 5% showed that administration of neem leaf ethanol extract nanochitosan preparation 1:2 had no real effect on hepatosomatic index, hepatocyte diameter, but the results of the Kruskal Wallis test followed by the Mann Whitney test had a real effect on hepatocyte damage score (P<0.05), so it can be concluded that giving neem leaf ethanol extract nanochitosan preparations can delivering neem leaf bioactive compounds to the target organ, namely the liver and can minimize histological damage and liver function due to neem toxic compounds.
Histopatologi Hepar Tikus (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Streptozotocin setelah Pemberian Serbuk Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.) Tana, Silvana; Mujiono, Devi Salsabila; Suprihatin, Teguh
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 9, Nomor 2, Tahun 2024
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.9.2.2024.175-185

Abstract

Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyakit diabetes melitus yang dapat menimbulkan gangguan hingga kerusakan pada organ hepar. Streptozotocin bekerja selektif merusak sel β pankreas sehingga menyebabkan stres oksidatif dan penurunan kadar insulin darah. Kunyit mengandung senyawa kurkumin yang memiliki mekanisme antioksidan, antiinflamasi, hingga hepatoprotektif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh serbuk kunyit terhadap histopatologi hepar tikus putih jantan setelah diinduksi streptozotocin. Analisis variabel pengamatan meliputi meliputi diameter hepatosit, diameter vena sentralis, bobot hepar, serta indeks hepatosomatik. Tikus pada penelitian ini diinduksi streptozotocin lalu diberi perlakuan selama 30 hari. Metode penelitian yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan masing-masing 5 ulangan yang meliputi P0 (kontrol negatif tanpa pemberian serbuk kunyit), P1 (serbuk kunyit dosis 13,5 mg/ ekor), P2 (serbuk kunyit dosis 27 mg/ ekor), P3 (serbuk kunyit dosis 54 mg/ ekor). Variabel pengamatan dianalisis menggunakan uji ANOVA dan dilanjut uji Duncan. Hasil analisis didapatkan bahwa pemberian serbuk kunyit berpengaruh secara nyata (P<0.05) terhadap diameter hepatosit, namun tidak berpengaruh secara nyata terhadap diameter vena sentralis, bobot hepar, serta indeks hepatosomatik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah serbuk kunyit memiliki potensi dalam mempertahankan struktur hepar tikus putih akibat kerusakan yang diinduksi streptozotocin.  Excessive sugar consumption led to diabetes mellitus, which caused health problems that damage the liver. Streptozotocin works selectively to damage pancreatic β cells, causing oxidative stress and decreased blood insulin levels. Turmeric contains curcumin compounds that have antioxidant, anti-inflammatory, and hepatoprotective mechanisms. This study aimed to analyze the effect of turmeric powder on the hepatic histopathology of white rats after streptozotocin-induced. The rats used in this study were induced streptozotocin and then given treatment for 30 days. This study used a complete randomized design with 4 treatments and 5 replications which included P0 (negative control without turmeric powder), P1 (turmeric powder dose 13.5 mg/ head), P2 (turmeric powder dose 27 mg/ head), P3 (turmeric powder dose 54 mg/ head). Observational variables included hepatocyte diameter, central vein diameter, hepatic weight, and hepatosomatic index were analyzed using the ANOVA test followed by the Duncan’s test. The results showed that the administration of turmeric powder had a significant effect (P<0.05) on hepatocyte diameter, but had no significant effect on central vein diameter, liver weight, and hepatosomatic index. The conclusion of this study was turmeric powder had the potential to maintain the liver structure of white rats due to streptozotocin-induced damage.
Histomorfometri Duodenum Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Setelah Pemberian Serbuk Buah Bit (Beta vulgaris L.) Tana, Silvana; Restyaningrum, Anandhita; Suprihatin, Teguh
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 10, Nomor 1, Tahun 2025
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.10.1.2025.10-18

Abstract

 Buah bit merupakan tanaman yang kaya akan nutrien dan pigmen betalain yang memiliki aktivitas antioksidan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis histomorfometri duodenum serta morfologi sel epitel duodenum tikus putih yang diberi serbuk buah bit dengan dosis berbeda. Penelitian menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 30 ekor tikus putih betina yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan meliputi kontrol (P0), diberi serbuk buah bit dengan dosis 10 mg/tikus/hari (P1), dosis 20 mg/tikus/hari (P2), dosis 30 mg/tikus/hari (P3), dan dosis 40 mg/tikus/hari (P4). Parameter yang diamati adalah tinggi vili, tebal lapisan mukosa, tebal lapisan muskularis, jumlah sel goblet, dan morfologi sel epitel duodenum. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan ANOVA dengan taraf signifikansi 5% dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada parameter yang memiliki hasil ANOVA berbeda nyata. Hasil penelitian menunjukkan pemberian serbuk buah bit berbeda nyata (P<0,05) terhadap tinggi vili, tebal lapisan mukosa, dan tebal lapisan muskularis namun tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap jumlah sel goblet. Pemberian serbuk buah bit tidak memberikan pengaruh pada morfologi sel epitel duodenum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian serbuk buah bit berpotensi meningkatkan tinggi vili, tebal lapisan mukosa, dan tebal lapisan muskularis duodenum tikus putih. Beetroot is a plant that was rich in nutrients and betalain pigment which had good antioxidant activity. This study aimed to analyze the duodenal histomorphometry and the morphology of white mouse duodenal ephitelial cells given beetroot powder in different doses.. This research used a Completely Randomized Design (CRD) consists of 30 female white rats divided into 5 treatment groups included control (P0), doze 10 mg beetroot powder/rat/day (P1), doze 20 mg beetroot powder/rat/day (P2), doze 30 mg beetroot powder/rat/day (P3), and doze 40 mg beetroot powder/rat/day (P4). The parameters observed were villi height, mucosal layer thickness, muscularis layer thickness, number of goblet cells, and morphology of duodenal epithelial cells. The research data were analyzed using ANOVA with a significance level of 5% and continued with the Duncan test on parameters that had significantly different ANOVA results. The results showed the supplementation of beetroot powder had a significant difference (P<0.05) on the height of the villi, thickness of the mucous layer, and thickness of the muscularis layer but was not significantly different (P>0.05) on the number of goblet cells. Supplementation of beetroot powder had no effect on the morphology of duodenal epithelial cells. Research result shows that giving beetroot powder has the potential to increase the height of th vili, the thickness of mucosal layer, and the thickness of muscularis layer of white mouse.
Struktur Histologi Duodenum Tikus Putih (Rattus norvegicus) setelah Pemberian Sediaan Nanokitosan Ekstrak Etanol Daun Mimba (Azadirachta indica A. juss) Darsono, Aurel Elizabeth; Sitasiwi, Agung Janika; Suprihatin, Teguh
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 10, Nomor 1, Tahun 2025
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.10.1.2025.55-62

Abstract

Mimba merupakan tanaman obat yang umumnya dikonsumsi secara oral, konsumsi obat secara oral memiliki tingkat bioavaibilitas yang rendah dalam tubuh. Nanokitosan mampu mengenkapsulasi senyawa aktif dan mendistribusikannya ke sirkulasi sistemik serta meminimalisir efek toksik. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh paparan sediaan nanokitosan ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica A. juss) terhadap struktur histologi duodenum tikus putih (Rattus norvegicus) betina. Metode penelitian menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 3 perlakuan dan 4 pengulangan. Perlakuan terdiri dari P0 (kontrol), P1 (ekstrak etanol daun mimba), dan P2 (nanokitosan ekstrak etanol daun mimba) masing-masing perlakuan diberikan dalam 2 ml/ekor/hari selama 21 hari. Variabel yang diukur berupa diameter duodenum, tebal lapisan muskularis, panjang vili, dan skor kerusakan deskuamasi vili melalui skoring dengan skor 0-3 Data dianalisis secara statistik parametrik dengan ANOVA pada taraf kepercayaan 95. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter duodenum, tebal lapisan muskularis, dan panjang vili tidak berbeda nyata (P>0,05). Skor kerusakan deskuamasi vili menunjukkan P0 menunjukkan vili normal (skor 0), P1 terdapat kerusakan sedang (skor 2), dan P2 terdapat kerusakan ringan (skor 1). Kesimpulan menunjukkan bahwa sediaan ekstrak etanol daun mimba dalam bentuk nanopartikel mampu memberikan efek proteksi terhadap kerusakan struktur duodenum tikus.  Neem is a medicinal plant that is generally consumed orally, oral conpsumption of drugs has a low level of bioavailability in the body. Nanochitosan able to encapsulate active compounds and distributing them throughout the systemic circulation and minimize toxic effects.The purpose of this study was to analyze the effect of treatment of nanochitosan ethanol extract of neem leaves (Azadirachta indica A. juss) on the histological structure of the duodenum of female white rats. This study used a Completely Randomized Design (CRD) consisted of 3 treatments and 4 replication. The treatments was devided into P0 (control), P1 (ethanol extract of neem leaves), and P2 (nanochitosan ethanol extract of neem leaves), each treatment was given 2 ml/head/day for 21 days. The variables measured were duodenal diameter, muscularis layer thickness, villi length, and villi desquamation damage score by scoring with scores 0-3. Data were analyzed with ANOVA at a confidence level of 95%. The results showed that the duodenum diameter, muscularis layer thickness and villi length had no significant difference (p>0,05). The villi desquamation damage score P0 showed normal villi (score 0), P1 had moderate damage (score 2), and P2 had slight damage (score 1). The conclusion shows that treatment of neem leaf ethanol extract in the form of nanoparticles was able to protect the structure of the rat duodenum from damage.