Anjas Surtiningrum
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITAS SESI I-III TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA KLIEN HALUSINASI DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Qodir, Aksi Muhammad; Surtiningrum, Anjas; Nurullita, Ulfa
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diperkirakan lebih dari 90% klien yang menderita gangguan jiwa mengalami halusinasi. Halusinasi merupakan hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Pada penelitiaan ini yang termasuk variabel bebas adalah terapi aktivitas kelompok orientasi realitas sesi I-III, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan mengontrol halusinasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi aktivitas kelompok (TAK) orientasi realitas sesi I-III terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pada klien halusinasi di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Desain penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan pendekatan one group pre and post test. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 55 responden, dengan tehnik pengambilan sampel simple random sampling. Pada penelitian ini klien yang mampu mengontrol halusinasi sebelum TAK sebanyak 11 (20.0%) responden, sedangkan klien yang mampu mengontrol halusinasi setelah TAK mengalami peningkatan menjadi 36 (65.5%) responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh terapi aktivitas kelompok (TAK) orientasi realitas sesi I-III terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pada klien halusinasi di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Terlihat dari nilai p value sebesar 0,000 (p kurang dari 0,05).   Kata kunci   :     Halusinasi, Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realitas sesi I-III, dan Kemampuan Mengontrol Halusinasi
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ASERTIF TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN Irvanto, Danny; Surtiningrum, Anjas; Nurullita, Ulfa
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angka kejadian kasus gangguan jiwa menurut WHO (2009) memperkirakan 450 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data survei yang diperoleh dari Rumah Sakit Dr Amino Gondo Hutomo klien yang dirawat di ruang psikiatri 90% terdiagnosa skizofrenia dan berdasarkan alasan masuk rumah sakit klien dengan perilaku kekerasan sebanyak 55%. Asertif adalah tindakan mengemukakan pendapat/ekspresi tidak senang/tidak setuju tanpa menyakiti lawan bicara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi aktivitas kelompok asertif terhadap perubahan perilaku pada pasien perilaku kekerasan. Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan menggunakan pendekatan one group pre test and post test design. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 71 responden dengan teknik simple random sampling. Pada karakteristik responden jenis kelamin laki-laki sebanyak 41 (57,7%), dan perempuan sebanyak 30 (42,3%), sedangkan usia terbanyak pada usia 21-35 tahun 34 (47,9%). Perilaku sebelum dilakukan terapi aktifitas kelmpok asertif paling banyak masuk kategori buruk sebanyak 51 (71,8%) dan baik 20 (28,2%) sedangkan perilaku kekerasan setelah terapi aktifitas kelompok asertif paling banyak masuk kategori baik sebanyak 50 (70,4) dan buruk 21 (29,6%). Perilaku pasien yang mendapatkan terapi dapat mengontrol kemarahannya dibandingkan yang tidak mendapatkan terapi asertif. Hasil uji wilcoxon menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara terapi aktivitas kelompok asertif terhadap perubahan perilaku pada pasien perilaku kekerasan Terlihat dari nilai p value sebesar 0,000 (p< 0,05), perubahan perilaku dari buruk ke baik tampak pada hasil penurunan sebelum mendapat terapi dan setelah mendapat terapi.Kata Kunci : TAK Asertif, perilaku kekerasan, perubahan perilaku
PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PENDERITA HIPERTENSI (STUDI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEGANDAN SEMARANG) Istirokah, Ika; Surtiningrum, Anjas; Nurullita, Ulfa
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit degeneratif merupakan penyakit tidak menular yang berlangsung kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, kegemukan dan lainnya. Salah satu penyakit degeneratif di antaranya hipertensi. Hipertensi disebut sebagai pembunuh gelap “Silent Killer”, karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya terlebih dahulu sebagai peringatan bagi penderita. Kekhawatiran akan timbulnya masalah-masalah baru pada hipertensi akan menyebabkan gangguan mental emosional yang banyak ditunjukan dengan gangguan kecemasan. Salah satu modifikasi gaya hidup yang mampu menanggulangi hipertensi adalah dengan menganjurkan untuk lebih rileks. Salah satu alternatif rileksasi pada penderita hipertensi adalah terapi tertawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan tingkat kecemasan pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pegandan Semarang. Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel independen adalah pengaruh terapi tertawa dan variabel dependen adalah tingkat kecemasan pada penderita hipertensi. Penelitian ini merupakan jenis penelitain quasi eksperimen dengan rancangan penelitian The Non Equivalent Control Group Design. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel penelitian 74 responden. Hasil pengukuran tingkat kecemasan didapatkan tingkat kecemasan pada kelompok intervensi sebelum terapi tertawa terbanyak adalah kecemasan berat 32 responden (86.5%), sesudah terapi tertawa terbanyak kecemasan sedang 23 responden (60.1%). tingkat kecemasan kelompok kontrol pada pengukuran pertama (pre) terbanyak adalah kecemasan berat sebanyak 19 responden (51.4%), pada pengukuran kedelapan (post) terbanyak adalah kecemasan berat sebanyak 27 responden (73.0%). Hasil kenormalan data menunjukkan data berdistribusi normal pada kelompok intervensi dan data berdistribusi tidak normal pada kelompok kontrol, analisis yang digunakan adalah uji non parametrik test Uji Mann-Whitney dengan α 5%. Dari hasil analisis didapatkan nilai signifikansinya adalah 0.000 yang artinya p < 0.05 maka H0 ditolak, yang artinya ada pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan tingkat kecemasan pada penderita hipertensi. Dari hasil penelitian ini diharapkan terapi tertawa dapat diberikan kontribusi untuk menurunkan tingkat kecemasan pada penderita hipertensi, sehingga tekanan darah penderita hipertensi dapat terkontrol.   Kata Kunci     : Terapi tertawa, tingkat kecemasan, penderita hipertensi.