Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

April 2020 Tjahjono Prasodjo
Bakti Budaya: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.874 KB) | DOI: 10.22146/bb.55508

Abstract

Jurnal Bakti Budaya, sesuai dengan misinya, selalu berupaya untuk memublikasikan artikel yang berkaitan dengan konsep, strategi, refleksi, dan hilirisasi hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Upaya ini dilakukan mengingat pentingnya saling berbagi informasi tentang permasalahan keterlibatan dan kemanfaatan perguruan tinggi bagi kehidupan bermasyarakat. Kemudian, upaya itu diharapkan dapat menghasilkan solusi yang lebih baik dalam mengembangkan dan meningkatkan fungsi kemanfaatan perguruan tinggi bagi masyarakat. Permasalahan yang mendesak saat ini, antara lain, adalah bagaimana hilirisasi kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat menyentuh langsung dan memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Oktober 2020 Tjahjono Prasodjo
Bakti Budaya: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bb.60958

Abstract

Jurnal Bakti Budaya edisi ini menjadi sangat berbeda dari biasanya. Terbit di kala pandemi Covid-19 masih berlangsung. Marilah melihat perbedaan ini secara positif. Memandang “berbeda dari biasanya” sebagai hal yang istimewa. Bagaimana tidak istimewa, saat program-program pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang telah disusun serius di awal tahun harus diubah berkaitan dengan kondisi di lapangan. Pandemi menyebabkan program-program yang ada harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Namun, kita masih bisa bertahan, bahkan program-program PkM banyak yang diarahkan untuk membantu masyarakat menyelesaikan permasalahan-permasalahan kemasyarakatan yang diakibatkan oleh kehadiran pandemi. Pandemi kali ini menantang kita untuk membangun metode dan konsep baru yang adaptif dan solutif dalam menghadapi keadaan ini.
DARI PIAGAM MENJADI RELIK: Pergeseran Pemaknaan Prasasti yang tersimpan di dalam Pura-pura di Kawasan Danau Batur, Bali Tjahjono Prasodjo
Berkala Arkeologi Vol 31 No 2 (2011)
Publisher : Balai Arkeologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4420.644 KB) | DOI: 10.30883/jba.v31i2.396

Abstract

Villages around Lake Batur, Bangli District, Bali Province have many inscriptions kept in their puras. The inscriptions have been experiencing a transformation of significance which is very different from the original meaning and function of an inscription. This article is meant to reveal the process of transformation of the inscriptions kept in the temples in the vicinity of Lake Batur. Based on the results of field observations and literature studies have been known that there are ancient inscriptions kept in at least five temples in the villages around Lake Batur. The inscriptions contain a very significant historical and socio-cultural data about local history. However, historians and archaeologist are very difficult to access the data. There has been a change of how the community sees the significance of an inscription, shifting from a charter to a very sacred relic. Such changes must be addressed wisely by the researchers and the community as the owner and "keeper" of such inscriptions. The shift of meaning is indeed as a naturally cultural process. It is, however, I expect that the historical data contained in the inscription can still be accessed and used academically to reconstruct the history and community identity in the region.
Epigrafi Indonesia: Peran, Kedudukan, Dan Pengembangannya Tjahjono Prasodjo
Berkala Arkeologi Vol 18 No 1 (1998): Edisi Khusus
Publisher : Balai Arkeologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1744.806 KB) | DOI: 10.30883/jba.v18i1.772

Abstract

Sekali lagi saya menegaskan bahwa epigrafi merupakan ilmu bantu bagi arkeologi dan ilmu sejarah. Dengan mengetahui posisi epigrafi dalam konstelasi bidang kajian yang lain, kita akan tahu dimana kita berpijak untuk kemudian dapat mengembangkan bidang kajian epigrafi ini. Pengembangan kajian epigrafi itu sendiri ternyata cukup cerah. Masih banyak yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian epigrafi.
Pendekatan Partisipatoris Dalam Pengelolaan Sumberdaya Arkeologis Dan Kemungkinan Penerapannya Di Kawasan Arkeologis Gunung Kidul Tjahjono Prasodjo
Berkala Arkeologi Vol 20 No 1 (2000)
Publisher : Balai Arkeologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1310.765 KB) | DOI: 10.30883/jba.v20i1.814

Abstract

Makalah ini pada dasamya berisi pemaparan alternatif pendekatan baru dalam pengelolaan sumberdaya arkeologis, yaitu pendekatan partisipatoris. Pendekatan ini di masa mendatang diyakini akan lebih sesuai diaplikasikan dan banyak diminati oleh para pengelola sumberdaya arkeologis. Hambatan dan tantangan tentunya akan selalu menghadang, tetapi penulis percaya bahwa rintangan yang ada jauh lebih kecil artinya dibandingkan dengan hasil akhir yang akan didapat, yaitu pelestarian sumberdaya arkeologis sekaligus pemberdayaan masyarakat baik secara kultural, sosial dan ekonomis.
DARI PIAGAM MENJADI RELIK: PERGESERAN PEMAKNAAN PRASASTI YANG TERSIMPAN DI DALAM PURA-PURA DI KAWASAN DANAU BATUR, BALI Tjahjono Prasodjo
Berkala Arkeologi Vol. 31 No. 2 (2011)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30883/jba.v31i2.396

Abstract

Villages around Lake Batur, Bangli District, Bali Province have many inscriptions kept in their puras. The inscriptions have been experiencing a transformation of significance which is very different from the original meaning and function of an inscription. This article is meant to reveal the process of transformation of the inscriptions kept in the temples in the vicinity of Lake Batur. Based on the results of field observations and literature studies have been known that there are ancient inscriptions kept in at least five temples in the villages around Lake Batur. The inscriptions contain a very significant historical and socio-cultural data about local history. However, historians and archaeologist are very difficult to access the data. There has been a change of how the community sees the significance of an inscription, shifting from a charter to a very sacred relic. Such changes must be addressed wisely by the researchers and the community as the owner and "keeper" of such inscriptions. The shift of meaning is indeed as a naturally cultural process. It is, however, I expect that the historical data contained in the inscription can still be accessed and used academically to reconstruct the history and community identity in the region.
PENDEKATAN PARTISIPATORIS DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ARKEOLOGIS DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DI KAWASAN ARKEOLOGIS GUNUNG KIDUL Tjahjono Prasodjo
Berkala Arkeologi Vol. 20 No. 1 (2000)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30883/jba.v20i1.814

Abstract

Basically, this paper contains an alternative presentation of a new approach in archaeological resource management, namely a participatory approach. In the future, it is believed that this approach will be more suitable to be applied and is in great demand by managers of archaeological resources. Obstacles and challenges will of course always come in your way, but the authors believe that the existing obstacles are much smaller than the final results to be obtained, namely preservation of archaeological resources as well as community empowerment both culturally, socially and economically.
EPIGRAFI INDONESIA: PERAN, KEDUDUKAN, DAN PENGEMBANGANNYA Tjahjono Prasodjo
Berkala Arkeologi Vol. 18 No. 1 (1998)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30883/jba.v18i1.772

Abstract

Once again I emphasize that epigraphy is an auxiliary science for archaeology and history. By knowing the position of epigraphy in the constellation of other fields of study, we will know where we stand to then be able to develop this field of epigraphy. The development of the epigraphic study itself turned out to be quite bright. There is still much we can do to increase the quantity and quality of epigraphy research.
Wisata Bersepeda sebagai Wisata Warisan Budaya yang Berkelanjutan di Yogyakarta Wachidah, Inas Amatullah El; Prasodjo, Tjahjono
JANUS Vol 2 No 2 (2024): Edition 2
Publisher : Department of Archaeology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/janus.13408

Abstract

Over the past five years, cycling tourism has seen significant development as part of sustainable tourism, including in Yogyakarta. Its popularity has also expanded into the heritage-based tourism sector, with the utilization of Cultural Heritage Areas as one of the attractions for cycling tourism. This paper aims to address how how cycling tourism in heritage areas can be carried out sustainably. Data collection methods included observation, literature review, and interviews. Observations of cycling tourism practices were conducted through a case study approach. The frameworks of Heritage Tourism Sustainability and Transformative Experience Tourism were used to analyze and interpret the data collected and the presented case study. The conclusions indicate that cycling tourism in heritage areas, which is gaining popularity in Yogyakarta, can be optimized as a heritage tourism product capable of maintaining sustainability, both for cultural heritage sites and for the communities living around them, by adhering to key principles derived from this study as well as considering challenges that may arise in its development. === Dalam lima tahun terakhir, wisata bersepeda telah mengalami perkembangan yang signifikan sebagai bagian dari pariwisata berkelanjutan, termasuk di Yogyakarta. Popularitas wisata bersepeda juga meluas ke sektor pariwisata berbasis warisan budaya, dengan pemanfaatan Kawasan Cagar Budaya sebagai salah satu daya tarik wisata bersepeda. Tulisan ini berupaya menjawab bagaimana wisata sepada di kawasan cagar budaya dapat dilakukan secara berkelanjutan (sustainable). Metode pengumpulan data dilaksankan melalui observasi, studi pustaka dan wawancara. Pengamatan praktik wisata bersepeda diperoleh melalui studi kasus. Pendekatan Heritage Tourism Sustainability dan Transformative Experience Tourism digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan data yang diperoleh dan terhadap studi kasus yang disajikan. Kesimpulan yang didapatkan menyatakan bahwa wisata bersepeda di kawasan cagar budaya yang semakin populer di Yogyakarta dapat dioptimalkan menjadi produk wisata warisan budaya yang mampu menjaga keberlanjutan, baik dari sisi objek cagar budaya maupun masyarakat yang tinggal di sekitarnya, dengan mempertimbangkan beberapa prinsip kunci hasil dari kajian ini serta tantangan yang mungkin dihadapi dalam proses pengembangannya.
Editorial Vol. 4(1) 2021 Prasodjo, Tjahjono
Bakti Budaya: Jurnal Pengabdian kepada masyarakat Vol 4 No 1 (2021): 2021: Edisi 1
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.943 KB) | DOI: 10.22146/bakti.1756

Abstract

Selamat bertemu kembali di Jurnal Bakti Budaya. Kali ini kami menyajikan edisi Vol. 4, No. 1, 2021. Rubrik artikel masih didominasi oleh artikel yang bertema kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di masa pandemi. Seperti kita ketahui bersama bahwa pandemi Covid-19 dengan pembatasan-pembatasannya membuat kita sulit melaksanakan kegiatan PkM seperti yang biasa kita lakukan. Pertemuan-pertemuan langsung dengan masyarakat yang menimbulkan kerumunan masih dihindari. Namun, di sisi lain hal ini justru memicu inovasi metodologis dalam kegiatan PkM. Cara-cara baru untuk berkontak non-tatap muka langsung segera ditemukan. Kreativitas metode interaksi dengan masyarakat sasaran PkM secara daring bermunculan yang justru menambah perbendaharaan metode pelaksanaan PkM.