Orientalisme dan kebergantungan akademis merupakan dua unsur yang menjangkiti ilmu sosial di Indonesia. Kedua unsur tersebut mengakibatkan kekosongan tradisi pemikiran ilmu sosial yang berasal dari Indonesia. Oleh karena itu, tulisan ini mengupayakan tradisi pemikiran alternatif melalui gagasan Mpu Tantular dalam Kakawin Sutasoma yang berasal dari zaman Kerajaan Majapahit. Pemikiran Mpu Tantular dipilih berdasarkan dua pertimbangan. Pertama belum terdapat penelitian ilmu sosial yang berfokus pada pemikiran zaman kerajaan Kedua relevansi pemikiran kritis yang terdapat di dalamnya. Penafsiran pemikiran Mpu Tantular dikerangkai dengan konsep Ulayatisasi Ilmu Sosial yang bertujuan untuk menghadirkan pusat ilmu pengetahuan yang baru. Metode penafsiran menggunakan hermeneutika untuk menghadirkan tafsir baru terhadap teks. Meletakkan pemikiran Mpu Tantular dalam tradisi ilmu sosial Indonesia dengan menghadirkan relevansi wacana kebergantungan akademis pada tradisi ilmu sosial Barat yang memuncak di zaman Orde Baru. Kebergantungan akademis dihadirkan melalui penerapan gagasan modernisme Amerika yang berbasis pada pemikiran Talcott Parsons. Ilmuwan sosial menerapkan gagasan modernisme Amerika yang bertujuan untuk melegitimasi kekuasaan ekonomi politik yang disertai dengan kekerasan rezim Orde Baru. Pada kondisi tersebutlah pemikiran Mpu Tantular mendapatkan relevansinya sebagai kajian awal guna menghadirkan tradisi pemikiran ilmu sosial Indonesia melalui gagasan kritik kekuasaan.