Riswaka Sudjaswadi
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

UJI POTENSI AMOKSISILIN KADALUWARSA TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Riswaka Sudjaswadi; Agusrina RIW
Majalah Farmaseutik Vol 6, No 1 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v6i1.24031

Abstract

Uji potensi amoksisilin yang telah kadaluwarsa selama 16 bulan (A), 12 bulan (B), dan 9 bulan (C) telah dilakukan terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Echerichia coli. Pengujian dilakukan pada 3 macam kadar 20, 30, dan 60 mikrogram/ml menurut metode difusi (sumuran). Hasil uji menunjukkan bahwa semua penetapan daya hambat obat yang bersangkutan lebih rendah daripada baku pembandingnya. Data juga tidak menunjukkan adanya hubungan langsung antara penurunan potensi dengan lamanya waktu kadaluwarsa ataupun kadar penelitian. Potensi obat uji dari kadar 20-60 mikrogram/ml tersisa 72,53% - 84,75% (A), 72,53% - 79,50% (B), 92,50% - 92,78% (C) terhadap Staphylococcus aureus. Terhadap Escherichia coli potensi tersebut tersisa 83,80% - 75,53% (A), 84,82% - 84,60% (B), 88,71% - 83,74% (C), dibandingkan terhadap amoksisilin baku pembanding. Berdasarkan potensi yang masih ada, amoksisilin kadaluwarsa tidak diijinkan digunakan untuk terapi, karena daya hambatnya lebih rendah daripada persyaratan baku. Penelitian dengan bahan dan nama yang sama perlu dilakukan.
PENINGKATAN EFEK BAKTERISIDA DISPERSI PADAT AMPISILIN–POLI-ETILEN GLIKOL–TWEEN 80 (PT) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI Riswaka Sudjaswadi; Maria D J; Tri W
Majalah Farmaseutik Vol 6, No 2 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (808.965 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v6i2.24040

Abstract

Penetapan daya hambat dispersi padat ampisilin–poli-etilen glikol–tween 80 (PT) telah dilakukan untuk mengetahui peningkatan efek obat akibat PT. Uji dilakukan menurut metode difusi (kertas cakram) pada fraksi mol obat 0,5; 0,7; dan 0,9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dispersi padat ampisilin–PT meningkat daya hambat obatnya dari 104,63% (efektivitas 1,1) hingga 118,16% (1,7) terhadap Staphylococcus aureus, dan dari 106,46% (1,3) hingga 116,62% (1,9) terhadap Escherichia coli, dibandingkan terhadap ampisilin murni (fraksi mol dan efektivitas 1,0). Kenaikan daya hambat berbanding lurus dengan jumlah PT yang digunakan, perlu diteliti lebih lanjut dengan antibiotika dan fraksi mol yang lain.
OBSERVASI PERESEPAN ANTIBIOTIKA UNTUK PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SWASTA SELANGOR, MALAYSIA, PERIODE OKTOBER SAMPAI DESEMBER 2004 Riswaka Sudjaswadi; Azimah Mohd Nor
Majalah Farmaseutik Vol 6, No 2 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.354 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v6i2.24047

Abstract

Observasi tentang penggunaan antibiotika pada suatu rumah sakit telah dilakukan, untuk meneliti rasionalitas peresepan berdasarkan indikator peresep an WHO 1993. Semua peresepan untuk pasien rawat inap yang dikutip dari catatan medik pasien dikumpulkan, dianalisis tentang persentase penggunaan anti biotika, golongan yang banyak diresepkan, penulisan dengan nama paten/generik, sediaan yang diresepkan, dan kesesuaian dengan formularium rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peresepan antibiotika selama observasi sebesar 22,38%, golongan yang banyak diresepkan adalah turunan beta lak tam sebanyak 78,32%, 22,93% dari jumlah tsb diresepkan sebagai Rocephin, di ikuti Augmentin 13,88%. Sediaan injeksi ditemukan sebanyak 77,38%, sediaan paten tertulis 88,77%, sedangkan nama generik hanya 11,25%, semua obat yang teresepkan tercantum dalam formularium rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan antibiotika di rumah sakit tsb rasional, penggunaan sediaan injeksi dan produk paten yang relatif sangat tinggi, dibahas berdasarkan argumentasi yang dapat diterima.