M Rifqi Rokhman
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

BARIER DAN FASILITATOR PENERAPAN PHARMACEUTICAL CARE PADA FARMASI KOMUNITAS : SEBUAH TINJAUAN M Rifqi Rokhman
Majalah Farmaseutik Vol 6, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.005 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v6i3.24046

Abstract

Pharmaceutical care dianggap sebagai model untuk pelayanan apoteker di masa mendatang. Perkembangan pharmaceutical care pada farmasi komunitas ternyata lebih lambat dari yang diharapkan. Penelitan yang ada menunjukkan bahwa kecepatan penerapan pharmaceutical care dipengaruhi oleh faktor yang dapat dikelompokkan menjadi barier dan fasilitator. Barier akan menghambat penerapan pharmaceutical care sedangkan fasilitator akan mempercepat penerapan pharmaceutical care. Pendekatan penelitian sudah tidak lagi sebatas menggunakan pendekatan behavioural theory namun juga berkembang menggunakan pendekatan organisasi. Penelitian yang ada menunjukkan tidak ada satu barier dengan fasilitator tertentu yang menjadi penentu utama keberhasilan penerapan pharmaceutical care pada farmasi komunitas. Beberapa barier dan fasilitator dianggap mempunyai pengaruh yang kuat yang ditunjukkan dengan banyaknya penelitian yang mengarah kepada barier dan fasilitator tersebut. Barier tersebut berupa kurangnya sistem remunerasi untuk layanan baru, kesulitan pembagian waktu antara mengembangkan pharmaceutical care dan tugas untuk distribusi obat, kurangnya pengetahuan klinis dari apoteker, rendahnya hubungan dengan dokter, dan dukungan organisasi profesi. Fasilitator tersebut berupa perlunya pelatihan bagi apoteker, perlunya renumerasi untuk layanan, perbaikan hubungan dengan dokter, pemanfaatan SDM yang ada dengan lebih baik, dan perlunya asistensi atau dukungan dari luar.