Instalasi Farmasi jika dikelola dengan baik memberikan pendapatan terbesar terhadap rumah sakit, dan sebaliknya akan menjadi sumber pengeluaran yang besar bagi rumah sakit karena instalasi farmasi menggunakan anggaran terbesar. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Pengambilan data diperoleh melalui wawancara, dokumen pengelolaan obat, standar prosedur operasional dan perhitungan cycle time melalui observasi pada proses pengelolaan obat. Identifikasi waste menggunakan Big Picture Mapping dan Fishbone Diagram digunakan untuk menganalisis sebab dan akibat suatu permasalahan sehingga ditemukan akar permasalahan dari waste kritis yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan persentase value added pada proses pengadaan 48,27%, proses penerimaan 20,5% dan proses penyimpanan 12,83%. Persentase necessarry but non value added pada proses pengadaan yaitu 51,72%, proses penerimaan 59% dan proses penyimpanan 5,3%. sedangkan non value added pada proses pengadaan yaitu 0,005%, proses penerimaan 20,5% dan proses penyimpanan 81,87%. Proses pengadaan, penerimaan dan penyimpanan dapat diidentifikasi dengan lean thinking, waste yang banyak terjadi diantaranya waste of overproduction, waste of waiting, waste of defect, waste of motion, waste of transportation., akar masalah sebagian besar terjadi pada pihak distributor/kurir, jika dibiarkan akan berdampak pada kekosongan obat pada pasien. Rumah sakit masih dapat melakukan perbaikan misalnya pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.