Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Temperatur Operasi Dan Kecepatan Superfisial Terhadap Komposisi Gas Produser Pada Gasifikasi Fluidized Bed Berbahan Bakar Sampah Terapung I Nyoman Suprapta Winaya; Made Sucipta; I Dewa Made Susila
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 5, No.1 April 2011
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1358.456 KB)

Abstract

Management of waste into energy that is economically possible with fluidized bed gasification technology. Gasification is athermo-chemical process that converts biomass/solid waste into producer gas (CO, H2, CO2 and HC) by using air, steam, oxygenor its mixtures as a gasification agent. In a study of floating waste fuel gasification in pellet form with 1,25 cm diameter and 1.25cm height and of 1.22 gram mass, where is used oxygen enriched air as gasification agent. The operating temperature (Top) atreactor selected 500oC and 600oC with superficial velocities (Uo) are 0.105 m/sec, 0.125 m/sec, 0,145 m/sec., and 0,165 m/sec.From the research results showed that by increasing the operating temperature of 500oC to 600oC and increasing the superficialvelocity of 0.105 m/sec to 0.125 m/sec, did not influence directly the increasing of percentage/levels of CO, CO2 and HC gas thatproduced.
Analisis perbandingan performansi mesin pengkondisian udara dengan kompresor terisolasi dan tidak terisolasi I Made Rasta; I Dewa Made Susila
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 2, No.1 Juni 2007
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.139 KB)

Abstract

During installation of an AC Split, the technician usually didn’t release the compressor insulation. They assumed that the compressor will have longer life time rather than without insulation. Actually, in this case the compressor worked hardly in insulated condition by glass wool. The overload signal then will immediately stop the electric current to the compressor. The research was aimed to investigate the AC performance if compressor in insulated condition and without insulation. The tested unit was AC 2 PK, water chiller type. The result showed, COP decreased 0.35; electrical consumption increased 18.7 Watt; and the refrigerating effect slightly decreased, respectively.
PENGARUH VARIASI DIAMETER PIPA KAPILER PADA SIKLUS TEMPERATUR RENDAH TERHADAP PERFORMANSI TRAINER UNIT SISTEM REFRIGERASI CASCADE I Wayan Adi Subagia; I Dewa Made Susila
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 16 No 3 (2016): November
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.102 KB)

Abstract

Sistem refrigerasi cascade merupakan salah satu sistem yang digunakan pada sistem refrigerasi temperatur rendah, keuntungan sistem ini dapat menggunakan jenis refrigeran yang berbeda. Banyak parameter yang mempengaruhi performansi sistem refrigerasi, salah satunya geometri (diameter) pipa kapiler sebagai alat ekspansi yang digunakan pada sistem refrigerasi kompresi uap. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan studi pengaruh penggunaan diameter pipa kapiler yang berbeda, pada sistem refrigerasi cascade dua tingkat terhadap performansi sistem. Dari hasil pengujian untuk penggunaan diameter pipa kapiler 0,036” dan 0,042” didapat rasio tekanan sebesar 4,01 dan 2,81 atau meningkat sebesar 42,6 % untuk penggunaan diameter pipa kapiler yang lebih kecil, capaian temperatur evaporator terendah masing-masing sebesar -37,2 oC dan -20,9 oC, COP sistem 0,74 lebih rendah sebesar 22,9% dibandingkan dengan penggunaan pipa kapiler 0,042” sebesar 0,91, dan konsumsi daya sistem sebesar 0,935 kW lebih besar 0,3 % dibandingkan menggunakan pipa kapiler diameter 0,042” sebesar 0,932 kW.
KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN MODUL THERMOELEKTRIK TIPE TEC1-12706 UNTUK PENDINGINAN JOK MOBIL I Dewa Made Susila; I Wayan Adi Subagia
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 14 No 2 (2014): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.838 KB)

Abstract

Pemanfaatan modul thermoeletrik sebagai pendingin saat ini terus dikembangkan, walaupun masih terbatas untuk beban pendinginan yang kecil dengan rentang penurunan temperatur yang tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan oleh sistem pendingin dengan modul thermoeletrik memiliki keunggulan ramah lingkungan, murah, desain lebih kompak dan tidak bising. Kenyamanan pengemudi saat berkendaraan sudah menjadi suatu kebutuhan yang harus diperhatikan, salah satu kelengkapan mobil yang sangat berpengaruh terhadap kenyamanan pengemudi adalah tempat duduk/jok mobil. Umumnya ketidaknyamanan bagi pengemudi sangat dirasakan saat berkendaraan dengan timbul rasa panas di bagian tubuh yang bersentuhan dalam waktu lama dengan jok mobil, kondisi ini akan menyebabkan kelelahan bagi pengemudi dan sangat membahayakan. Sebagai alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah ini dengan memberikan hembusan udara dingin ke dalam jok mobil, agar permukaan jok mobil menjadi dingin sehingga dapat membuat nyaman bagi pengemudi pada saat duduk di atas jok mobil tersebut. Untuk melakukan pendinginan pada permukaan jok mobil, dirancang dengan memanfaatkan modul thermoelektrik. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan profil distribusi temperatur pada ducting, spon dan permukaan jok