Muhammad Iqbal
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Metode Talfiq Manhaji MUI dalam Fatwa Muhammad Iqbal
Al-'Adl Vol 13, No 2 (2020): Al-'Adl
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/aladl.v13i2.1873

Abstract

Metode talfiq oleh sebagian ulama ditolak secara mutlak penggunaannya, dikarenakan berpotensi mewujudkan hukum baru dari apa yang telah disepakati oleh Imam Madzhab, Namun, sebagian lain membolehkan secara mutlak dikarenakan tidak adanya keharusan untuk mengikuti pendapat Imam tertentu dalam suatu permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa efektif metode talfiq manhaji MUI dalam merespon problematika ibadah di masa Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Metode deskriftif-kualitatif dengan menjelaskan metode penetapan fatwa MUI dengan analisis yang mendalam, lalu dikaitkan dengan metode penetapan fatwa Imam Mujtahidin dalam hukum Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode talfiq manhaji yang digunakan MUI terbukti efektif dalam meredam kegelisahan masyarakat khususnya terkait prosedur ibadah pada situasi terjadi wabah COVID-19. Metode talfiq manhaji ini merupakan terobosan paradigmatik yang mampu menjawab tantangan zaman dan dapat dipertanggung jawabkan secara normatif dan sosial sekaligus.
Perspektif Hukum Islam terhadap Tradisi Poalo Pasca Penguburan Jenazah (Studi Pada Masyarakat Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat) Wa Nurlian; Muh. Asrianto Zainal; Muhammad Iqbal
KALOSARA: Family Law Review Vol 1, No 2 (2021): Kalosara: Family Law Review
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.684 KB) | DOI: 10.31332/.v1i2.3275

Abstract

Penduduk Masyarakat Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat mayoritas beragama Islam. Namun demikian dalam kehidupan sehari-hari masih terlihat sisa-sisa kepercayaan mereka dahulu yang dikenal dengan tradisi. Salah satu tradisinya adalah yaitu memperingati hari-hari tertentu pasca penguburan jenazah atau biasa dalam bahasa Muna  disebut sebagai Poalo. Tujuan Penelitian ini adalah : (1) Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan Tradisi Poalo Pasca Penguburan Jenazah Studi Pada Masyarakat Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat. (2) Untuk mendeskripsikan alasan masyarakat Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat melaksanakan tradisi poalo. (3) Untuk mendeskripsikan Perspektif Hukum Islam dalam tinjauan Al Urf terhadap Proses Pelaksanaan Tradisi Poalo Pasca Penguburan Jenazah Studi Pada Masyarakat Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat.Jenis Penelitian ini adalah penelitianField Research dan Metode Penelitian ini adalah Kualitatif dengan pendekatan Yuridis Empiris. Tehnik pengumpulan data yaitu Observasi,Wawancara dan Dokumentasi. Metode Analisis Data yaitu: (1) Reduksi Data, (2) Disiplay Data, (3) Verifikasi Data. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pada tradisi poalo  jika ditinjau dari Hukum Islam ada yang dikategorikan sebagai ‘Urf Shahih yaitu ‘Urf yang dapat diterima oleh Hukum Syara’dan ‘Urf Fasid  yaitu ‘Urf yang tidak dapat diterima oleh Hukum Syara’.
From Dakwa to Fatwa: the Linguistic Violence behind Preacher's Digital Narrative Iqbal, Muhammad
Al-'Adl Vol 16, No 2 (2023): Al-'Adl
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/aladl.v16i2.6356

Abstract

Although research on linguistic violence in fatwas has been extensively examined by Islamic law experts, there are still few lectures on YouTube that discuss linguistic violence in fatwas. The current study aims to examine linguistic violence perpetrated by preachers on social media in order to fill research gaps. This study employs an interpretative qualitative case study design. This study uses document analysis to collect data. To analyze the data, William C. Gay's (1998) theory is applied. The results of the study indicate that there are subtle, abusive, and gesture forms of linguistic violence in the fatwa. Language, ideology, and power relations (popularity) contribute to the occurrence of linguistic violence. The effects of linguistic violence on congregations, in general, are discord among interfaith adherents, blasphemy among adherents on social media, and constraints from certain circles to clarify apologies. At the conclusion of this investigation, the study's implications are discussed.