Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ANALISA SISA CHLOR PADA JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM KOTA SEMARANG Syahputra, Benny
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2012): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 3 2012
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsentrasi sisa chlor pada jaringan distribusi air minum PDAM Kota Semarang daerah layanan Perumahan BSB Jatisari belum memenuhi standar baku mutu. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan konsentrasi sisa chlor di setiap node dan untuk mengetahui pengaruh dari jarak reservoir ke konsumen terhadap konsentrasi sisa chlor.  Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif menggunakan analisis korelasi dan regresi, sedangkan analisis deskriptif dijelaskan melalui tabel dan grafik. Variabel bebas yang digunakan adalahjarak distribusi (jarak reservoir ke konsumen), sedangkan  variabel terikatnya adalah konsentrasi sisa chlor. Hasil penelitian juga menunjukkan konsentrasi sisa chlor pada node terdekat pompa injeksi adalah 1,19 mg/l, sedangkan pada node terjauh adalah 0,27 mg/l  ,adanya hubungan negatif antara jarak reservoir ke konsumen terhadap konsentrasi sisa chlor,dimana semakin bertambah jarak reservoir ke konsumen maka konsentrasi sisa chlor akan semakin berkurang. Hubungan ini mempunyai korelasi yang tidak kuat, artinya ada faktor-faktor lain yang juga ikut mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut yaitu debit aliran, kecepatanaliran, dimeter pipa dan koefisien kekasaran dinding pipa.  Dari perhitungan regresi didapatkan persamaan y=-0,002+1,17, itu artinya setiap jarak reservoir ke konsumen bertambah 1 meter maka konsentrasi sisa chlor akan berkurang 0,002 mg/l. Dengan demikian,sisa chlor akan habis pada jarak 585 meter dari reservoir. Kata kunci: chlor, PDAM, distribusi
PENENTUAN FAKTOR JAM PUNCAK DAN HARIAN MAKSIMUM TERHADAP POLA PEMAKAIAN AIR DOMESTIK DI KECAMATAN KALASAN, SLEMAN, YOGYAKARTA Benny Syahputra
Jurnal Lingkungan Sultan Agung Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Lingkungan Sultan Agung
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Kalasan berada pada propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan majunya pembangunan, arah perkembangan kota di samping ke arah utara juga mengarah ke arah timur, hal ini ditandai dengan bermunculannya perumahan-perumahan baru. Kecamatan Kalasan adalah merupakan salah satu kawasan di daerah sebelah timur Yogyakarta  yang mengalami perkembangan pesat, dan setiap pembangunan perumahan baru menuntut dibangunnya prasarana-prasarana yang mendukung keberadaan perumahan tersebut, seperti sumur dan jaringan distribusi air   (PAM).Penelitian ini bertujuan untuk menghitung faktor jam puncak dan harian maksimum pada pola pemakaian air di Kecamatam Kalasan.Teknik sampling dilakukan  secara Sampel Acak Proporsional Distratifikasi (Stratified Proportional Random Sampling). Pengambilan secara acak  distratifikasi adalah untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat populasi yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan harus dibagi dalam lapisan-lapisan (strata) yang seragam, dan tiap lapisan tersebut akan diambil secara acak, tetapi setiap kelurahan yang ada di Kecamatan Kalasan (Purwomartani, Selomartani, Tamanmartani, dan Tirtomartani) diambil sampelnya secara proporsional sebanyak 200 responden yang didapatkan dari perbandingan antara jumlah kepala keluarga tiap-tiap kelurahan  dengan total kepala keluarga seluruh kelurahanPemanfaatan air  per kapita di Kecamatan Kalasan telah menyamai seperti pemanfaatan air di kota kecil yang ditetapkan oleh  Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum sebesar 130 liter/orang/hari. Pemanfaatan air jam puncak sebesar 266,73 liter/hari, yang berada pada pagi hari antara jam 06.00 sampai dengan 08.00 WIB, sedangkan pemanfaatan air pada harian maksimum sebesar 774,09 liter/hari yang berada pada hari Minggu. Faktor jam puncak di Kecamatan Kalasan sebesar 1,30 dan faktor harian  maksimum   sebesar 1,26, jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, faktor jam puncak 1,5 sedangkan harian maksimum 1,1. Hal ini artinya faktor jam puncak dan harian maksimum yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum,  tidak dapat digeneralisir di Kecamatan Kalasan. Kata kunci : Pola pemakaian air, Jam puncak, harian maksimum
PEMANFAATAN ALGAE CHLORELLA PYRENOIDOSA UNTUK MENURUNKAN TEMBAGA (Cu) PADA INDUSTRI PELAPISAN LOGAM Benny Syahputra
Jurnal Lingkungan Sultan Agung Vol 2, No 2 (2012): Journal Lingkungan Sultan Agung
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ion tembaga (Cu) termasuk ion yang berbahaya apabila dibuang ke badan air karena bersifat toksik. Pengolahan kadar Cu dapat dilakukan dengan memanfaatkan algae. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui volume algae yang paling efektif dan efisien dalam menurunkan kadar tembaga (Cu) limbah cair pelapisan logam. Penelitian ini dilakukan dengan cara memvariasi volume algae (Chlorella pyrenoidosa 400 ml/l, 600 ml/l, 800 mI/I dengan waktu pengamatan 7 hari. Sampel limbah diambil sebanyak 4 liter per ember dengan jumlah ember 12 buah. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (CRD) dengan 3 kali ulangan. Analisis kandungan tembaga (Cu) dilakukan sebelum dan sesudah pengamatan selama 7 hari di laboratorium Hasil penelitian menunjukkan, rata rata kadar tembaga (Cu) pada saat sebelum perlakuan adalah 3,29 mg/L, rata rata akhir setelah perlakuan dengan variasi volume algae Chlorella pyrenoidosa 800 ml/l kadar tembaga, (Cu) turun menjadi 0,29 mg/L, sedangkan rata rata efisiensi tingkat penurunan kadar tembaga, masing masing perlakuan adalah 400 ml/l = 83,38 %; 600 ml/l = 88,44; 800 ml/l = 90,97 %. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan yang paling efektif dari 3 perlakuan yang dilakukan adalah dengan variasi volume algae Chlorella pyrenoidosa 800 ml/l. 
PENYUSUNAN NERACA AIR SEBAGAI FUNGSI KONTROL LAJU KEHILANGAN AIR PDAM (STUDI KASUS PDAM KOTA SEMARANG) Benny Syahputra
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2011): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2 2011
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Jumlah air tak berekening (ATR) PDAM Kota Semarang pada tahun 2008 mencapai angka sebesar 57,3%, dan angka tersebut sangat berbahaya bagi efisiensi sistem. Penelitian tentang kehilangan air PDAM Kota Semarang ini bertujuan untuk mengetahui jenis kehilangan air yang memiliki volume terbesar dan faktor-faktor penyebabnya serta untuk menganalisis fungsi kontrol neraca air terhadap laju kehilangan air PDAM. Untuk mengetahui volume kehilangan air dan analisis fungsi kontrol neraca air terhadap  sistem digunanakan software WB-EasyCalc 1.07. Analisis dengan WB-EasyCalc dilakukan dengan cara membaca grafik yang dibuat dari neraca air, dan selain itu diperlukan juga perbandingan dengan nilai air tak berekening tahun-tahun sebelumnya serta data lapangan yang reliabel. Data lapangan diambil dengan metode kuesioner teknisi PDAM dan pelanggan serta observasi. Kombinasi kedua jenis data ini sangat menentukan dalam analisis deskriptif. Hasil dari penyusunan Neraca Air 2009 adalah PDAM Kota Semarang memiliki ATR  sebesar 57,4% dan kehilangan air tertinggi adalah kehilangan fisik sebesar 30,35 %. Mayoritas penyebab kehilangan fisik adalah usia pipa yang lebih dari 25 tahun. Penggunaan neraca air untuk kontrol laju kehilangan air sangat dibutuhkan oleh PDAM dalam rangka untuk memonitor efisiensi sistem PAM. Kata kunci : neraca air, fungsi kontrol, sistem PAM
MODEL POMPA AIR DENGAN TENAGA ANGIN UNTUK PEMANFAATAN IRIGASI SAWAH Benny Syahputra
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2013): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 4 2013
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rawa Setro di Desa Gedangan Kabupaten Rembang memiliki luas ± 10 ha dengan kedalaman air ± 6 meter. Air rawa ini memiliki cadangan air berlimpah baik pada musim kemarau maupun pada musim hujan. Pemanfaatan air rawa untuk irigasi selama ini dengan menggunakan pompa diesel, sehingga biaya operasional dan maintenance semakin mahal. Hasil penelitian Balai Lingkungan Penelitian Pertanian (2010) mengatakan bahwa kecepatan angin di lokasi rawa setro mencapai 9,2 meter/detik. Data tersebut sangat memungkinkan untuk menggunakan pompa air tenaga angin.Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara variabel bebas (berupa kecepatan angin dan kecepatan putaran kincir dari variasi diameter sudu) dengan variabel terikat berupa besarnya debit air dari pompa yang dibuat.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan antara perancangan dan eksperimental. Pada pengujian eksperimental dicari hubungan antara variabel bebas (berupa kecepatan angin dan kecepatan putaran kincir dari variasi diameter sudu) dengan variabel terikat berupa besarnya debit air dari pompa yang dibuat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pompa menghasilkan debit air terbesar 0,07 ltr/s pada diameter sudu kincir 1 meter. Pompa mulai berfungsi dengan kecepatan angin minimal 2,5 m/s. Hasil uji anova menunjukkan bahwa rata-rata debit air yang dipengaruhi diameter sudu dan kecepatan angin adalah berbeda. Nilai R Adjusted sebesar 0,772 berarti variabilitas debit air yang dapat dipengaruhi oleh variabel diameter sudu dan kecepatan angin sebesar 77,2%.Kata kunci : pompa air, tenaga angin, irigasi
Wind Power for Irrigation Water Pump a Case study in Gedangan village Benny Syahputra; Nafiah .
International Conference on Coastal and Delta Areas Vol 1, No 1 (2015): Management and Engineering in the Sustainable Development on Delta Areas
Publisher : International Conference on Coastal and Delta Areas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Water is a vital thing for the rice field. Field will never able to produce rice withoutsufficient water. Some methods are used to irrigate rice field, among others by using water pump, the method that also have been used in Gedangan village, Distric of Rembang, Nothern-East of Central Java Province. Based on data issued by Institute for Environment and Agricultural Research in 2010, the annual wind speed in the agricultural area of Gedangan village, minimum is 2.3 m/s and maximumis 9.2 m/s. This paper reported the study of using the prevailing wind speed to power the water pump for rice field irrigation purpose in Gedangan village. The combination between design and experimental were used in this study. In the experimental works were found that independent variable, such as wind speed and the revolution speed of the windmill, and dependent variable, such as amount of water flow out from the pump, have a relationship. The results show that wind power, with the above prevailing wind speed, only possible to power the water pump to irrigate the small-area of rice field.
The Relations Between Wind Speed and Discharge on Wind Pump for Irrigation Purpose The case study in Setro’s Reservoir Benny Syahputra
International Conference on Coastal and Delta Areas Vol 1, No 1 (2015): Management and Engineering in the Sustainable Development on Delta Areas
Publisher : International Conference on Coastal and Delta Areas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

To irrigate thier rice fields, farmers in Gedangan village of Rembang District, North-East of Central Java Province take water from Setro’s reservoir. Since the surface level of water in the reservoir lower than the elevation of the fields, the farmers must use water pump to elevate the water into the higher level to the fields. Data from the Institute for Environment and Agricultural Research (2010) show that the annual average wind speed in Gedangan village is minimum 2.3 meter/secondand maximum is 9.2 meter/second. Based on those wind speed data, it can be used as a power of water pump by constructing windmill. The research shows that the wider leaf of windmills the more discharge of water can be resulted. However, there is optimum wide of windmill leaf. If the optimum wide of leaf over, the discharge will decrease. increased along with the increase in the diameter of the blade, but the discharge will back down if the blade diameter is enlarged after the maximum discharge.
PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TERHADAP POLA PEMAKAIAN AIR DOMESTIK Benny Syahputra
Jurnal Lingkungan Sultan Agung Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Lingkungan Sultan Agung
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The development of the socio-economic conditions of the community can affect the use of domestic water in an area. The purpose of this study was to determine the domestic water demand in the Kalasan Subdistrict at different social and economic levels. The method used in this study includes interviews to collect data based on stratified proportional random sampling. This study obtained the results, namely: (1). The level of education in Kalasan Subdistrict affects the use of domestic water, this shows that the higher the level of education, the greater the use of water, so the higher education level tends to use water more wastefully; (2). Income level does not affect domestic water use; (3). The use of domestic water in the Kalasan Subdistrict is not determined by certain types of work.
ANALISIS DEBIT ANDALAN BENDUNGAN GLAPAN UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DAN IRIGASI (STUDI KASUS DI GLAPAN KABUPATEN GROBOGAN) Safarina, Farida; Razita, Nida Sarah; Niam, Moh. Faiqun; Syahputra, Benny
Jurnal Ilmiah Penelitian Mahasiswa Vol 3, No 3 (2024): September 2024
Publisher : Jurnal Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Grobogan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Grobogan periode 13 tahun (2010-2022) bertambah sebesar 87.809 jiwa. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Grobogan akan berefek pada bertambahnya juga air penduduknya. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis ketersediaan air terhadap kebutuhan wilayah di Kabupaten Grobogan untuk mengetahui apakah kebutuhan air penduduk Kabupaten Grobogan dapat terpenuhi.Perhitungan curah hujan Kawasan menggunakan merode polygon Thiessen menggunakan data 3 stasiun yaitu Pos Hujan Glapan, Pos Hujan Kopeng, dan Pos Hujan Rawa Pening. Kemudian evapotranspirasi dihitung menggunakan metode Penman Modifikasi berdasarkan data dari PUSDATARU Jawa Tengah. Analisis ketersediaan air baku dilakukan dengan melakukan perhitungan debit andalan menggunakan metode F.J. Mock dengan probabilitas debit yang digunakan sebesar 80%. Ketersediaan air diperoleh langsung dengan debit simulasi menggunakan metode F.J. Mock yaitu berturut-turut dari bulan Januari s/d Desember sebesar 193,80; 228,17; 214,29; 216,18; 178,31; 184,2; 178,31; 178,31; 184,25; 178,31; 195,470; 222,2652 m3/detik. Nilai debit andalan maksimum sebesar 228,17 m3/detik dan nilai debit andalan minimum sebesar 178,31 m3/detik. Nilai selisih terbesar berada pada bulan November ketersediaan air mengalami deficit sebesar 152,70 m3/detik dengan presentase keterpenuhan 56%. Ketersediaan air dengan debit keandalan 80% belum dapat memenuhi debit kebutuhan air baku di Kabupaten Grobogan pada tahun 2032. Kata Kunci: Ketersediaan air, Debit andalan, Penman, F.J. Mock
ANALISIS POTENSI BAHAYA DAN RISIKO DALAM PELAKSANAAN KESELAMATAN PEMANCANGAN CCSP (CORRUGATED CONCRETE SHEET PILE) DAN TANGGUL PADA PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNG KARET SUNGAI JUANA Pratama, Amanda Putra; Fadillah, Kurnia Nur; Syahputra, Benny; Satrio, Eko Muliawan
Jurnal Ilmiah Penelitian Mahasiswa Vol 4, No 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Jurnal Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan Upaya kita untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat mengurangi probabilitas kecelakaan kerja/penyakit akibat kelalaian yang mengakibatkan demotivasi dan defisiensi produktivitas kerja. Menurut UU Pokok Kesehatan RI No. 9 Th. 1960 Bab I Pasal II, Kesehatan kerja adalah suatu kondisi Kesehatan yang bertujuan agar Masyarakat pekerja memperoleh derajat Kesehatan setinggi – tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap gangguan keselamatan yang disebabkan oleh pekerjaan, lingkungan kerja maupun penyakit umum.Metode pengumpulan data dengan menyebar kuesioner kepada tenaga ahli tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dari PT. Wijaya Karya – KSO, tenaga kerja dan observasi lapangan. Pengolahan data untuk menguji variable penelitian menggunakan uji validitas. Metode tujuan kedua di analisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif guna menilai besarnya potensi bahaya dan kemungkinan terjadinya potensi bahaya akan terjadi. Kemudian metode tujuan ketiga menggunakan analisis deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.Berdasarkan hasil data yang diolah, semua tahap pekerjaan pemancangan Corrugated Concrete Sheet Pile menimbulkan potensi bahaya, dimana paling tinggi ditahap pekerjaan pengadaan yaitu tiang pancang terguling dan menimpa pekerja, pekerjaan pemancangan pekerja tertimpa material, pekerjaan pengecoran Capping Beam pekerja tertimpa beton, pekerjaan pembesian pekerja terkena Cutting Wheel, pekerjaan bekisting dinding beton pekerja terkena pecahan mata gerinda, dan pekerjaan pengecoran dinding beton yaitu pekerja jatuh di adukan semen, mayoritas upaya pada tahapan pekerjaan tersebut sudah dilakukan. Kata Kunci: Kecelakaan Kerja, K3