Wasludin Wasludin
Department Of Nursing, Poltekkes Kemenkes Banten, Serang, Banten Province, Indonesia

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH UMUR DAN RIWAYAT KONTAK DENGAN KEJADIAN TBC PARU PADA ANAK DI PUSKESMAS PERIUKJAYA KOTA TANGERANG Wasludin Wasludin
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 5 No 2 (2018): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.857 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v5i2.62

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi masih tingginya penderita Tuberculosis (TBC) paru di Wilayah kerja Puskesmas Periuk Jaya Kota Tangerang tahun 2013 yaitu sebanyak 34 kasus terdiri dari 22 orang dewasa dan 12 orang anak, oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui faktor umur, status imunisasi, status gizi, riwayat kontak, dan kesehatan rumah yang mempengaruhi kejadian TBC paru pada anak di Puskesmas Periuk Jaya Kota Tangerang. Metode penelitian menggunakan analitik retrospektif dengan sampel total sampling menggunakan data primer yang didapatkan melalui wawancara, pengukuran dan observasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa p-value umur dengan kejadian TBC paru 0,015 (< 0,05) artinya ada pengaruh umur terhadap kejadian TBC paru anak, nilai p-value riwayat kontak dengan kejadian TBC 0,015 (< 0,05), artinya ada pengaruh riwayat kontak terhadap kejadian TBC, p-value status imunisasi 0,168 (> 0,05), dan nilai p-value status gizi 0,168 (> 0,05), artinya tidak ada pengaruh status imunisasi dan status gizi terhadap kejadian TBC. Berdasar hasil tersebut disimpulkan bahwa umur lebih muda (0-5 tahun) dan riwayat kontak mempunyai pengaruh terhadap kejadian tbc paru, oleh karena itu disarankan agar petugas Puskesmas memberikan penyuluhan tentang cara mencegah penularan TBC paru dan memantau kesehatan rumah.
PENGARUH METODE CERAMAH DAN DISKUSI DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA SISWA SMP ARRAHMAN KOTA TANGERANG 2014 Wasludin Wasludin
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 4 No 2 (2017): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.444 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v4i2.79

Abstract

Sasaran strategis Kemenkes tahun 2010 – 2014 yaitu menurunnya prevalensi HIV pada penduduk usia 15-49 tahun menjadi <0,5%, meningkatnya persentase penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV-AIDS dari 65% menjadi 95%, dan meningkatnya jumlah penduduk usia 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan tes HIV dari 300.000 menjadi 700.000. Kondisi tahun 2011, data–data menunjukan epidemi jalan terus dengan sangat cepat, pengetahuan masyarakat masih rendah, layanan kurang optimal, cakupan masih rendah, dan akses masyarakat terbatas. Tujuan Penelitian adalah Ingin mengetahui metode yang lebih baik dan cocok untuk menyampaikan edukasi tentang HIV/AIDS kepada siswa sehingga dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan pendekatan rancangan eksperimental ulang (pre test-post test controle group design), yaitu subjek dibagi 2 kelompok, pada masing-masing kelompok dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan Pengetahuan responden tentang HIV/AIDS meningkat antara sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan baik dengan metode ceramah maupun dengan metode diskusi. Nilai rata-rata pengetahuan dengan metode ceramah lebih tinggi dibadingkan dengan nilai rata-rata pengetahuan dengan metode diskusi. Hasil uji statistik diperoleh ada perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan metode ceramah (p=0,000), ada perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan metode diskusi (p=0,003), dan ada perbedaan yang signifikan nilai rata-rata pengetahuan responden antara metode ceramah dan metode diskusi (p=0,000). Kesimpulan : Ada perbedaan yang signifikan nilai rata-rata pengetahuan responden antara metode ceramah dan metode diskusi (p=0,000).
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BENCANA BANJIR TERHADAP KESIAPSIAGAAN DALAM KESEHATAN PADA MASYARAKAT RW 05 RT 01 DAN RT 03 KELURAHAN GONDRONG KOTA TANGERANG Lindawati Lindawati; Wasludin Wasludin
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 4 No 2 (2017): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.809 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v4i2.86

Abstract

Secara geografis Indonesia terletak pada wilayah yang rawan terhadap bencana alam seperti tanah longsor, gempa bumi, letusan gunung berapi dan banjir. Pemukiman masyarakat RW 05 RT 03 dan 01 Kelurahan Gondrong Kota Tangerang merupakan daerah yang paling parah bila terkena banjir karena berdampingan dengan sungai Angke yang bermuara dari daerah Bogor. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang bencana banjir dalam kesiapsiagaan dalam kesehatan pada masyarakat RW 05 RT 03 dan 01 Kelurahan Gondrong Kota Tangerang dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional. Jumlah responden sebanyak 60 orang. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa responden yang berpengetahuan tinggi memiliki kesiapsiagaan yang siap dengan p value 0,04 artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan kesiapsiagaan dimana 38 orang berpengetahuan tinggi 27 orang ( 71%) memiliki kesiapan dalam menghadapi banjir. OR 3,85 yang artinya orang berpengetahuan tinggi memiliki kesiapsiapsiagaan 4 kali dari orang yang berpengetahuan rendah.. Diharapkan bagi institusi pendidikan untuk membentuk satgas bencana banjir yang bekerjasama dengan BPBD dan masyarakat rawan banjir
EFEKTIFITAS MEDIA ELEKTRONIK DAN MEDIA CETAK TERHADAP PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA SISWA SMP NEGERI 4 KOTA TANGERANG Wasludin Wasludin
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 6 No 1 (2019): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.637 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v6i1.90

Abstract

Tujuan penelitian ini ingin mengetahui pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS dan media yang lebih baik dan cocok untuk menyampaikan edukasi tentang HIV/AIDS kepada siswa sehingga dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS. Metoda penelitian menggunakan desain eksperimental dengan rancangan eksperimental ulang (pre test-post test controle group design), dengan responden siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Kota Tangerang sebanyak 68 orang yang terbagi dalam 2 kelas/kelompok. Hasil penelitian menunjukkan, ada perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media elektronik (p=0,000), ada perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media cetak (p=0,004), dan ada perbedaan yang signifikan nilai rata-rata pengetahuan antara media elektronik dan media cetak (p=0,001). Disarankan untuk dinas terkait dan para edukator kesehatan, untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam pemahaman tentang suatu materi khususnya materi kesehatan, dapat menggunakan media penyuluhan yang tepat dan beragam agar dapat meningkatkan pengetahuan sasaran.
STUDI KUALITATIF TENTANG AKTIFITAS (OLAH RAGA) PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TYPE II DI PUSKESMAS PERIUK JAYA KOTA TANGERANG Wasludin Wasludin
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 3 No 2 (2016): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.101 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v3i2.99

Abstract

Berdasarkan informasi dari pihak puskesmas Periuk Jaya, dari 49 orang penderita DM yang berobat ke Puskesmas Periuk Jaya, kurang dari 45% dari penderita yang melakukan olahraga sesuai dengan anjuran kesehatan dalam rangka membantu mengontrol kadar gula darah padahal mereka sudah mendapat penjelasan tentang aktifitas (olah raga) yang baik bagi penderita diabetes melitus. Beberapa orang dari mereka mengaku alasan tidak melakukan olah raga tersebut karena tidak memahami, kesibukan, dan beberapa alasan lain yang belum diketahui, (Dinkes Kota Tangerang, 2014) Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui fokus group diskusi (FGD) pada populasi (informan) yaitu penderita diabates mellitus type II yang berobat ke Puskesmas Periuk Jaya Kota Tangerang sebanyak tujuh (tujuh) orang. Analisis dilakukan dengan merangkum pendapat responden tentang aktifitas (olah raga) yang tepat dan benar bagi penderita diabetes melitus type II. Berdasarkan hasil diskusi dengan informan, terdapat 3 orang informan yang sudah melakukan olahraga berupa pus up, site up, jalan-jalan, lari-lari kecil selama 30 menit – 40 menit yang dilakukan sebanyak 4 – 5 kali dalam satu minggu dan bahwa mereka belum mengetahui cara mengukur tepat/tidaknya atau bilamana menghentikan olahraga yang mereka lakukan, mereka menghentikan olahraga apabila sudah capek/lelah, berkeringat, atau sudah mencapai 30 – 40 menit saja.
PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS PERIUK JAYA KOTA TANGERANG Wasludin Wasludin; Lindawati Lindawati
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 6 No 2 (2019): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v6i2.176

Abstract

Menurut Santoso dalam Suryanto (2009), pengelolalan diabetes melitus ada 4 macam yaitu edukasi, perencanaan makanan, olahraga, dan obat-obatan DM. Olahraga teratur untuk program pengobatan DM, terutama DM tipe II manfaatnya akan lebih efektif bila jenis olahraga yang dilakukan mayoritas menggunakan otot-otot besar tubuh, dengan gerakan-gerakan ritmis (berirama) dan berkesinambungan (kontinyu) dalam waktu yang lama, (Suryanto,2009). Berdasarkan studi pendahuluan, diwilayah kerja Puskesmas Periuk Jaya Kota Tangerang belum dilakukan tindakan secara non farmakologis khususnya olah raga (senam diabetes) dan belum ada penelitian tentang itu, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Senam Diabetes terhadap kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus type 2 di Puskesmas Periuk Jaya Kota Tangerang Tahun 2018”. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui pengaruh Senam Diabetes dalam mempertahankan kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus type 2, dengan desain penelitian quasi eksperimental dengan pendekatan rancangan eksperimental ulang (pre test-post test group design), yaitu pada subjek dilakukan test/pengukuran sebelum dan sesudah perlakukan. Hasil penelitian, diperoeh ada perbedaan yang signifikan rata-rata guladarah sewaktu antara sebelum dan setelah intervensi baik yang intervensi dengan senam diabet maupun intervensi dengan bukan senam diabet. Karena homogenitas karakteristik responden tidak terpenuhi, maka disarankan kepada peneliti lain agar melakukan penelitian dengan menggunakan metode dan teknik sampling yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang lebik baik lagi.
Health Education and Assistance as an Empowerment Model in Improving the Quality of Family Latrines Omo Sutomo; Yayah Rokayah; Wasludin Wasludin
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 17 No. 2 (2023): August
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v17i2.2791

Abstract

There are still many areas in Indonesia that do not have adequate access to sanitation facilities, including family latrines. Especially in rural and suburban areas, sanitation infrastructure is poor, so people still rely on open defecation practices. This research aims to determine the effect of Health Education through assistance and Community Empowerment in increasing the use of family latrines that fulfil sanitation requirements. The research design uses a quasi-experiment with a multiple time series design (pre-test and post-test with control group design). The research was conducted in the working area of ​​the Mekarsari Public Health Center, Lebak-Banten Regency. The intervention group comprised 88 families, and the control group had 88 families. The test used t-test statistical analysis to determine the differences before and after treatment about the quality of family latrines. The study results showed an increase in the average family latrine quality score and minimum and maximum score in the control group after being given health education about healthy latrines. There was a significant increase in the average family latrine quality score and minimum score in the intervention group after being given health education about healthy latrines. There was a difference increase in the deviation (after-before) in the family latrine quality score between the control group (1.51) and the intervention group (3,30). Likewise, the minimum and maximum scores were higher than the difference in family latrine quality scores in the intervention group. Statistically, there is a difference in the average difference (after-before) in the latrine quality scores between the control group and the intervention group. In other words, there is an influence of the community empowerment model for the quality of family latrines (p=0,000).