Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Veteriner

Gambaran Histopatologi Ginjal Mencit Model Sepsisyang Diberikan Efek Preventif Ciprofloxacin dan Diinduksi Escherichia coli Lisa Savitri; Elfred Rinaldo Kasimo; Datin An Nisa Sukmawati; Syntia Tanu Juwita; Ester Lianawati Antoro; Ida Septika Wulansari; Stanislaus Rachel Pringgadani; Akbar Nur Kholis
Jurnal Veteriner Vol 24 No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/jveteriner.2023.24.1.101

Abstract

Bakteri Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang paling sering dikaitkan dengan peningkatan insiden sepsis, yang merupakan kondisi klinis yang parah dan sering terjadi di unit perawatan intensif dengan tingkat kematian bervariasi antara 35% dan 50% pada syok septik. Respons inang/host terhadap infeksi menyebabkan kegagalan organ berfungsi pada pasien dengan sepsis. Salah satu organ yang terkena dampak parah adalah ginjal, dengan sepsis menjadi penyebab utama cedera ginjal akut pada pasien sakit kritis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif untuk mengungkap perbandingan gambaran histopatologi ginjal mencit (Mus musculus) model sepsis yang diinduksi E. coli yang diberikan efek preventif ciprofloxacin. Mencit yang telah diadaptasikan diberikan perlakuan selama 14 hari dengan variasi sebagai berikut: 1) mencit normal (N), 2) mencit diinduksi dengan E. coli (dengan pemberian preventif aquades) (K-), 3) mencit diinduksi dengan E. coli (dengan pemberian preventif ciprofloxacin) (K+). Struktur histopatologi kelompok N tidak menunjukkan adanya kerusakan pada tubulus ginjal. Pada kelompok perlakuan K- ditemukan adanya perdarahan inter-tubuler yang ditandai dengan perdarahan berlebih di ruang antar tubulus. Selain itu juga ditemukan perdarahan intra-tubuler disertai terjadinya piknosis, serta karioreksis. Pada kelompok perlakuan K+ ditemukan piknosis, kongesti, kariolisis, karioreksis dan nekrosis, tetapi perdarahan intra-tubuler tidak ditemukan. Penelitian ini menguatkan temuan dari penelitian hewan dan manusia baru-baru ini yang menunjukkan bahwa sepsis dengan cedera ginjal akut tidak dapat dijelaskan hanya dengan perubahan morfologis.