Asnath Niwa Natar
Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perempuan: Sumber Dosa atau Sumber Hikmat? Tafsir Ulang Kejadian 3:1-24 dari Perspektif Feminis Asnath Niwa Natar
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 4, No 2 (2020): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.714 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v4i2.280

Abstract

There is an understanding that women and their bodies are the source of sin that must be shunned in our society. It is also evident in Christianity, where themes about women's bodies and their sexuality are also often associated with sin, transgression and punishment. This understanding is rooted in the story of Eve eating fruit in the Garden of Eden (Gen. 3:1-24) which is seen as a story of the "fall" of humans because of women's sin. In other words, women are seen as the cause of humans falling into sin. Of course, this understanding has a negative impact on women dignity. Women then experience discrimination almost in all fields. Their body and sexuality are also controlled by men. In this regard, a re-reading of the text of Genesis 3:1-24 is needed to free women from such kind of understanding. The author interprets the text of Genesis 3:1-24 from a feminist perspective using literature research methods. The result of this interpretation is that women are not the source of sin but rather the source of wisdom. Through the results of this interpretation is expected to change the way of thinking of society to respect women and their bodies better. Dalam kehidupan masyarakat terdapat pemahaman bahwa perempuan dan tubuhnya adalah sumber dosa yang harus dijauhi. Hal ini tampak dalam kekristenan di mana tema tentang tubuh perempuan dan seksualitasnya juga sering dihubungkan dengan dosa, pelanggaran dan hukuman. Pemahaman ini berakar dari kisah Hawa makan buah di taman Eden (Kej. 3:1-24) yang dipandang sebagai cerita “kejatuhan” manusia karena dosa perempuan. Dengan kata lain, perempuan dipandang sebagai penyebab manusia jatuh ke dalam dosa. Pemahaman ini menimbulkan dampak negatif terhadap perempuan secara keseluruhan. Perempuan mengalami diskriminasi hampir dalam segala bidang. Tubuh dan seksualitas mereka juga dikontrol oleh laki-laki. Sehubungan dengan hal itu, perlu dilakukan pembacaan ulang terhadap Kejadian 3:1-24 untuk membebaskan kaum perempuan. Penulis menafsirkan Kejadian 3:1-24 dari perspektif feminis dengan menggunakan metode penelitian literatur. Hasil dari penafsiran ini adalah bahwa perempuan bukan sumber dosa melainkan adalah sumber hikmat. Melalui hasil tafsiran ini diharapkan dapat mengubah cara berpikir masyarakat untuk lebih menghargai perempuan dan tubuhnya.
The Secret Violence: Sebuah Analisa Kekerasan Terhadap Perempuan Di Balik Industri Hiburan Felony Prista Oktamala; Asnath Niwa Natar
Jurnal Teologi Kontekstual Indonesia Vol 1, No 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.451 KB) | DOI: 10.46445/jtki.v1i2.324

Abstract

In this paper, the authors will conduct a critical analysis of the culture of secret violence especifically against women in the K-pop media industry. Every year there are sad cases behind the success of large companies that have succeeded in bringing someone to the world stage. Some of the sad cases lead to the death of the idol by suicide. This issue ist important and has taken a lot of public attention. In the perspective of young people, Idols are those who have an ideal body, handsome, beautiful voice, fashionable, have famous band, popular, charming stage performances, have interesting photos and videos that express their feelings and euphoria, and is in caring of a large agency. But in the reality, there were some  of idols that have ended their life (suicide). One of the strong reasons is because they are depressed. Furthermore, the authors will analyse the problem from theological perspective, where women are also created by God in His image, who are intelligent and equal to men. So they can’t be made objects of violence. AbstrakDalam paper ini penulis akan melakukan analisa kritis terhadap suatu budaya kekerasan terselubung khususnya terhadap perempuan dalam industri media K-pop. Setiap tahun selalu ada kasus yang memprihatinkan di balik kesuksesan perusahaan-perusahaan besar yang berhasil membesarkan nama seseorang sampai pada kancah dunia. Kasus-kasus yang memprihatinkan tersebut mayoritas berujung pada kematian seorang idola karena bunuh diri. Persoalan ini menjadi penting dan menyita banyak perhatian publik. Tentunya, yang disebut idola oleh anak-anak muda itu adalah mereka yang memiliki tubuh yang ideal, rupawan, suara yang indah, fashionable, grup band yang terkenal, lagu-lagu yang hits, penampilan panggung yang mempesona, foto-foto dan video yang menggugah perasaan dan euforia, serta berada dalam naungan agensi yang besar. Namun tidak disangka-sangka, para idola tersebut tidak sedikit yang memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Salah satu alasan yang kuat adalah karena mereka mengalami depresi. Lebih jauh, penulis akan menganalisa persoalan tersebut dari perspektif teologis, di mana sejatinya perempuan juga diciptakan Allah segambar dan serupa dengan Dia, berakal budi, setara dengan laki-laki, dan tidak layak untuk menjadi obyek kekerasan.
Realitas Perempuan Dalam Kidung Agung Menurut Teologi Feminis Asnath Niwa Natar
DISKURSUS - JURNAL FILSAFAT DAN TEOLOGI STF DRIYARKARA Vol. 14 No. 2 (2015): Diskursus - Jurnal Filsafat dan Teologi STF Driyarkara
Publisher : STF Driyarkara - Diskursus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.983 KB)

Abstract

Abstrak: Teks-teks Alkitab banyak menempatkan perempuan dalam posisi yang lebih rendah daripada laki-laki. Hal itu terjadi karena teks Alkitab ditulis oleh para lelaki pada budaya patriarki yang mengakibatkan terbungkamnya suara perempuan. Menyadari kenyataan itu kaum feminis pada tiga dekade terakhir telah berupaya menggali dan menafsirkan ulang teks-teks tersebut untuk membantu kaum perempuan mencapai kesetaraan mutualis dengan laki-laki. Tulisan berikut merupakan salah satu bagian dari upaya tersebut yang mendemonstrasikan bagaimana perempuan pada zaman penulisan Alkitab, khususnya kitab Kidung Agung, bukan hanya memainkan peranan penting tetapi juga yang mendominasi seluruh isi kitab. Kata-kata Kunci: Perempuan-laki-laki, patriarki, kesetaraan, penafsiran Alkitab, Kidung Agung, seksualitas, tubuh perempuan. Abstract: Many Biblical texts placed women lower than men. It happens because they were written by men of a patriarchal culture and thus the voice of women was usually silenced. Realizing these facts, feminist groups for the last three decades have been working to re-read and to reinterpret the texts in order to help women find their equal position to men. The following article is one of those efforts to demonstrate how women in the biblical periods, specifically in the Song of Songs, not only played important roles, but also dominated the whole content of the book. Keywords: Woman-man, patriarchy, equality, bible interpretation, the song of songs, sexuality, woman body.
ASNAT: Nabi Surgawi Yang Tersembunyi Asnath Niwa Natar
DISKURSUS - JURNAL FILSAFAT DAN TEOLOGI STF DRIYARKARA Vol. 16 No. 1 (2017): Diskursus - Jurnal Filsafat dan Teologi STF Driyarkara
Publisher : STF Driyarkara - Diskursus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.323 KB)

Abstract

Abstract: There are some salient female figures who play significant roles in the Bibles stories. Unfortunately, their stories are not described sufficiently; or in other words, males roles have dominated mostly and disguised them. Female figures are conveyed in relation to the men, such as wives, mothers and daughters. Patriarchal culture has abolished womens roles in history, cultures and religions which give crucial impacts to the exclusion of women in most of their lifes aspects. One of such women whos deprived is Aseneth, the Josephs wife, the Potipherahs daughter. Aseneth is the significant female figure who plays an outstanding role. Furthermore, shes an heavenly prophet, to whom the mystery of Gods revealed unspeakably. Its related to the event when God touched Aseneths mouth with the honeycomb, the similar significant story of the calling of the prophets, as it happened upon Jeremiah (Jer 1:9) and Isaiah (Isa 6:6ff). Aseneths figure will be able to inspire and strengthen women to come out from their silence and reluctance. Otherwise, she will have encouraged women to struggle against the obstacles of cultures and religion faced for the sake of mens and womens equal life. Keywords: Woman, Patriarchal, Aseneth, Joseph, prophet, Culture, religion, equal. Abstrak: Ada banyak tokoh-tokoh perempuan yang cukup berperan dalam Alkitab, namun kisah mereka dipotong atau dihilangkan demi menonjolkan peran dan dominasi laki-laki. Kaum perempuan hanya disebut sepintas lalu dalam kaitan dengan laki-laki, yaitu sebagai istri, ibu dan anak perempuan. Budaya patriarkhi telah menyingkirkan perempuan dalam sejarah, budaya dan agama yang berdampak pada penyingkiran kaum perempuan hampir dalam semua bidang kehidupan termasuk dalam kehidupan keagamaan. Salah satu kisah perempuan yang dihilangkan atau disembunyikan adalah kisah Asnat, anak Fotifera dan istri Yusuf. Asnat adalah seorang perempuan yang aktif bahkan seorang nabi Surgawi, dimana kepadanya disingkapkan rahasia Allah yang tak terkatakan. Hal ini dihubungkan dengan peristiwa disentuhnya mulut Asnat dengan sarang lebah, sebagai sebuah kisah pemanggilan nabi-nabi. Peristiwa yang sama terjadi pada pemanggilan Yeremia (Yer 1:9) dan Yesaya (Yes 6:6 dst) sebagai nabi. Kisah Asnat akan memberikan inspirasi dan kekuatan bagi kaum perempuan untuk keluar dari kebungkaman dan kepasifan mereka serta berjuang melawan rintangan-rintangan budaya dan agama yang ada demi kehidupan yang setara antara laki-laki dan perempuan. Kata-kata Kunci: Perempuan, Patriarki, Asnat, Yusuf, nabi, budaya, agama, kesetaraan.