Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Spiritualitas Pandemik: Tinjauan Fenomenologi Ibadah Di Rumah Hasahatan Hutahaean; Bonnarty Steven Silalahi; Linda Zenita Simanjuntak
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 4, No 2 (2020): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.04 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v4i2.270

Abstract

This research departs from the facts in the reality that we faced since the determination of the COVID-19 pandemi in Indonesia. The churches convert every activity from the church into homes. This phenomenon brings researchers to the spirituality of the congregation during a pandemi with devotions at home. A qualitative approach with a methodological method is used to obtain teaching from these experiences on the spiritual side. With a sample of one hundred respondents from four Churches Congregation who held every devotion activities at home, they realized that the opportunity to understand God's sovereignty upon the whole world, and increasingly surrendered to Him (arround 94%). The respondent composition is dominated by attending live streaming (96%) while doing devotion at home with church printed-out services is 3%. Several respondents found 2.6% sharing the Word by themself in the devotion session at home. By this research, there is hope for churches to take a serious look to the digital field by forming a digital commission/department or another designation with the task of serving the online services because advances in information technology become tools that cannot be ignored for the advancement of church services and developments. The pandemi did not pose a threat to the congregation to grow and rush on the spiritual side. Penelitian ini berangkat dari fakta di lapangan yang ada sejak penentuan pandemik korona jenis baru di Indonesia. Gereja-gereja mengalihkan ibadah di gereja menjadi di rumah-rumah. Fenomena ini membawa peneliti kepada sisi spiritualitas jemaat selama pandemik dengan ibadah di rumah. Pende-katan kualitatif dengan metode metodologi dipakai untuk mendapatkan pengajaran dari pengalaman ter-sebut bagi sisi spiritualitas. Dengan sample seratus responden dari empat jemaat yang mengadakan iba-dah di rumah, di temukan hasil diantaranya menyadari kesempatan untuk melihat kuasa Tuhan atas seisi dunia, dansemakin berserah pada-Nya (sekitar 94%). Komposisi responden didominasi mengikuti ibadah dengan live streaming (92%) sedangkan ibadah di rumah dengan tata ibadah dari gereja sebanyak 5%. Dari sejumlah responden didapati 2,6% berbagi Firman Tuhan (sharing) pada sesi khotbah dalam kebak-tian di rumah. Dengan penelitian ini ada harapan kepada gereja-gereja untuk menatap dengan serius bidang digital dengan (misalnya) membentuk komisi/sie khusus digital atau sebutan lain dengan tugas pa-da pelayanan dunia daring karena kemajuan teknologi informasi menjadi tools yang tidak dapat diabaikan demi kemajuan pelayanan dan perkembagan gereja. Masa pandemik tidak menjadi ancaman kepada warga jemaat untuk bertumbuh dan bergegas dalam sisi spiritualitas.
Perspektif Keadilan Menurut Aristoteles dan Implikasinya dalam Etika Bisnis Bonnarty Steven Silalahi; Delbert Lauren; Eveline Eveline; Gilbert Hans Aldrich; Winnie Willys
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 4 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i4.2583

Abstract

Penelitian ini menelaah konsep keadilan yang telah menjadi titik sentral pembahasan sejak dini dalam filsafat Yunani, termasuk Aristoteles. Diskusi tentang keadilan mencakup berbagai aspek seperti etika, filsafat, hukum, dan keadilan sosial, seringkali menimbulkan perdebatan dan rumusan relatif. Pengaplikasian prinsip keadilan, terutama dalam konteks bisnis, berkontribusi dalam menjaga hubungan positif antara perusahaan dan pemangku kepentingan. Etika bisnis, yang mencakup prinsip keadilan, berfungsi sebagai pedoman penting dalam pengambilan keputusan. Studi ini, melalui pendekatan kualitatif, mengeksplorasi hubungan antara pemikiran Aristoteles tentang keadilan dan etika bisnis. Hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan yang erat, dengan keadilan sebagai prinsip fundamental dalam etika bisnis berdasarkan pemikiran Aristoteles. Studi ini menyajikan wawasan penting tentang aplikasi filosofi kuno dalam konteks bisnis modern.
Tinjauan Pendidikan Filsafat dalam Bisnis di Era Digital Catherine Catherine; Bonnarty Steven Silalahi; Cindy Tania; Dalvin Untung; Meizie Preity Kholivia
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 4 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i4.2664

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menijau pendidikan filsafat dalam bisnis di era digital. Metode studi pustaka digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa filsafat memandang bahwa kegagalan dalam menjalankan sebuah bisnis disebabkan bukan karena pebisnis tidak mempunyai jiwa kewirausahaan (interpreneur) dan bukan juga karena pebisnis tidak memahami prinsip-prinsip bisnis, melainkan karena pebisnis tidak dapat berfikir secara filsafatis terhadap bisnis yang dijalankan. Atas dasar inilah pemahaman filsafat bisnis perlu dimiliki oleh para pebisnis Pemahaman terkait filsafat bisnis ini akan membuat pebisnis mampu bertindak dan berfikir secara “filsafatis” yang mana pemikiran yang filsafatis sangat dibutuhkan dalam menjalankan bisnis yang mempunyai karakteristik penuh resiko dan tantangan. Beberapa manfaat positif ketika pebisnis mempunyai kemampuan berpikir secara filsafatis diantaranya adalah: adanya ruh bisnis dalam perusahaan, munculnya kesadaran bisnis pada diri pemimpin perusahaan, serta bisnis dapat berjalan secara berkelanjutan (sustainable). Disisi lain, pendekatan filsafat bisnis juga akan membantu mengarahkan perusahaan pada cara berpikir yang rasional, sistematis, dan komprehensif.
Mixology Dalam Perspektif Wawasan Dunia Kristen Bonnarty Steven Silalahi; Jennifer Joevanca Arifin; Jayson Candra; Felicia Calvina; Joycelyn Joycelyn
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i10.13150

Abstract

Studi ini meneliti praktik mixology, seni dan ilmu pengetahuan dalam menyiapkan minuman campuran, melalui sudut pandang dunia Kristen, menawarkan wawasan ke dalam implikasi etis, estetika, dan teologis. Menggunakan literatur historis dan kontemporer, studi ini menelusuri evolusi mixology dari akarnya di masyarakat kuno, melalui formalisasi di Eropa abad ke-18, hingga saat ini. Praktik mixology, meski sering dikaitkan dengan alkohol, juga melibatkan minuman non-alkohol dan, oleh karena itu, membutuhkan navigasi yang hati-hati mengingat ajaran Kristen. Meski ada potensi konflik antara konsumsi alkohol dan prinsip-prinsip Kristen yang menekankan temperansi, studi ini mengusulkan interpretasi Kristen terhadap mixology yang menonjolkan kreativitas manusia, konsumsi yang bertanggung jawab, dan apresiasi terhadap ciptaan. Studi ini menyarankan kerangka kerja untuk membimbing industri pariwisata dalam mempromosikan praktik mixology yang bertanggung jawab dan etis yang sejalan dengan nilai-nilai Kristen. Penelitian ini juga menekankan kebutuhan untuk dialog lebih lanjut tentang konsumsi alkohol yang bertanggung jawab, menganjurkan pendidikan dalam industri dan di antara konsumen. Studi ini diakhiri dengan eksplorasi potensi tantangan dalam mengintegrasikan pandangan dunia Kristen dan mixology, menekankan kebutuhan untuk kehati-hatian, kebijaksanaan, dan perilaku yang bertanggung jawab.
THE CHARACTERISTICS OF PSEUDO-RELIGION: A Case Study of the Documentary Film In the Name of God - A Holy Betrayal Silalahi, Bonnarty Steven
QUAERENS: Journal of Theology and Christianity Studies Vol 5 No 2 (2023): QUAERENS: Journal of Theology and Christianity Studies (On Progress)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Widya Agape dan Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/quaerens.v5i2.224

Abstract

The documentary film "In the Name of God: The Holy Betrayal" records interviews with former followers of four sects in South Korea, namely Jesus Morning Star/Jeong Myeong-seok, Five Oceans, Baby Garden, and Manmin Central Church. Through a case study, five similarities were found among these sects, namely individual cult (worshiping their leaders), religious fraud (misuse of money), religious abuse (exploitation to sexual harassment), isolation and exclusivism, and extreme mysticism. These five similarities are covered by a fanaticism that makes followers not question or criticize teachings, even if they are contrary to the law. Through a literature review of the cases in this documentary, this research concludes that these five similarities are part of the sect's character. This analysis has significance for introducing Christian movements and tendencies for teachings to become pseudo-religions. Film dokumenter “In the Name of God: The Holy Betrayal” merekam wawancara dari mantan pengikut empat sekte di Korea Selatan, yakni Jesus Morning Star/ Jeong Myeong-seok, Five Oceans, Baby Garden dan Manmin Central Church. Melalui studi kasus yang dilakukan, ditemukan lima kesamaan sekte ini, yakni kultus individual (menuhankan pemimpinnya), religious fraud (penyalahgunaan uang), religious abuse (eksploitasi hingga pelecehan seksual), isolasi dan eksklusifisme serta mistisisme ekstrim. Kelima kesamaan ini ditambah dengan sikap fanatisme yang membuat pengikutnya tidak mempertanyakan atau melakukan kritik terhadap ajaran-ajaran, meskipun itu bertentangan dengan hukum. Melalui studi pustaka atas kasus-kasus dalam dokumenter ini, penelitian ini menyimpulkan bahwa kelima kesamaan tersebut adalah sebagian dari karakter sekte. Analisis ini memiliki signifikansi bagi pengenalan gerakan Kekristenan dan kecenderungan ajaran menjadi agama semu.
Aspek Integrasi Penginjilan Paulus dalam 1 Tesalonika 1:5-6 Steven Silalahi, Bonnarty
Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 1 No. 2: November 2022
Publisher : PT. Bangun Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.246 KB) | DOI: 10.56854/pak.v1i2.133

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka melalui pendekatan kualitatif deskriptif atas nas 1 Tesalonika 1:5-6 untuk melihat penginjilan yang dilakukan oleh Paulus dan menemukan aspek integrasi dalam penginjilan, yakni aspek verbal, aspek substansial, aspek spiritual dan aspek testimonial. Aspek-aspek yang dilakukan dalam sebuah integrasi ini memberikan kritik terhadap praktek-praktek penginjilan yang hanya mengutamakan kata-kata serta kelihaian menyampaikan Injil dan mengabaikan aspek spiritual, atau mengutamakan aspek-aspek spiritual dan mengabaikan aspek pengetahuan dan keterampilan.
Kajian Sikap Egois terhadap Pengembangan Kepemimpinan Bisnis Albert, Albert; Steven Silalahi, Bonnarty; Chandriani, Casslyn; Aurelia, Clarecia; Collins Willim, Zackrey
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 6 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi sikap egois dalam konteks kepemimpinan bisnis. Kepemimpinan, sebagai proses mempengaruhi pikiran, perasaan, dan aksi individu lain, dapat dihambat oleh sikap egois. "Egois" merujuk pada tendensi seseorang untuk mengutamakan kepentingan pribadi di atas orang lain. Sikap ini mendominasi dalam kepemimpinan otoriter dan menjadi penyebab umum masalah dalam struktur kepemimpinan global. Dalam konteks bisnis, kepemimpinan yang egois menciptakan suasana kerja yang kurang melibatkan karyawan, tingginya turnover karyawan, serta minimnya kolaborasi. Ini mengikis kepercayaan dalam organisasi, membatasi inovasi, adaptabilitas, dan pembelajaran. Mengeliminasi sikap egois dalam kepemimpinan adalah proses berkelanjutan yang memerlukan refleksi diri, pertumbuhan pribadi, dan komitmen pada perubahan positif. Penghapusan sikap egois dalam kepemimpinan bisnis dapat mendorong transisi menuju kepemimpinan ideal.
METODE INDUKTIF DALAM PEMURIDAN PEMUDA GEREJA DI GPdI SUMUT – ACEH Bonnarty Steven Silalahi
PARADIGMA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2023): PARADIGMA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Department of Public Administration, University Wijaykusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This community service activity examines the effectiveness of the inductive method in church discipleship at GPdI Sumut - Aceh, specifically among young people. The inductive method was chosen to address common hurdles among youth, such as feelings of inadequacy and a lack of theological knowledge. This method involves biblical exposition-based counseling, a presentation of the inductive method, simulation workshops, and curriculum development. The results indicate that this method successfully increases young people's participation and understanding of Bible teachings, as well as promotes the growth and multiplication of small groups. This study recommends the inductive method for Bible teaching among youth.