Jusuf Haries Kelelufna
Institut Agama Kristen Negeri Ambon

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Benarkah Cinta Kuat Seperti Maut? Eksegesis Kidung Agung 8:6-7 dan Relevansinya Jusuf Haries Kelelufna
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 5, No 1 (2021): January 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.415 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v5i1.321

Abstract

It is really love as strong as death? Exegesis Song of Songs 8:6-7and its relevance. Start from the phenomenon of wealth strength that is able to ' buy love ', the author questioned the truth of the statement 'for love is strong as death' in the book of Song of Songs 8:6-7 which is then analyzed by focusing on the lexicon, context, and syntax of grammar The Hebrew language and compare it to the existing interpretation. The results of the analysis show that Love is something universal included in its erotics love. The nature of Love is described as an extreme force that pushes a person in a positive direction but also negative. Love can build but also tear down. The power of love is confronted with the power of nature and treasures as a challenge as well as proving the power of love. Love with its paradoxical force of extremes can be overcome by the ratification of relationships. The text of the Song of Songs 8:6-7 raises the extreme power of strong love like death, but most of the interpretations are then supported by mystical and materialistic powers to make love ' not ' strong like death  ABSTRAKBenarkah Cinta Kuat seperti Maut? Eksegesis Kidung Agung 8:6-7 dan Relevansinya. Berangkat dari fenomena kekuatan harta yang mampu ‘membeli cinta’, penulis mempertanyakan kebenaran pernyataan ‘karena cinta kuat seperti maut’ dalam kitab Kidung Agung 8:6-7 yang kemudian dianalisis dengan berfokus pada leksikon, konteks, dan sintaks tata bahasa Ibrani serta membandingkannya dengan penafsiran yang telah ada. Hasil analisis menunjukkan bahwa cinta adalah sesuatu yang universal termasuk di dalamnya cinta erotis. Sifat cinta digambarkan sebagai suatu kekuatan ekstrim yang mendorong seseorang ke arah yang positif tetapi juga negatif. Cinta dapat membangun tetapi juga meruntuhkan. Kekuatan cinta diperhadapkan dengan kekuatan alam dan harta sebagai tantangan sekaligus sebagai pembuktian kekuatan cinta. Cinta dengan kekuatan ekstrimnya yang paradoks dapat diatasi dengan pengesahan hubungan. Teks KA 8:6-7 mengemukakan kekuatan ekstrim cinta yang kuat seperti maut, namun sebagian besar penafsiran yang kemudian didukung oleh kekuatan mistis dan materialistik menjadikan cinta ‘tidak’ kuat seperti maut.
Eksistensi Perempuan: Kritik Sastra Feminis, Perempuan sebagai Pembaca Kidung Agung 3:1-5 Jusuf Haries Kelelufna; Selvone Pettiserlihun
GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian Vol. 7 No. 1 (2022): Gema Teologika: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian
Publisher : Faculty of Theology Duta Wacana Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/gema.2022.71.735

Abstract

AbstractThe growing involvement of women in various fi elds and at various levels does not negate patriarchal culture in the forms of discrimination and violence against women. Religion contributes to the persistence of patriarchal culture through the male-oriented interpretation of sacred texts. This article reinterprets the text of Song of Songs 3:1-5 withthe method of feminist literary criticism according to Elaine Showalter to explain the existence of women implied in the text. The data were analyzed with the stages of interpretation, analysis, and assessment. The results of the analysis show that women, as independent individuals, play important roles in the family and society. The implied authorcriticizes the domination of men over women but, on the other hand, acknowledges the possibility that women also contribute to patriarchal model. Abstrak Ada perkembangan keterlibatan perempuan dalam berbagai bidang dan di berbagai tingkatan. Namun demikian tidak dapat dinafikan bahwa dominasi budaya patriarki memunculkan fenomena diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan di mana agama berkontribusi terhadap diskriminasi dan kekerasan tersebut. Kontribusi agama dilakukan lewat tafsir kitab suci yang didominasi oleh budaya Patriarki. Upaya teologis untuk memaksimalkan peran perempuan adalah dengan menafsirkan kembali teks-teks Alkitab dengan pendekatan feminis. Penulis menafsirkan teks Kidung Agung 3:1-5 dengan metode kritik sastra feminis perempuan sebagai pembaca menurut Elaine Showalter untuk menjelaskan eksistensi perempuan serta maksud pengarang tersirat dalam teks tersebut. Data dianalisis dengan tahapan interpretasi, analisis, dan penilaian. Hasil analisis menunjukkan perempuan sebagai pribadi yang mandiri, berperan penting dalam keluarga dan masyarakat. Pengarang tersirat mengkritisi dominasi laki-laki atas perempuan tetapidi sisi lain ia mengakui adanya kemungkinan bahwa perempuan turut berkontribusi bagi dominasi laki-laki terhadap perempuan.