Erlina Kurnianingtyas
Universitas Gadjah Mada

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kajian Kinerja Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal Erlina Kurnianingtyas; Agus Prasetya; Ahmad Tawfiequrrahman Yuliansyah
Media Ilmiah Teknik Lingkungan (MITL) Vol 5 No 1 (2020): Media Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.813 KB) | DOI: 10.33084/mitl.v5i1.1372

Abstract

IPAL Komunal Kalisong dibangun pada 2011 dengan menggabungkan sistem Anerobic Baffled Reactor (ABR) dan Anaerobic Filter (AF), namun belum dilakukan evaluasi kinerja IPAL Komunal. Pada operasional terdapat permasalahan seperti hasil efluent yang berwarna keruh dan masuknya limbah non domestik ke dalam instalasi IPAL. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efisiensi pengurangan BOD, COD, TSS pada IPAL Komunal, mengidentifikasi dan mengkaji faktor teknis dan sosial penyebab penurunan kinerja IPAL. Analisis data mencangkup analisa kualitas efluent terhadap baku mutu, efisiensi unit pengolahan IPAL, dan kesesuaian bangunan dengan kriteria desain, sedangkan dari faktor sosial dilakukan wawancara kepada pengelola dan pengguna IPAL. Hasil kajian sosial menunjukkan pengelola dan pengguna IPAL belum melakukan pemeliharaan sesuai prosedur, sehingga berpengaruh terhadap performa IPAL. Pengguna IPAL mengalami penurunan dari 45 KK menjadi 21 KK, karena air limbah tidak mengalir. Debit air limbah 38,12 m3/hari, efluent yang dihasilkan dengan parameter pH 9,2, COD 180,99 mg/L dengan effisiensi 41,04 %, TSS 238,06 mg/L dengan effisiensi 71,55 %, dan BOD 87,09 mg/L dengan effisiensi 54,02 % yang belum sesuai dengan baku mutu. Nilai HRT eksisting dan HRT kriteria desain proses sedimentasi dan desain ABR masing-masing 8 jam serta 1,2-2 jam dan 22 jam serta > 8 jam. Pada AF nilai HRT eksisting dan kriteria desain yaitu 17 jam dan 24 – 48 jam. Penyebab IPAL Komunal tidak optimal adalah adanya limbah non domestik yang masuk, nilai HRT pada sedimentasi dan AF belum memenuhi kriteria desain dan kurangnya pemeliharaan oleh pengelola dan pengguna IPAL.