Rismiyati E. Koesma
Universitas Tarumanagara

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENERAPAN ART THERAPY UNTUK MENGURANGI PERILAKU AVOIDANCE DALAM GAD PADA DEWASA AWAL YANG BEKERJA Helen Helen; Monty P. Satiadarma; Rismiyati E. Koesma
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v3i2.3563.2019

Abstract

Generalized Anxiety Disorder (GAD) memiliki perilaku menghindar yang dilakukan secara berulang ketika mengalami kecemasan yang berlebihan. Perilaku menghindar dijadikan sebagai bentuk koping untuk mengurangi perasaan cemas tersebut, sehingga individu menjadi tergantung pada perilaku menghindar dan cenderung akan dilakukan kembali ketika menghadapi kecemasan di lain waktu. Dalam penelitian ini, sebagian besar partisipan dengan usia sekitar 22-28 tahun dengan subyek sebanyak 5 perempuan dan 1 laki-laki melaporkan bahwa kecemasan menyebabkan perubahan dalam pekerjaan dan kegiatan sehari-hari, sehingga terganggunya aktivitas sehari-hari  dan pekerjaan menjadi tidak optimal. Perilaku menghindar diukur dengan Multidimensional Experiental Avoidance Questionnaire (MEAQ) dan dan tingkat kecemasan GAD diukur dengan menggunakan skala The GAD-7. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menggambarkan perilaku menghindar dan metode kuantitatif untuk melihat efektivitas art therapy dalam mengurangi perilaku menghindar dan menurunkan tingkat kecemasan pada dewasa awal. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode snowball sampling. Pemberian art therapy pada masing-masing subyek dilakukan sebanyak tujuh sesi. Dalam penelitian ini, art therapy telah terbukti dapat mengurangi perilaku menghindar dan menurunkan tingkat kecemasan pada dewasa awal yang sedang bekerja dengan menunjukan perubahan perilaku menghindar dan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah intervensi. Keberhasilan penelitian art therapy ini juga dipengaruhi oleh adanya kesadaran para partisipan untuk secara konsisten dalam mengikuti sesi terapi.  Generalized Anxiety Disorder (GAD) includes repeating avoidance behavior when experiencing excessive anxiety. Avoidance behavior is a coping mechanism to reduce anxiety, resulting in individuals become dependent on avoidance behavior and tend to repeat it again when facing anxiety in the future. In this study, most participants aged around 22-28 years with as many as 5 women and 1 man reported that anxiety caused changes in work and daily activities, where there is disruption of daily activities and work become less than optimal. Avoidance behavior is measured by Multidimensional Experiental Avoidance Questionnaire (MEAQ) and GAD anxiety levels are measured using The GAD-7 scale. This study uses qualitative methods to describe avoidance behavior and quantitative methods to see the effectiveness of art therapy in reducing avoidance behavior and reducing anxiety levels in young adults. The sampling method used was snowball sampling method. Administration of art therapy in each subject was done in seven sessions. In this study, art therapy is shown to reduce avoidance behavior and reduce anxiety levels in working young adults by the changes in avoidance behavior and anxiety levels after intervention. The success of this art therapy research is also influenced by the consistency of subjects’ participation in therapy sessions.
PROFIL FAKTOR KEPRIBADIAN MALADAPTIF PADA DEWASA AWAL: STUDI DESKRIPTIF Ray Caesarly Santosa; Rismiyati E. Koesma; Zamralita Zamralita
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i2.9604.2020

Abstract

Personality disorder is an incapacitating mental illness that leads the individual to some negative consequences, often deadly. However, to date, no studies have been conducted to determine the prevalence of personality disorders in Indonesia.  This could happen due to the fact that personality disorders often co-morbid with other mental disorders making them difficult to detect. According to Alternative Model for Personality Disorders (AMPD), personality disorders can be diagnosed by the presence of maladaptive personality factors in oneself. There are five maladaptive personality factors according to the model: Negative Affectivity, Detachment, Disinhibition, Antagonism, and Psychoticism. Therefore, this study aims to get an overview of the maladaptive personality factors and describe the maladaptive personality characteristics in order to detect the symptoms of personality disorders in community sample. Through survey and descriptive analysis of 608 emerging adults (M age= 19.66 y.o, SD = 1.895), the study found that 1.2% are classified in High Personality Dysfunction category and 38.8% of the participants are classified in Low Personality Dysfunction category. The results showed that Negative Affectivity factor has the highest score for each group of the participants. In addition, the study also found the largest characteristic difference between groups of participants lies in the Psychoticism and Detachment factors. The study concludes by providing some avenues for further research and suggestions for mental health practitioners, and society in general.  Gangguan kepribadian adalah gangguan mental serius dan dapat menyebabkan beberapa konsekuensi negatif pada penderitanya, termasuk kematian. Namun, hingga saat ini belum ditemukan studi mengenai prevalensi gangguan kepribadian di Indonesia. Hal tersebut dapat terjadi karena gangguan kepribadian seringkali bersanding dengan gangguan mental lain sehingga sulit terdeteksi. Menurut model alternatif untuk gangguan kepribadian (AMPD), gangguan kepribadian dapat dideteksi dengan keberadaan faktor kepribadian maladaptif dalam diri seseorang. Berdasarkan pendekatan AMPD, terdapat lima faktor kepribadian maladaptif, yaitu Negative Affectivity, Detachment, Disinhibiton, Antagonism, dan Psychoticism. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau profil kelima faktor kepribadian maladaptif guna memindai gejala gangguan kepribadian pada sampel dan gambaran karakteristik masyarakat secara umum. Melalui survei dan analisis deskriptif terhadap 608 orang dewasa awal (Musia = 19.66 tahun, SD = 1.895), ditemukan partisipan dengan tingkat disfungsi kepribadian tinggi sebesar 1.2% dan partisipan dengan tingkat disfungsi kepribadian rendah sebesar 38.8%. Hasil juga menunjukkan bahwa faktor negative affectivity adalah faktor yang paling besar dimiliki oleh tiap-tiap kelompok partisipan. Selain itu, perbedaan karakteristik paling besar antar kelompok partisipan terletak pada faktor psychoticism dan detachment. Studi disimpulkan dengan memberikan beberapa usulan untuk penelitian lebih lanjut, psikoterapis, dan masyarakat secara umum. 
PENERAPAN ART THERAPY UNTUK MENINGKATKAN SELF-COMPASSION PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Sylvia Angelika; Monty P. Satiadarma; Rismiyati E. Koesma
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v3i1.3462

Abstract

HIV telah menjadi masalah kesehatan yang utama. HIV akan berdampak pada fisik, finansial, sosial, dan psikologis. Dampak tersebut mengakibatkan individu memiliki self-compassion yang rendah. Self-compassion rendah tercermin dalam sikap dan perilaku negatif yang merugikan dirinya sendiri. Art therapy sebagai salah satu terapi yang dinyatakan efektif untuk mengatasi permasalahan psikologis dan meningkatkan kualitas diri individu, juga memiliki potensi dalam meningkatkan self-compassion. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah art therapy efektif untuk meningkatkan self-compassion pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Self compassion akan diukur menggunakan Self Compassion Scale (SCS). Partisipan pada penelitian ini adalah ODHA berusia 20-40 tahun dan tidak mengikuti sesi intervensi psikologis secara individual ataupun kelompok. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan within subject design, dan dengan pendekatan mixed method. Data akan dianalisis menggunakan teknik analisis non-parametrik, yaitu The Wilcoxon Signed-Rank Test. Sesi art therapy yang dilakukan terdiri dari 8 sesi. Berdasarkan hasil uji didapatkan hasil bahwa art therapy efektif meningkatkan self-compassion pada ODHA dengan Z = -1,992, p = 0.046. Lima dari enam partisipan yang ada menunjukkan adanya peningkatan self-compassion. Penelitian selanjutnya diharapkan meneliti keterkaitan antar faktor demografis dengan self-compassion, menambah keragaman karakteristik partisipan dan sesi art therapy. HIV has become a major health problem with physical, financial, social, and psychological impact. It causes individuals to have low self-compassion. Low self-compassion is reflected in negative attitudes and behaviors that are detrimental to oneself. Art therapy as an effective method in overcoming psychological problems and improving the quality of individual self also has the potential to improve self-compassion. This study aims to discover whether art therapy is effective in increasing self-compassion in people with HIV / AIDS (PWHA). Self compassion will be measured using the Self Compassion Scale (SCS). Participants in this study were PWHA aged 20-40 years and did not attend psychological intervention sessions individually or in groups. The sampling technique used was purposive sampling. This is a within subject quasi-experiment research with a mixed method approach. Data were analyzed using non-parametric analysis technique, namely The Wilcoxon Signed-Rank Test. The art therapy session consisted of 8 sessions. Based on the test results obtained, art therapy was effective in increasing self-compassion of PWHA with Z = -1,992, p = 0.046. Five of the six participants showed an increase in self-compassion. Future studies are expected to examine the relationship between demographic factors and self-compassion, increasing the diversity of participants' characteristics and art therapy sessions.