Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PROSES PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (e-Learning) Dwi Heri Sudaryanto
Swara Patra Vol 2 No 1 (2012): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep dan mekanisme kegiatan pembelajaran di jaman sekarang sudah bergeser ke proses pembelajaran melalui dunia maya, hal ini terjadi dikarenakan adanya keinginan kemudahan dan fleksibilitas dari perses itu sendiri serta didukung dengan berkembangnya Teknologi Informasi (TI). Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-Learning ini membawa pengaruh yang sangat besar terhadap terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (contents) maupun sistemnya. Saat ini konsep e-Learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-Learning di lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas) maupun industri.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PELATIHAN Dwi Heri Sudaryanto
Swara Patra Vol 4 No 2 (2014): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang terampil dalam melalukan pekerjaannya diperlukan peningkatan kemampuannya yang salah satunya melalui pendidikan non formal atau sering disebut dengan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan bidang kerjanya. Dalam perencanaannya program pelatihan harus dapat mencapai tujuan dan manfaat yang dapat dirasakan secara langsung bagi pegawai maupun organisasi/unit kerja serta lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian sumber daya manusia organisasi yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini (current job oriented).Sasaran yang ingin dicapai dari suatu program pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini. Yang isinya berupa serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap dari inidividu tersebut.
PENDEKATAN PRINSIP ADULT LEARNING DALAM UPAYA MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN DIKLAT APARATUR Dwi Heri Sudaryanto
Swara Patra Vol 2 No 2 (2012): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberhasilan program pelatihan ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya : materi pelatihan yang sesuai dan usable bagi peserta, kemampuan peserta dalam menyerap materi pelatihan, waktu dan fasilitas yang mendukung kegiatan proses pelatihan dan kemampuan Widyaiswara dalam penyampaian materi. Widyaiswara sebagai komunikator dan fasilitator dalam proses pembelajaran merupakan komponen terpenting diantara berbagai kombinasi yang menentukan keberhasilan pelatihan tersebut, karena Widyaiswara adalah salah satu faktor (selain partisipan) yang menjalankan sebuah program pelatihan.Peningkatan performance Widyaiswara seringkali hanya diarahkan pada pelatihan untuk meningkatkan kemampuan Widyaiswara itu sendiri dalam menyerap bahan pelatihan dan keterampilan mereka dalam mempraktekkannya. Sedangkan kemampuan dalam lingkup komunikasi serta bagaimana Widyaiswara memahami peserta dan upaya mereka agar materi diterima dengan sempurna oleh peserta terkadang terlupakan. Padahal sangatlah penting bagi Widyaiswara untuk ‘mengenali’ klien mereka dalam arti mengerti karakteristik peserta pelatihan dan untuk mampu memberikan metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran.
STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG Dwi Heri Sudaryanto
Swara Patra Vol 3 No 1 (2013): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Transmitter adalah salah satu instrument yang fungsinya untuk merubah besaran phisis yang dihasilkan oleh sensor (sensing element) menjadi suatu sinyal standar yang besarnya tergantung dari besarnya variable proses yang dirasakan oleh sensing element tersebut. Pada pengukuran level, Transmitter adalah merupakan instrument yang digunakan untuk mengukur level fluida cair dengan metode tidak langsung karena hasil pengukuran dari sensor dirubah menjadi sinyal standar untuk ditransmisikan ke alat display/indicator hasil pengukuran. Untuk mendapatkan hasil pengukuran level sesuai dengan yang diharapkan (akurat), maka range transmitter harus dihitung terlebih dahulu sebelum dipasang pada sebuah sistem pengukuran di lapangan. Dimana cara perhitungan range transmitter untuk pengukuran level ada dua metode yaitu Dry Outside Leg dan Wet Outside Leg. Perbedaan metode Dry Outside Leg dengan Wet Outside Leg adalah tergantung bagaimana cara instalasinya.
PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Dwi Heri Sudaryanto
Swara Patra Vol 4 No 3 (2014): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam rangka usaha memelihara kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, serta untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagai Aparatur Pemerintah yang bersih dan berwibawa diperlukan aparatur yang berdedikasi dan berdisiplin yang tinggi, tujuannya adalah untuk membangun citra dan kepercayaan masyarakat terhadap aparatur Negara yang fungsinya sebagai abdi Negara dan pelayan masyarakat. Untuk itu diperlukan adanya perangkat peraturan disiplin yang memuat pokok-pokok kewajiban, larangan dan sanksi apabila suatu kewajiban tersebut tidak ditaati atau adanya suatu pelanggaran-pelanggaran dalam menjalankan tugas. Pemberian sanksi disiplin terhadap Pegawai Negeri Sipil pada dasarnya sudah memiliki hukum yang jelas dan diatur ke dalam dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara khususnya pada pasal 33, serta PP 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil khususnya bagian III.Kedisiplinan pegawai dapat ditegakkan apabila peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan oleh sebagian besar pegawainya dalam kenyataan, bahwa dalam suatu instansi apabila sebagian besar pegawainya mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan, maka disiplin pegawai sudah dapat ditegakkan.
PENDEKATAN PRINSIP ADULT LEARNING DALAM UPAYA MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN DIKLAT APARATUR Dwi Heri Sudaryanto
Swara Patra Vol 6 No 3 (2016): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberhasilan program pelatihan ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya : materi pelatihan yang sesuai dan usable bagi peserta, kemampuan peserta dalam menyerap materi pelatihan, waktu dan fasilitas yang mendukung kegiatan proses pelatihan dan kemampuan Widyaiswara dalam penyampaian materi. Widyaiswara sebagai komunikator dan fasilitator dalam proses pembelajaran merupakan komponen terpenting diantara berbagai kombinasi yang menentukan keberhasilan pelatihan tersebut, karena Widyaiswara adalah salah satu faktor (selain partisipan) yang menjalankan sebuah program pelatihan. Peningkatan performance Widyaiswara seringkali hanya diarahkan pada pelatihan untuk meningkatkan kemampuan Widyaiswara itu sendiri dalam menyerap bahan pelatihan dan keterampilan mereka dalam mempraktekkannya. Sedangkan kemampuan dalam lingkup komunikasi serta bagaimana Widyaiswara memahami peserta dan upaya mereka agar materi diterima dengan sempurna oleh peserta terkadang terlupakan. Padahal sangatlah penting bagi Widyaiswara untuk ‘mengenali’ klien mereka dalam arti mengerti karakteristik peserta pelatihan dan untuk mampu memberikan metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran.
PEMANFAATAN E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELJARAN MANDIRI Dwi Heri Sudaryanto
Swara Patra Vol 6 No 4 (2016): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam era global, mau tidak mau kita harus berhubungan dengan teknologi, khususnya teknologi informasi. Pemanfataan e-learning khususnya internet untuk kegiatan pembelajaran, baik sebagai virtual library atau virtual campus telah dilaksanakan di seluruh penjuru dunia. E-learning merupakan salah satu media yang dapat dimanfaatkan dalam belajar, terutama belajar mandiri. Hal yang terpenting dalam proses belajar mandiri ialah peningkatan kemauan dan keterampilan siswa/peserta didik dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya siswa/peserta didik tidak tergantung pada guru/instruktur, pembimbing, teman, atau orang lain dalam belajar. Tugas guru/instruktur dalam proses belajar mandiri ialah menjadi fasilitator, menjadi orang yang siap memberikan bantuan kepada siswa/peserta didik bila diperlukan. Terutama, bantuan dalam menentukan tujuan belajar, memilih bahan dan media belajar, serta dalam memecahkan kesulitan yang tidak dapat dipecahkan siswa sendiri. Tugas sebagai perancang proses belajar mengharuskan guru untuk mengolah materi ke dalam format sesuai dengan pola belajar mandiri.
MERANCANG PENGAMAN (SECURITY) JARINGAN KOMPUTER Dwi Heri Sudaryanto
Swara Patra Vol 7 No 1 (2017): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengaman (security) atau yang sering disebut dengan Firewall merupakan suatu perangkat keamanan jaringan computer yang memperkenankan berbagai bagian ruas jaringan untuk melaksanakan komunikasi antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan definisi kebijakan keamanan (security policy) yang telah ditetapkan sebelumnya. Firewalls peka terhadap kesalahan konfigurasi dan kegagalan untuk menerapkan kebijakan yang ditetapkan, sehingga diperlukan tambahan atau peningkatan keamanan lain. Oleh karena itu, konfigurasi dan administrasi firewall harus dilakukan secara hati-hati, sehingga jaringan seharusnya dapat bertahan dengan mengurangi kelemahan dan gangguan baru. Firewall merupakan garis pertahanan yang terdepan dari suatu jaringan komputer, sehingga dalam merancang pengaman jaringan seharusnya menerapkan strategi keamanan jaringan dengan sungguh-sungguh, terkait dengan di lapisan-lapisan mana saja firewall dan sistem keamanan lainnya digunakan diseluruh jaringan. Yang paling penting, administrasi jaringan perlu bekerja keras untuk memelihara semua sistem dan untuk menghentikan ancaman keamanan tidak semata-mata mengandalkan hanya pada firewall. OLeh karena itu sistem keamanan jaringan memerlukan perencanaan backup untuk mengatasi kasus kegagalan firewall sehingga sistem tidak terganggu dengan adanya penyusup (hacker) yang akan merusaknya.