Pendidikan yang kurang tentang osteoporosis terhadap perilaku pencegahan osteoporosis pada lansia akan mempengaruhi perkembangan dan perilaku lansia tersebut. Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan Maret minggu ke- 2, 8 dari 10 lansia tidak mengetahui tentang pengertian osteoporosis.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan lansia tentang perilaku pencegahan osteoporosis.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain analitik dengan metode cross sectional, populasi penelitian ini adalah semua lansia yang mengalami osteoporosis di Desa Bantaran Kecamatan Bantaran Kabupaten Probolinggo sebanyak 34.Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, sedangkan sampel adalah semua jumlah populasi sebanyak 34 responden.Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan kuesioner, variabel independen adalah pengetahuan osteoporosis pada lansia dan variabel dependennya adalah perilaku pencegahan osteoporosis pada lansia. Data diolah dengan SPSS 16 dan menggunakan uji statistik ”Mann Whitney” dengan tingkat kemaknaan ρ < 0,05. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa pengetahuan osteoporosis pada lansia baik 11,7 %, pengetahuan cukup 50 %, dan pengetahuan kurang 44,1 % dengan perilaku osteoporosis positif 20,5 % dan perilaku negatif 79,4 % memiliki tingkat yang signifikan ρ= 0.002 Diperoleh ρ < α atau 0,002 < 0.05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan osteoporosis dengan perilaku pencegahan osteoporosis. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan langgeng daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan.Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku Pencegahan, Osteoporosis