Fitrotun Nafsiyah
Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Periwayatan Hadis Lafz{I> Vs Ma`Nawi> Fitrotun Nafsiyah
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 2 No 01 (2019): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Macam-macam periwayatan hadis saat ini menjadi banyak perdebatan ulama. ketika itu, akan kebolehan dan ketidakbolehan mengaplikasikannya dalam periwayatan hadis. Hal ini dipandang bahwa pembahasan ini patut dikaji secara mendalam agar dapat diketahui bagaimana cara penyampaian hadis setelah Nabi meninggal, juga tentang apa dan bagaimana periwayatan hadis lafz}i> dan ma`nawi>. Melalui pengkajian secara mendalam, periwayatan lafz{i> merupakan periwayatan hadis yang redaksi atau matannya sama persis seperti yang diwurudkan Rasulullah. Periwayatan hadis secara lafz{i> ini tentu untuk hadis-hadis qawli>yah (sabda) saja. Sedangkan, Periwayatan ma`nawi> adalah periwayatan hadis yang disampaikan oleh sahabat dengan mengemukakan maknanya saja, tidak menurut lafaz-lafaz seperti yang diucapkan oleh Rasul. Jadi, bahasa dan lafaz hadis disusun oleh sahabat sendiri, sedangkan isinya berasal dari Nabi. Oleh karena itu, banyak hadis yang memiliki maksud yang sama tetapi dengan redaksi matan yang berbeda. Hadis-hadis yang fi`li>yah dan taqri>riyah, karena sifatnya, disampaikan secara ma`nawi>.
ETIKA DALAM BERTAMU Fitrotun Nafsiyah
Musnad : Jurnal Ilmu Hadis Vol 1 No 2 (2023): Desember
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56594/musnad.v1i2.185

Abstract

Misi Islam ialah menyebarkan rahmat (kasih sayang) bagi semesta alam, maka akhlak mulia tidak hanya diperuntukkan bagi sebagian orang atau golongan, tetapi kepada seluruh umat manusia, bahkan seluruh ciptaan Allah swt. Seorang muslim harus memperlakukan saudara muslim lainnya dengan baik dan diharamkan untuk menyakitinya. Namun, seiring dengan hilangnya semangat berbagi di zaman ini. Ucapan salam ini sebegitu mudah ditinggalkan oleh sebagian umat yang kurang peduli dan dengan serta merta berubah menjadi ucapan salam yang lain, baik itu dengan ucapan good morning (selamat pagi), selamat siang, atau sejenisnya. Tentunya seorang muslim tidak akan rela apabila syariat yang penuh berkah lagi manfaat ini kemudian diganti dengan ucapan-ucapan lain. Bersumber dari adanya latar belakang tersebut penulis mengangkat rumusan masalah sebagaiberikut; 1) Bagaimana pandangan hadis terhadap mengucapkan salam dalam etka bertamu ? Adapun tujuan masalah dari penelitian ini adalah 1) Supaya pembaca menetahui pandangan hadis terhadap mengucapkan salam ketika bertamu. Penelitian ini penulis menggunakan metode takhrij hadis tematik, tematik konseptual merupakan metode dan cara mengumpulkan hadis yang berhubungan dengan tema yang secara eksplisit tidak disebutkan dalam hadis. Setelah menganalisis mengucapkan salam sebagai etika bertamu yang kaitannya erat dengan akhlak sosial. Penulis menyimpulkan bahwa unsur yang terkandung dalam mengucapkan salam di antaranya perbuatan etika yangharus di praktekkah. Mengucapkan salam ketika bertamu sangatlah dianjurkan dalam islam,dan etika tersebut juga sangat di benarkan dalam berinteraksi sesama kaum muslim.