I Putu Bayu Damara Diatmika
Prodi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Ngurah Rai

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HEALTH RESORT DI KABUPATEN BADUNG I Putu Bayu Damara Diatmika; Ngakan Putu Ngurah Nityasa; Made Mariada Rijasa
Jurnal Teknik Gradien Vol 11 No 2 (2019): Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v11i2.287

Abstract

Tuntutan akan pekerjaan yang cenderung meningkat dapat menimbulkan stres pada seseorang. Stres dapat mempengaruhi kehidupan secara sosial dan kesehatan. Di beberapa negara dikenal suatu tempat yang dapat membantu menghilangkan stres yang disebut Health Resort. Petang Badung merupakan salah satu daerah di Bali yang memiliki potensi untuk membangun health resort. Health Resort di Kabupaten Badung memiliki fasilitas perawatan kesehatan yang berbentuk resort dengan tipologi pelaku leisure, meliputi : existensial (spiritual), experiental (pengalaman), diversionary (pengalihan) dan recreational (rekreasi). Melalui fasilitas ini, pengunjung dapat beristirahat dari aktivitas sehari-hari dengan berelaksasi, merawat tubuh serta berekreasi. Kegiatan itu dapat memulihkan kesehatan dan mampu kembali beraktifitas dengan keadaan tubuh dan pikiran yang lebih segar. Konsep dasar yang digunakan untuk merancang Health Resort di Kabupaten Badung adalahrekreatif. Konsep ini diterapkan pada fasilitas rekreasi yang edukatif untuk penyegaran jasmani dan rohani sehingga dapat mencapai kondisi sehat yang menyeluruh. Penerapan konsep akan ditekankan pada desain fasad bangunan, tata massa bangunan dan penataan ruang luar dan ruang dalam. Konsep rekreatif diwujudkan dalam tampilan arsitektur Neo-Vernacular sebagai tema rancangan. Penerapan tema rancangan arsitektur Neo-Vernacular dengan arsitektur tradisional Bali, untuk mewujudkan arsitektural yang stylis memberikan pengalaman tradisional Bali sebagai unsur kontekstual namun tetap dalam kemasan modern.