Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH METODE CHARGING MATERIAL TERHADAP ELECTRICAL POWER PADA PROSES PELEBURAN ELECTRIC ARC FURNACE DI SMS-1 DAN SMS-2 PT. GUNUNG RAJA PAKSI CIKARANG BARAT BEKASI Muhammad Jhony Andre; Sudaryanto Sudaryanto
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology Vol 2, No 2 (February 2022)
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmept.v2i2.6513

Abstract

Baja  adalah  logam  paduan  dengan  besi  sebagai  unsur  dasar  dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). Steelmaking adalah proses produksi baja dari bijih besi dan/atau scrap . Dalam pembuatan baja, pengotor seperti nitrogen , silikon , fosfor , belerang dan kelebihan karbon (pengotor yang paling penting) dihilangkan dari sumber besi, dan elemen paduan seperti mangan, nikel, kromium, karbon, dan vanadium ditambahkan untuk menghasilkan nilai yang berbeda dari baja. Electric Arc Furnace (EAF) adalah salah satu teknologi yang umum dan popular digunakan dalam industri baja. EAF digunakan untuk memproduksi baja karbon dan baja paduan terutama dengan mendaur ulang scrap besi. Dalam EAF, scrap dan / atau unit besi yang diproduksi - seperti DRI, pig iron, besi karbida dilebur dan diubah menjadi baja berkualitas tinggi menggunakan busur listrik daya tinggi tanpa mengubah sifat elektrokimia logam. Pemuatan scrap (scrap charging) dapat dilakukan dengan 2 metode  yaitu sistem pemuatan scrap dengan bucket (conventional charging) dan sistem pemuatan scrap secara kontinyu (continuous scrap charging). Metode pemuatan scrap ini berpengaruh pada jalannya proses peleburan mulai dari electrical power maupun lama waktu proses peleburannya.
PENGARUH DEOXIDIZING AGENT PADA MATERIAL ADDITION LADLE FURNACE DI PT GUNUNG RAJA PAKSI, CIKARANG BARAT Muhammad Fendy Saputra; Sudaryanto Sudaryanto
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology Vol 3, No 1 (August 2022)
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmept.v3i1.6530

Abstract

PT Gunung Raja Paksi bergerak dibidang industri peleburan dan penggilingan baja (Furnace &Steel Rolling), yang meliputi produksi Baja Batangan, Baja Lembaran dan Baja Gulungan yaitu Slab, Billet, Beam Blank, Bloom serta turunannya seperti Hot Rolled Plate & Coil serta turunannya, Baja Profil seperti Angle, WF, H-Beam dan turunannya. Dalam peleburan memiliki proses yaitu Primary Steelmaking (Peleburan), Secondary Steelmaking (Pemurnian), Casting (Pengecoran).Secondary Steelmaking adalah proses pemurnian baja cair yang dilakukan di Ladle Furnace (LF) untuk melayani dapur listrik proses dan menyediakan bahan baku baja cair ke mesin pengecoran kontinyu (CCM). Aktivitas utama di dalam ladle furnace adalah: mengatur temperatur baja cair yang akurat sebagai bahan baku untuk pengecoran. peningkatan kebersihan baja melalui deoksidasi dan desulfurisasi. homogenisasi temperatur dan komposisi kimia dengan menggunakan gas Argon; dan menambahkan alloy untuk mendapatkan spesifikasi yang diinginkan. Material addition pada alumunium killed steel adalah alumunium ingot, alumunium wire, alumunium mix, CaSi wire, CaO, CaF2, carbon riser/calcined petroleum coke, FeSi, SiMn dengan metode casting berupa close casting. Sedangkan material addition pada silicon killed steel adalah serbuk FeSi, SiMn, CaO, CaF2, carbon riser/calcined petroleum coke, dengan metode casting berupa open casting.