ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran komunikasi tradisional dalam membentuk dan memperkuat ketahanan masyarakat Samin di Bojonegoro, Jawa Timur. Dengan pendekatan kualitatif melalui observasi partisipatif dan wawancara mendalam, studi ini menemukan bahwa bentuk-bentuk komunikasi tradisional seperti rembugan adat, nasihat lisan, ritus kolektif, serta komunikasi sehari-hari memiliki fungsi strategis dalam membangun ketahanan sosial, budaya, dan informasi komunitas. Komunikasi dalam masyarakat Samin tidak hanya menjadi media transmisi nilai, tetapi juga bertindak sebagai mekanisme selektif terhadap tekanan eksternal seperti modernisasi pendidikan, penetrasi teknologi informasi, dan regulasi negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai lokal seperti kejujuran (jujur), kesetaraan (rukun), anti-dominasi (ora dumeh), dan resistensi pasif (ora melu) tidak hanya dipertahankan melalui komunikasi simbolik, tetapi juga direproduksi secara aktif melalui interaksi sosial dan ritus budaya. Dengan menggunakan kerangka teori ketahanan berbasis komunitas dan komunikasi kultural, artikel ini menegaskan bahwa komunikasi tradisional merupakan aset sosial-politik yang penting dalam menjaga kohesi internal dan identitas kolektif. Kesimpulan dalam paper ini yaitu komunikasi tradisional bukan sekadar ekspresi kultural, tetapi juga instrumen ketahanan yang relevan bagi pembangunan sosial inklusif dan kebijakan ketahanan sosial berbasis nilai kearifan lokal.