Teguh Wijaya Mulya
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENJELAJAHAN PRIA GAY MEMPERTAHANKAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS DI BAWAH TEKANAN MASKULINITAS HEGEMONIK KELUARGA TIONGHOA KRISTEN Johan Wijaya; Teguh Wijaya Mulya; Patrick Humbertus
CALYPTRA Vol. 13 No. 1 (2024): Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya (November)
Publisher : Perpustakaan Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract—This study explores the in-depth experiences formed by a tri minority man (gay-Chinese-Christian) in facing the pressures of hegemonic masculinity, heteronormative values and Christian norms in the family. Using a qualitative phenomenological approach, this study aims to understand how participants construct identity, overcome stigma, and maintain psychological well-being amidst complex identity conflicts resulting from clashes between family values, gender norms, and sexual orientation. Through in-depth interviews, this study will reveal coping strategies, the influence of Christian religious values and Chinese culture on self-perception and participants' relationships with their families. Using Bronfenbrenner's ecological theory, this study reveals how various social systems, from family to wider society, influence participants. The study shows that conservative religious and cultural values are often a source of stress and conflict. How the internalization of narrow masculinity norms and the conflict of Christian religious values can trigger mental health problems such as anxiety and social isolation. However, participants also found meaning and spiritual support in religion, which helped in the process of self-acceptance. In addition, there are results that show a positive impact of hegemonic masculinity values related to achievement and social success, but also reveal the importance of subjectivity and flexibility in interpreting religious teachings to support spiritual well-being. This study is expected to contribute to a deeper understanding of the complexity of identity and challenges faced by tri minority men in Indonesia, as well as its implications for the development of more effective prevention, counseling and psychological intervention programs. Keywords: christian, coming out, gay, hegemonic masculinity, psychological well-being Abstrak—Penelitian ini menggali pengalaman mendalam yang terbentuk pada seorang pria triminoritas (gay-Tionghoa-Kristen) dalam menghadapi tekanan maskulinitas hegemonik, nilai-nilai heteronormatif dan norma kekristenan dalam keluarga. Menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis, penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana partisipan mengkonstruksi identitas, mengatasi stigma, dan mempertahankan kesejahteraan psikologis di tengah konflik identitas yang kompleks akibat benturan antara nilai-nilai keluarga, norma gender, dan orientasi seksual. Melalui wawancara mendalam, penelitian ini akan mengungkap strategi coping, pengaruh nilai-nilai agama Kristen dan budaya Tionghoa terhadap persepsi diri serta hubungan partisipan dengan keluarga. Dengan menggunakan teori ekologi Bronfenbrenner, penelitian ini mengungkap bagaimana berbagai sistem sosial, mulai dari keluarga hingga masyarakat luas, mempengaruhi partisipan. Dalam penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai agama dan budaya yang konservatif seringkali menjadi sumber tekanan dan konflik. Bagaimana internalisasi norma-norma maskulinitas yang sempit dan konflik nilai-nilai agama kristen dapat memicu masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan isolasi sosial. Namun, partisipan juga menemukan makna dan dukungan spiritual dalam agama, yang membantu dalam proses penerimaan diri. Selain itu, terdapat hasil yang menunjukkan adanya dampak positif dari nilai-nilai maskulinitas hegemonik terkait prestasi dan keberhasilan sosial, namun juga mengungkapkan pentingnya subyektivitas serta fleksibilitas dalam menginterpretasi ajaran agama untuk mendukung kesejahteraan spiritual. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas identitas dan tantangan yang dihadapi oleh pria triminoritas di Indonesia, serta implikasinya bagi pengembangan program pencegahan, konseling dan intervensi psikologis yang lebih efektif. Katakunci: homoseksual, kesejahteraan psikologis, kristen, maskulinitas hegemonik,tionghoa