Rufia Andisetyana Putri
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MODA TRANSPORTASI DAN FAKTOR PEMILIHAN MODA DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SISTEM ZONASI: STUDI KASUS SMA NEGERI DI KECAMATAN BOYOLALI Dimas Eko Ardyannas; Rufia Andisetyana Putri; Murtanti Jani Rahayu
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v4i1.53668.67-77

Abstract

Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.14 Tahun 2018 tentang PPDB, memiliki salah satu tujuan untuk menghilangkan istilah sekolah favorit. Pada tahun 2019, SMAN di Kecamatan Boyolali menetapkan peraturan zonasi tersebut dalam PPDB jalur reguler mulai tahun ajaran 2019/2020. Setelah kebijakan ini diterapkan, terjadi peningkatan penggunaan moda transportasi pribadi dalam mengakses sekolah dikarenakan jarak yang cenderung lebih dekat. Terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi pemilihan moda transportasi, diantaranya ada jarak, waktu perjalanan, lama perjalanan, dan lain lain. Pada kasus ini variabel jarak merupakan hal yang paling mencolok, dikarenakan siswa tidak lagi mendaftar menggunakan nilai akan tetapi menggunakan pengukuran jarak sekolah ke domisili siswa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor pemilihan moda transportasi terhadap moda transportasi yang digunakan siswa menggunakan teknik analisis regresi logistik. Menggunakan sampel dari populasi siswa SMAN di Kecamatan Boyolali dengan teknik pengambilan data secara kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kepemilikan motor, kepemilikan mobil, kepemilikan lisensi, jenis kelamin, jarak, waktu yang dibutuhkan dalam satu pergerakan, dan keamanan memiliki pengaruh terhadap pemilihan moda transportasi siswa SMAN PPDB jalur reguler di Boyolali.
KOMPONEN INTEGRASI FISIK PADA KAMPUNG WISATA SOSROMENDURAN YOGYAKARTA Pascal Rivandi; Rufia Andisetyana Putri; Murtanti Jani Rahayu
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v4i1.53680.53-66

Abstract

Untuk mencapai strategi pariwisata yang semakin baik, model pengembangan pariwisata yang ideal terus dikembangkan. Pada proses ini, integrasi pariwisata muncul sebagai paradigma baru. Kota Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata berusaha merespon adanya pergeseran minat wisatawan terhadap apresiasi budaya dan masyarakat lokal melalui pengembangan kampung wisata. Kampung Wisata Sosromenduran hadir sebagai kampung wisata rintisan dengan keberagaman daya tarik dan dukungan beragam fasilitas. Sebagai sebuah kampung wisata yang merupakan bauran antar komponennya, Kampung Wisata Sosromenduran dengan beragam potensi berupaya menjadi produk wisata yang utuh. Artikel ini berupaya melihat kesesuaian Kampung Wisata Sosromenduran ditinjau dari komponen integrasi fisik. Komponen integrasi fisik dipilih karena sesuai dengan karakteristik Kampung Wisata Sosromenduran yang memiliki beragam atraksi dalam satu kampung dan didukung kelengkapan fasilitas. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kampung Wisata Sosromenduran tergolong sesuai ditinjau dari komponen integrasi fisik, baik dalam komponen daya tarik dan komponen pendukung. Kampung Wisata Sosromenduran telah mempunyai keberagaman atraksi yang ditawarkan dalam satu kesatuan wilayah kampung, serta mampu menyediakan sarana yang lengkap dan menjangkau seluruh kawasan, juga penyediaan jaringan prasarana, serta aksesibilitas yang mendukung kegiatan pariwisata. Kampung Wisata Sosromenduran telah membentuk bauran unsur fisik ke dalam satu destinasi wisata pada suatu wilayah geografis yang meliputi daya tarik dengan komponen pendukungnya.
JALUR DISTRIBUSI PRODUK BATIK DI KELURAHAN LAWEYAN, KOTA SURAKARTA Dian Pramita Sari; Istijabatul Aliyah; Rufia Andisetyana Putri
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v4i1.54893.16-37

Abstract

Batik merupakan produk unggulan bagi Kota Surakarta. Salah satu kelurahan yang ditetapkan sebagai sentra batik di Kota Surakarta berdasarkan Surat Keputusan Walikota Surakarta Nomor 536/60 Tahun 2019 adalah Kelurahan Laweyan. Berdasarkan hasil interpretasi, Kelurahan Laweyan sebagai sentra batik memiliki dominasi aktivitas perdagangan dibandingkan dengan industri. Selama ini diketahui bahwa sentra batik di Kota Surakarta mampu memasarkan produknya hingga pasar global. Saluran distribusi memiliki peranan dalam memenuhi permintaan batik yang luas tersebut untuk terus berkembang dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui saluran distribusi produk batik dari produsen di Kelurahan Laweyan. Penelitian ini merupakan penelitian deduktif dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan pemetaan. Data didapat dari menyebar kuesioner kepada lembaga distribusi batik di Kelurahan Laweyan, observasi, dan melakukan studi literatur pembahasan terkait yang dipublikasikan secara resmi. Temuan pertama menunjukkan bahwa secara garis besar, produsen batik di Kelurahan Laweyan terbagi menjadi dua jenis, yaitu produsen batik cap-tulis dan produsen batik printing. Temuan kedua adalah produsen cenderung terletak mengikuti Jalan Sidoluhur, selebihnya memiliki persebaran yang acak. Temuan terakhir, sebanyak 25% produsen batik printing di Kelurahan Laweyan menyalurkan produknya kepada konsumen saja, 75% lainnya menyalurkan produknya ke pedagang besar dan pengecer. Sedangkan, 86% produsen batik cap dan tulis  menyalurkan kepada konsumen saja, dan 14% lainnya menyalurkan produknya kepada konsumen dan pengecer. Sehingga, saluran distribusi yang terbentuk dari produsen batik di Kelurahan Laweyan adalah produsen – pedagang besar – pengecer – konsumen, produsen – pengecer – konsumen, dan produsen – konsumen. Secara keseluruhan, 53% wilayah yang menjadi tujuan produk batik dari produsen batik di Kelurahan Laweyan adalah Pulau Jawa, diikuti luar negeri sebanyak 35%, dan luar Pulau Jawa sebanyak 12%. Maka dapat disimpulkan bahwa produsen batik di Kelurahan Laweyan menggunakan saluran distribusi langsung, tidak langsung, dan campuran dengan wilayah pemasaran yang mendominasi berada di dalam Pulau Jawa.
KAJIAN POLA PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO Alfisah Nur Aini; Rufia Andisetyana Putri; Tendra Istanabi
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v4i2.63661.241-257

Abstract

Kota Surakarta mengalami perkembangan yang pesat ke wilayah pinggiran yang mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan non terbangun menjadi lahan terbangun secara masif. Kecamatan Kartasura di Kabupaten Sukoharjo merupakan wilayah pinggiran Kota Surakarta yang mengalami alih fungsi lahan sebesar 1.643,99 ha selama tahun 2009 hingga 2020, khususnya untuk pembangunan perumahan dengan jumlah perumahan baru yang dibangun sebanyak 1.294 hanya dalam kurun tahun 2019 hingga 2021. Perkembangan permukiman di Kecamatan Kartasura menyebabkan terjadinya penyebaran permukiman dengan kecenderungan acak atau tidak merata dan tidak dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola persebaran permukiman di Kecamatan Kartasura. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan teknik analisis tetangga terdekat untuk mengetahui tentang pola persebaran permukiman di Kecamatan Kartasura dan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui tentang faktor yang berpengaruh terhadap pola persebaran permukiman. Pola persebaran permukiman yang terbentuk di Kecamatan Kartasura adalah pola mengelompok dan pola acak. Adanya pusat-pusat aktivitas dan wilayah dengan ketersediaan infrastruktur yang memadai mengakibatkan permukiman mengelompok di sekitar pusat aktivitas tersebut. Bertambahnya jumlah penggunaan lahan permukiman yang tumbuh dan bercampur dengan penggunaan lainnya menyebabkan permukiman menyebar secara acak. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola mengelompok dan acak di Kecamatan Kartasura adalah faktor kependudukan, yang meliputi pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk). Karakteristik topografi dan infrastruktur antara zona satu dengan zona lainnya yang tidak jauh berbeda mengakibatkan topografi dan infrastruktur tidak berpengaruh terhadap pola persebaran permukiman.