Rudhy Akhwady
Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, KKP

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MODEL KARAKTERISTIK LAPISAN BAWAH PERMUKAAN TANAH PULAU LUSI SIDOARJO JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK UNTUK MENDUKUNG WISATA BAHARI Dino Gunawan Pryambodo; Joko Prihantono; Rudhy Akhwady
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (802.604 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i1.7807

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang model bawah permukaan tanah (subsurface) dibangun berdasarkan nilai resistivitas lapisan tanah Pulau Lusi di Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur untuk mendukung wisata bahari dalam pembangunan infrastruktur bagunan. Penelitian ini menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger sebanyak 5 titik VES (vertical electrical sounding) dengan kedalaman penetrasi 50 m dari permukaan tanah. Selanjutnya, model geolistrik 2D dibuat berdasarkan hasil titik VES tersebut sebanyak 2 lintasan yang saling bersilangan dengan orientasi Utara-Selatan, dan Barat-Timur. Hasil model geolistrik 2D yang diperoleh menunjukkan bahwa secara umum di Pulau Lusi terdapat empat lapisan yang terdiri dari lapisan atas (topsoil), lapisan aluvial, lapisan akuifer dan lapisan batuan keras (bedrock). Lintasan Utara – Selatan dengan panjang lintasan sejauh 60 m mempunyai lapisan bedrock dengan nilai resistivitas 200-300 Ωm terdapat pada kedalaman antara 30 m sampai sekitar 45 m dari permukaan tanah. Lintasan Barat – Timur dengan panjang lintasan sejauh 120 m mempunyai lapisan bedrock dengan nilai resistivitas 200-500 Ωm terdapat pada kedalaman antara 7 m sampai sekitar 45 m dari permukaan tanah. Berdasarkan hasil model geolistrik 2D ini, dapat direkomendasikan bahwa sebaiknya bangunan yang akan didirikan di Pulau Lusi adalah bangunan yang terbuat dari kayu dengan memperhatikan estetika dibandingkan jika didirikan bangunan yang terbuat dari beton dan bertingkat. Hal ini dikarenakan lapisan bedrock di Pulau Lusi berada pada kedalaman 15 – 45 meter dari permukaan tanah yang dinilai terlalu mahal jika akan dibangun bangunan yang terbuat dari beton dan bertingkat mengingat pondasi bangunan harus mencapai bedrock yang relatif dalam.