Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak untuk memasuki masa dewasa. Remaja yang berusia antara 12-19 tahun diketahui sedang menempuh pendidikan formal pada jenjang sekolah atau universitas. Keberhasilan belajar remaja di institusi pendidikan tergantung pada perilaku belajar yang dilakukan siswa dan lingkungannya. Salah satu faktor yang bersumber dari dalam diri sendiri adalah perilaku belajar. Perilaku menunda-nunda pekerjaan atau mengulur waktu mengerjakan tugas disebut dengan istilah prokrastinasi. Salah satu faktor utama yang menyebabkan prokrastinasi adalah perasaan takut gagal (fear of failure) atau suatu kecenderungan individu yang akan merasa bersalah apabila tidak dapat mencapai tujuan atau gagal. Faktor takut gagal ini dapat berhubungan dengan salah satu jenis kepribadian neurotik yaitu perfeksionisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perfeksionisme terhadap prokrastinasi akademik pada remaja di DKI Jakarta. Penelitian ini melibatkan 152 responden dari wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental. Teknik pemilihan partisipan yang digunakan yaitu teknik convenience sampling. Kriteria partisipan penelitian ini adalah individu yang berusia antara 12 sampai 19 tahun, berstatus sebagai pelajar. Alat ukur yang digunakan merupakan hasil adaptasi dari Procrastination Assessment Scale for Students (PASS) dan Multidimensional Perfectionism Scale (MPS).Hasil penelitian menunjukkan bahwa perfeksionisme berperan positif dan signifikan terhadap prokrastinasi pada remaja di DKI Jakarta. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat perfeksionisme individu maka akan semakin tinggi pula tingkat kemungkinan individu tersebut melakukan prokrastinasi, dan sebaliknya.