Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT STRESS DAN STATUS GIZI DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKlUS MENSTRUASI PADA REMAJA SMK KESEHATAN UTAMA INSANI Dede Mimah Sopha; Siti Haeriyah
Nusantara Hasana Journal Vol. 1 No. 2 (2021): Nusantara Hasana Journal, July 2021
Publisher : Nusantara Hasana Berdikari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Remaja putri pertama kali mengalami menstruasi biasanya dengan usia 11-16 tahun, menstuasi terjadi biasanya 1 bulan sekali dan waktu rentan 21-35 hari yang durasi siklus mentruasi 28 hari. Ketidakteraturan menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah tingkat stres dan status gizi. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan stres dan status gizi dengan ketidakteraturan siklus mentruasi pada remaja di SMK Kesehatan Utama Insani. Desain Penelitian : Penelitian ini dapat digunakan penelitian kuantitatif dengan deskritif korelasi, Teknik sampel digunakan dalam penelitian yaitu proposionate stratified radom samplig. Penelitian ini melibatkan 102 responden yang merupakan siswi. Analisa yang digunakan univariat dan bivariat. Hasil : hasil uji Koefisien kontingensi diketahui ada hubungan tingkat stress dengan ketidakteraturan siklus menstruasi pada remaja diperoleh hasil secara statistik bahwa nilai signigfikannya yaitu 0,004 dengan koefisien korelasi sebesar 0,362 dan kategorikan kolerasi sedang dan hasil secara statistik bahwa nilai didapatkan P value 0,001 < 0,05 maka dinyatakan ditolak artinya ada hubungan antara status gizi dengan ketidakteraturan siklus menstruasi dengan koefisien korelasi sebesar 0,359 dan kategorikan kolerasi sedang Kesimpulan dan Saran : Ada hubungan tingkat stress dan status gizi dengan ketidakterarturan siklus menstruasi pada remaja SMK Kesehatan Utama Insani. Saran untuk remaja agar lebih mengakses informasi mengenai ketidakterarturan siklus menstruasi, hasil penelitian dan pembahasan dibab sebelumnya peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih belum merasa sempurna karena keterbatasan yang ada baik dari peneliti sendiri maupun faktor dari luar peneliti.