Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

5. A new paradigm forest development in Sambelia, East Lombok: A Clean Development Mechanism (CDM) approach Abdullah Usman
JURNAL AGRIMANSION Vol 7 No 3 (2006): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2006
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v7i3.150

Abstract

Abstrak Tulisan ini menyajikan pendekatan baru dalam pembangunan kehutanan yang diujicoba di Sambelia Lombok Timur: Pendekatan CDM dengan penekanan pada kajian keberadaan proyek. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (pusposive) yaitu desa Labuan Pandan, mewawancarai petani, pemerintah, LSM dan universitas masing masing 25, 2, 2 dan 3 responden. Dengan menggunakan quessioner yang disediakan CDM proyek, wawancara mendalam dilakukan dengan semi struktur langsung. Data sekunder dikumpulkan dari institusi yag relevan. Studi ini mengungkapkan bahwa pendekatan CDM menjajikan banyak keunggulan: ekologi, ekonomi dan finansial. Kehadiran CDM kurang dikenal masyarakat dan karenanya perlu sosialisasi yang lebih intensif agar masyarakat dapat memberikan dukungan optimal. Peranan lembaga donor sangat menentukan keberhasilan pendekatan ini. Abstract This paper presents the implementation of a new paradigm forest development in Sambelia, East Lombok: a CDM approach. The target village was selected on purpose, namely: Labuan Pandan Village. Respondents consist of 25 farmers, 2 local government representatives, 2 NGO representatives, 3 university representatives. Primary data were collected using quessionaire provided by CDM Project. In-depth interview was applied using semi structure direct question. Secondary data were collected from relevant institution such as East Lombok District Office, Sambelia Sub District Office, and from Statistic Office. This study recorded that the CDM approach promises many benefits: ecology, economy and financial. The presence of CDM is less well known by local people and therefore it needs to be socialized more intensively to enhance the support and stake holders participation. The role of funding countries plays the key determinant factor for the approach.
5. STRATEGI MENGEFEKTIFKAN GAPOKTAN SEBAGAI LEMBAGA EKONOMI DIPERDESAAN Abdullah Usman
JURNAL AGRIMANSION Vol 10 No 1 (2009): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2009
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v10i1.215

Abstract

ABSTRACT Farmers group union (Gapoktan) can bee perceived as a breaktrough to enhance farmer’s bargaining position in market both output market, input market and money market. This isyu is getting relevant especially in liberalisation era. Such institution is extremly important to shield farmers dan informal sectors from modern sector’s invation. Farmer’s weak position in global competition can be the cause of why modern retail like Alfamart which has been partly owned by Carrefour dominates the outlet of agribussness products. This paper attempt to highlight some thoughs related to strategy to emprove the union to be more effective. This descriptive study uses qualitatif data and information, presented to encourage scientific discussion. After doing overviewing union concept, this paper attempts to raise theoretical fondation to evaluate the union. By then, it can be evaluate the position of current union, understanding the problems and their solutions. The union can be studied using public good theory, market structure, market separation dan price discrimination, market information, producer behavour. To enhance efectiveness of the union can use the strategi concern to bottom up initial establishing, and by maintaining condusive bussiness climate. ABSTRAK Gabungan kelompok tani (Gapoktan) bisa dipandang sebagai terobosan usaha untuk memperkuat posisi rebut tawar (bargaining position) petani dipasar. Isyu ini semakin relefan dikaji terutama dalam konteks liberalisasi perdagangan dan membentengi usaha lokal dalam persaingan global dengan menggunakan kelembagaan modern seperti ritel alfamart yang sekarang sebagian sahamnya sudah diacquisisi oleh Carrefour, yang membuat pengusaha lokal semakin terpinggirkan. Paper ini berupaya menelaah beberapa kemungkinan strategi didalam mengefektifkan gapoktan yang selama ini masih belum terasa peranannya. Kajian ini bersifat diskriptif dengan menggunakan data dan informasi qualitatif yang dikemas dalam format diskusi ilmiah. Paper ini menyoroti (overview) gapoktan dan mencari landasan teoritisnya sebagai acuan dalam pengkajian. Empirik dilapangan dievaluasi dengan teoritis sehingga bisa dipahami posisi pelaksanaan gapoktan, masalah dan solusinya. Gapoktan dapat dikaji dengan menggunakan teori public good, struktur pasar, market separation dan price discrimination, informasi pasar, dan prilaku produsen. Untuk meningkatkan efektiifitas gapoktan bisa digunakan strategi pembentukan yang bottom up dan strategi membangun iklim usaha yang kondusif.
9. DETERMINANTS OF TECHNOLOGY ADOPTION: THE CASE OF DRYLAND FARMER IN LOMBOK Abdullah Usman
JURNAL AGRIMANSION Vol 1 No 2 (2001): JURNAL AGRIMANSION MEI 2001
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v1i2.224

Abstract

ABSTRACT Dryland farmers in Lombok underuse the water provided through deep well irrigation pump, far below the optimum level of wateruse. Question raised in this study is what are the determinants factors explaining wateruse level of dryland farmers in Lombok. Therefore, this study aims to identify such determinants factors and by knowing the factors, it can be a valuable consideration in motivating farmers to optimize their wateruse. This study used a two-stage cluster sampling method: (1) to choose pumps by classifying a total of 168 pumps into 23 existing pump groups and (2) to select farmers from each selected pumps. The number of farmers interviewed is 323. To investigate the factors affecting the level of wateruse, linear multiple regression was used. This study revealed that Adopters are significantly different to non-adopters in terms of age, farming experience, hours of extension attended, holding area, farm income, farmer income, household income and cropping intensity. Land status, the frequency of operator change, the access of respondents to part time jobs, migration status and dryland problems are significant at the five percent level or lower. Determinant factors which can be used to explain the phenomenon of under use of water are: price of water, proportion of cash-cost farm income, household income, and hours of attending extension training. Implication of this study is that attempt to motivate farmers in optimizing wateruse can be more effective if we can reduce the water price or find the in-question product market which is provide more reasonable price. ABSTRAK Penggunaan air irigasi pompa artesis oleh petani lahan kering di Pulau Lombok masih jauh dibawah tingkat penggunaan optimum. Masalah yang diangkat dalam kajian ini adalah apa saja yang menjadi faktor penentu didalam menjelaskan tingkat penggunaan air oleh petani lahan kering di Pulau Lombok. Karena itu, kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penentu yang dimaksud yang dengan memahaminya dapat diupayakan solusi untuk mendorong petani agar mengoptimumkan penggunaan air. Kajian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan metoda cluster dua langkah: (1) untuk menentukan pompa dengan mengkalisifikasikan 168 pompa kedalam 23 group and (2) untuk memilih petani dari masing-masing skim dari pompa yang terpilih. Petani yang diwawancara 323 orang. Untuk memeriksa faktor penentu digunakan regresi berganda. Study ini mengungkapkan bahwa adopter berbeda dengan non adopter dalam hal: umur, pengalaman bertani, penyuluhan, luas areal, pendapatan usahatani, pendapatan rumah tangga dan intensitas tanam. Faktor penentu adopsi teknologi meliputi: harga air, proporsi pendapatan, pendapatan rumah tangga, dan penyuluhan. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa memotivasi petani agar mengoptimumkan penggunaan airnya dapat dilakukan dengan menekan harga air atau mengusahakan pasar produk yang dihasilkan petani lahan kering
ANALISIS EFISIENSI USAHATANI DAN PEMASARAN SAYURAN TOMAT DI KECAMATAN GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT Lalu Sampurna; Abdullah Usman; Siti Nurjannah
JURNAL AGRIMANSION Vol 20 No 3 (2019): Jurnal Agrimansion Desember 2019
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v20i3.307

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisa pendapatan usahatani sayuran tomat di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat, (2) Untuk menganalisa efisiensi finansial usahatani sayuran tomat di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat, (3) Untuk mengidentifikasi saluran dan efisiensi pemasaran sayuran tomat di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat, (4) Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh petani sayuran tomat yang ada di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. Hasil penelitian menujukan bahwa: rata-rata pendapatan yang diperoleh petani sayuran tomat sebesar Rp 8,186,443 per luas Garapan. Usahatani tomat yang dilakukan oleh petani dapat dikatakan menguntungkan sehingga efisien untuk diusahakan (layak), dimana nilai R/C lebih dari 1. Nilai R/C per luas lahan garapan sebesar 3,4. Adapun Saluran Pemasaran Tomat di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015 ada empat saluran pemasaran yaitu: (a) Petani – Pedagang Pengumpul – Pengecer – Konsumen Akhir (Saluran I). (b) Petani – PedagangPengumpul – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen Akhir (Saluran II). (c) Petani – Pedagang Pengumpul – Pedagang Besar – Konsumen Akhir (Saluran III). (d) Petani – Pedagang Pengumpul – Konsumen Akhir (Saluran IV). Masalah-masalah yang dihadapi oleh petani sayuran tomat diantaranya : (a) kurangnya peran dari balai penyuluhan pertanian terhadap petani sayuran tomat. (b) lembaga pemasaran dalam memasarkan tomat adalah kurangnya modal dan harga produk tomat yang rendah atau tidak menentu.
5. ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG SISTEM MONOKULTUR DENGAN SISTEM CAMPURAN DI KECAMATAN KAYANGAN KABUPTEN LOMBOK UTARA Rahmat Hidayat; Abdullah Usman; Taslim Sjah
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 28 No 1 (2018): Jurnal Agroteksos April 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.304 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan: untuk mmbandingkan:(1) pendapatan usahatani jagung sistem monokultur dengan jagung sistem campuran (2) tingkat efisiensi usahatani jagung sistem monokultur dengan jagung sistem campuran (3) faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam memilih sistem tanam pada usahatani jagung di Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara. Penelitian ini menggunkan metode deskriptif dan teknik yang digunakan adalah teknik survey. Unit analisis dalam penelitian ini adalah petani jagung sistem tanam monokultur dan campuran. Penentuan daerah sampel penelitian ditentukan secara Purposive Sampling. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 40 orang petani, jumlah tersebut ditentukan secara Quota Sampling dengan masing-masing desa sebanyak 20 responden. Pengambilan responden dilakukan dengan cara Accidental Sampling. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan data kualitatif sedangkan sumber data terdiri dari data primer dan data skunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pendapatan per hektar usahatani campuran jagung dengan kacang tanah lebih besar dari usahatani monokultur jagung (2) Nilai R/C ratio usahatani campuran sebesar lebih besar dari yang monokultur (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam memilih sistem tanam pada usahatani jagung antara lain hobi, modal, fokus pada tanaman, jenis tanah, pasaran, dan hemat waktu. ABSTRAK The research was purposed to: (1) To compare differences in corn farming income with monoculture system and mixed maize system with peanuts in Kayangan Subdistrict, North Lombok Regency (2) To compare the efficiency of maize farming systems with mixed maize systems with peanuts in the District Kayangan North Lombok (3) To confare the factors that influence farmers in choosing a cropping system in maize farming in Kayangan District, North Lombok Regency. This research uses descriptive method and the technique used is survey technique. The unit of analysis in this study was corn monoculture and mixed cropping systems. Determination of the study sample area is determined by purposive sampling. The number of respondents in this study was 40 farmers, the number was determined by Quota Sampling with each village as many as 20 respondents. Respondents were taken by Accidental Sampling. The type of data used is quantitative data and qualitative data while the data sources consist of primary data and secondary data. The results showed that (1) the income of maize mixed with peanut farming was greater than monoculture. (2) R / C ratio mixed farming is greater than that of monoculture. (3) Factors that influence farmers in choosing a cropping system in corn farming include hobbies, capital, focus on plants, types of soil, markets, and saving time.