Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH GETARAN DAN KEBISINGAN TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA AWAK KAPAL IKAN TIPE POLE AND LINE Monalisa Manuputty
ALE Proceeding Vol 2 (2019): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.2.2019.39-44

Abstract

Abstrak Getaran yang dirasakan oleh awak kapal adalah getaran seluruh tubuh yang dihasilkan karena getaran yang terjadi saat mesin beroperasi. Getaran frekuensi rendah dapat mengakibatkan mabuk, ketidakstabilan tubuh dan kelelahan. Kebisingan adalah segala bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang maupun populasi. Kebisingan dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada pekerja seperti auditorial (daya dengar pekerja menurun) serta dampak non- auditorial berupa kelelahan kerja pada tenaga kerja yang terpapar. Kebisingan di kapal dihasilkan oleh mesin utama dan mesin bantu seperti generator listrik dan mesin tambahan untuk menggerakkan derek. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara getaran dan kebisingan dengan kelelahan kerja pada awak kapal ikan tipe pole and line yang berpangkalan di desa Tulehu.Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – Oktober 2018. Faktor pada lingkungan kerja yang diukur adalah tingkat kebisingan dan getaran. Sampel pada penelitian ini adalah awak kapal tipe ikan pole and line yang berjumlah 40 orang. Variabel atau kontruks dalam penelitian ini adalah kebisingan, getaran, kelelahan kerja. Kebisingan diukur dengan sound level meter, getaran dengan vibration meter, dan kelelahan kerja dengan kuesioner KAUPK2 (Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja). Analisis data menggunakan analisis PLS (Partial Least Square). Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui secara signifikan getaran dan kebisingan berpengaruh terhadap kelelahan kerja sebesar 42,2 % dan 57,8 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI TERHADAP KESEHATAN AWAK KAPAL IKAN TIPE POLE AND LINE Monalisa Manuputty
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.1.2018.50-56

Abstract

Lingkungan kerja di kapal dipengaruhi oleh faktor–faktor fisika seperti getaran, kebisingan dan suhu. Paparan dari getaran, kebisingan dan suhu yang dirasakan oleh awak kapal dapat mempengaruhi kesehatannya. Selain itu perilaku penggunaan alat pelindung diri yang mengikuti aturan dapat melindungi awak kapal dari paparan faktor-faktor tersebut. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh paparan pada lingkungan kerja dan perilaku penggunaan alat pelindung diri terhadap kessehatan awak kapal dalam hal ini kondisi tekanan darah, denyut jantung dan stress kerja. Responden dalam penelitian ini adalah awak kapal ikan tipe pole and line. Analisis data menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil analisis dengan nilai R square sebesar 0,685 menunjukkan bahwa lingkungan kerja dengan indikator getaran, kebisingan dan suhu serta perilaku penggunaan alat pelindung diri secara bersama mempengaruhi kesehatan awak kapal sebesar 68,5 % dan 31,5 % dipengaruhi oleh faktor lain. Lingkungan kerja dengan indikator getaran, kebisingan dan suhu mempengaruhi kesehatan awak kapal sebesar 37% sedangkan 63% dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan nilai T-statistik 1,843 > 1,67 pada alpha 0,05, dapat dikatakan lingkungan kerja secara signifikan mempengaruhi kesehatan kerja. Perilaku penggunaan alat pelindung diri berupa pakaian kerja, sepatu kerja dan alat pelindung telinga mempengaruhi kesehatan awak kapal sebesar 58,4% sedangkan 41,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan nilai Tstatistik 1,712 > 1,67 pada alpha 0,05, dapat dikatakan perilaku penggunaan alat pelindung diri secara signifikan mempengaruhi kesehatan kerja.
IDENTIFIKASI KENDALA-KENDALA KONEKTIVITAS TRANSPORTASI LAUT DI WILAYAH KEPULAUAN Lodewyk Matheos Kelwulan; Ruth P. Soumokil; Monalisa Manuputty
ALE Proceeding Vol 6 (2023): Archipelago Engineering
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.6.2023.193-197

Abstract

Sistem transportasi geografis berkaitan dengan pergerakan orang, barang dan informasi, yang mencoba mentautkan kendala-kendala dan atribut-atribut spasial dengan titik-titik asal, titik-titik tujuan, jarak, sifat dan tujuan pergerakan. Konektivitas antar pulau menjadi salah satu kendala transportasi geografis untuk pengembangan sistem transportasi laut di wilayah kepulauan. Provinsi Maluku dengan 1.388 pulau dengan infrastruktur transportasi darat terbatas di sebagian besar pulau, mobilitas orang dan barang rendah, memiliki permasalahan konektivitas antar pulau yang cukup rumit. Dengan menggunakan analisis Weighted Arithmetic Mean (WAM) dan analisis statistik diketahui bahwa masalah utama yang dihadapi oleh para pengguna moda transportasi laut di wilayah kepulauan adalah waktu tunggu yang cukup lama di pelabuhan, disamping tidak tersedianya informasi penjadwalan kapal. Ketiadaan kapal pada saat dibutuhkan juga merupakan salah satu masalah utama sistem transportasi antar pulau di wilayah kepulauan