Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KAJI KAPASITAS PENDINGINAN IKAN DENGAN MENGGUNAKAN ES DALAM KEMASAN PLASTIK Rikhard Ufie; Roy R Lekatompessy
ALE Proceeding Vol 2 (2019): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.2.2019.243-247

Abstract

Abstrak Kaji eksperimental ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbandingan massa es dan ikan terhadap karakteristik perubahan suhu penyimpanan ikan dalam coolbox.; kapasitas pendinginan ikan; besar massa es yang tersisa pada akhir proses penyimpanan. Sesuai hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa semakin meningkatnya massa es yaitu untuk perbandingan massa ikan dan es sebesar 3:1, 2:1, 1:1, maka akan semakin meningkat laju pendinginan yakni sebesar, 0,061; 0,062 dan 0,123 oC/menit, semakin rendah suhu pendinginan ikan yang dapat dicapai, yaitu untuk perbandingan 3:1, 2:1, 1:1 diperoleh sebesar, 6 oC, 4,5oC dan 0,4oC, dan semakin rendah pula suhu akhir penyimpanan yang dapat dipertahankan yakni sebesar, 19 oC, 14oC, dan 7oC. Diketahui pula bahwa terdapat perbedaan kapasitas pendinginan dengan semakin meningkatnya massa es, pada perbandingan massa ikan dan masing-masing sebesar 3:1,2:1, dan 1:1 yakni sebesar 500.320 J; 590.300 J dan 517.851 J pada proses pendinginan dari suhu awal hingga suhu terendah dan sebesar 500,320 J; 590,300 J; dan517,851 J, sedangkan massa es yang tersisa pada akhir proses penyimpanan untuk perbandingan massa ikan sebesar 3:1, 2:1, dan 1:1 adalah sebesar 0,04543 kg, 0,0505 kg, dan 0,8336 kg.
KAJI EKSPERIMENTAL PEMANFAATAN KALOR BUANGAN KONDENSOR UNTUK KEBUTUHAN PENGERINGAN Rikhard Ufie
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.1.2018.102-107

Abstract

Abstrak Kaji eksperimental pemanfaatan kalor buangan kondensor untuk kebutuhan pengeringan telah diteliti. Proses pendinginan dengan mesin refrigerasi siklus uap dimana kalor yang masuk ke sistem berasal dari beban pendinginan ditambah kalor hasil kerja kompresi dari kompresor biasanya dibuang ke lingkungan. Penelitian ini akan mengkaji kemungkinan pemanfaatan kalor yang dibuang ke lingkungan tersebut dengan cara pengembangan prototipe pendinginan dan pengeringan terpadu. Selain itu diharapkan akan diperoleh efek pendinginan bagi produk tertentu melalui kerja evaporator dan efek pengeringan melalui kerja kondensor. Unit pendinginan dan pengeringan terpadu menggunakan Freon R-22 dengan daya kompresor 0.5 hp (0.368 kW) dengan produk pendinginan yakni massa air 32 kg. Hasil penelitian memperlihatkan pada temperatur kondensasi 48.3 oC diperoleh temperatur lemari pengering rata-rata 37.8 oC dengan kapasitas pemanasan 914.6 W yaitu dimana ratio kompresi 6.98 dengan tekanan evaporasi 38.6 psia dan temperatur evaporasi -18.5 oC. Pada beban kerja sebesar 613.057 W diperoleh daya kompresi terpakai 307.6 W dengan COP sebesar 1.99, sedangkan laju kalor yang dilepas kondensor sebesar 920.72 W.
KAJI PERFORMANSI REFRIGERAN R-290, R-32, DAN R-410A SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI R-22 Rikhard Ufie; Cendy S. Tupamahu; Sefnath J. E. Sarwuna; Jufraet Frans
ALE Proceeding Vol 4 (2021): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.4.2021.133-139

Abstract

Refrigerant R-22 is a substance that destroys the ozone layer, so that in the field of air conditioning it has begun to be replaced, among others with refrigerants R-32 and R-410a, and also R-290. Through this research, we want to know how much Coefficient of Performance (COP) and Refrigeration Capacity (Qe) can be produced for the four types of refrigerants. The study was carried out theoretically for the working conditions of the vapor compression cycle with an evaporation temperature (Tevap) of 0, -5, and -10oC, a further heated refrigerant temperature (ΔTSH) of 5 oC, a condensation temperature (Tkond) of 45 oC and a low-cold refrigerant temperature. (ΔTSC) 10 oC and compression power of 1 PK . The results of the study show that the Coefficient of Performance (COP) in the use of R-22 and R-290 is higher than the use of R-32 and R-410a, which are 4,920 respectively; 4,891; 4.690 and 4.409 when working at an evaporation temperature of 0 oC; 4.260; 4,234; 4.060 and 3.812 when working at an evaporation temperature of -5 oC; and amounted to 3,730; 3,685; 3,550 and 3,324 if working at an evaporation temperature of -10 oC. Based on the size of the COP, if this installation works with a compression power of 1 PK, then the cooling capacity of the R-22 and R-290 is higher than the R-32 and R-410a, which are 3,617 respectively. kW; 3,597 kW; 3,449 kW and 3,243 kW. If working at an evaporation temperature of 0 oC; 3.133 kW; 3.114 kW; 2,986 kW and 2,804 kW if working at an evaporation temperature of -5 oC; and 2,741 kW; 2,710 kW; 2,611 kW and 2,445 kW if working at an evaporation temperature of -10oC.
KAJI TEORITIK KEBUTUHAN ES BAGI KEBUTUHAN PENDINGINAN IKAN CAKALANG SEGAR SESUAI MASSA, SUHU DAN LAMA WAKTU PENYIMPANAN Cendy S E Tupamahu; Rikhard Ufie; Ajit Tuasikal
Journal Teknik Mesin, Elektro, Informatika, Kelautan dan Sains Vol 3 No 2 (2023): Jurnal Teknik Mesin, Elektro, Informatika, Kelautan & Sains
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/metiks.2023.3.2.44-52

Abstract

Salah satu cara menjaga kualitas ikan agar tetap segar, yakni melalui upaya pendinginan dengan menggunakan es. Untuk memahami lebih lanjut proses pendinginan ikan dengan es, masih perlu dilakukan kajian untuk mengetahui hubungan antara berbagai variabel pendinginan dalam skala yang lebih besar sesuai kebutuhan pendinginan dengan coolbox. Dalam penelitian ini dilakukan kajian teoritik terhadap proses pendinginan ikan dengan es dimaksud dengan berfokus pada pengaruh bertambahnya massa ikan pada berbagai variasi suhu akhir pendinginan dan waktu pendinginan variasi terhadap kalor total dan laju kalor peleburan, kebutuhan massa es, perbandingan massa ikan dan massa es serta laju peleburan es yang diperlukan. Massa ikan divariasikan 15, 25, dan 35 kg dan jenis ikan yang digunakan adalah ikan cakalang. Suhu awal ikan adalah 25oC sedangkan suhu akhir pendinginan ikan 2,5oC, 5oC dan 7,5oC. Waktu pendinginan 60 hingga 600 menit. Hasilnya Besar kalor total peleburan es untuk suhu akhir pendinginan ikan 2,5oC sebesar 1.073.250J, 1.788.750 J, dan 2.504.250 J. Untuk suhu akhir pendinginan ikan 5oC yaitu sebesar 954.000 J, 1,590.000 J, dan 2.226.000 J. untuk suhu 7,5oC yaitu sebesar 834.750 J, 1.391.250 J, dan 1.947.750 J. Besar laju kalor peleburan es massa ikan 13, 25, dan 35 kg untuk temperatur akhir 2,5oC adalah 298.13 W, 496.88W, 695.63W.Untuk temperatur akhir 5oC sebesar 265W, 441.67W, dan 618.33W. sedangkan untuk temperatur akhir 7,5oC adalah sebesar 231.88W, 386.46W, dan 541.04W.