Pada saat ini, kontraktor umumnya membuat harga penawaran berdasarkan analisa yang tidak seluruhnya berpedoman pada analisa BOW maupun analisa SNI. Para kontraktor lebih cenderung menghitung harga satuan pekerjaan berdasarkan dengan analisa mereka sendiri-sendiri yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman terdahulu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan konstruksi, walaupun tidak terlepas dari analisa BOW ataupun analisa SNI. Pelaksanaan sebuah proyek konstruksi sangat berkaitan dengan proses manajemen didalamnya. Pada tahapan itu, pengelolaan anggaran biaya untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, perlu dirancang dan disusun sedimikian rupa berdasarkan sebuah konsep estimasi yang terstruktur sehingga menghasilkan nilai estimasi rancangan yang tepat dalam arti ekonomis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perhitungan biaya pembangunan kantor operasi cement mill Tuban 3-4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. dengan biaya estimasi menggunakan metode BOW menghasilkan biaya sebesar Rp. 2.048.598.410, sedangkan hasil estimasi biaya menggunakan metode SNI menghasilkan sebesar Rp. 1.878.500.266. Dari hasil perhitungan estimasi menggunaakan dua metode tersebut, perbandingan estimasi anggaran biaya antara metode BOW dan SNI diperoleh metode BOW lebih mahal 8,3% dari metode SNI atau senilai Rp. 170.098.144. Pada penelitian ini berdasarkan hasil evaluasi hasil perhitungan rencana anggaran proyek pembangunan kantor operasi cement mill Tuban 3-4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. dengan kedua metode, hasil estimasi biaya dengan metode SNI merupakan yang paling ekonomis, dikarenakan indeks koefisien harga satuan upah dan bahan merupakan yang paling kecil dibanding metode BOW. Dengan analisa SNI, analisa ini memiliki kelebihan diantaranya dapat digunakan pada semua jenis pekerjaan konstruksi yang menggunakan peralatan modern/alat berat. Kata Kunci: Estimasi biaya, metode BOW, metode SNI, dan harga satuan biaya