Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HARMONISASI KEHIDUPAN PERSPEKTIF MASYARAKAT ENDE LIO (Dalam Bingkai Kisah Soekarno Menemukan Pancasila Untuk Indonesia) Titus Koban Tara
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 4, No 2 (2019): PASTORAL KONTEKSTUAL
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v4i2.99

Abstract

Artikel ini memaparkan tentang pandangan masyarakat Ende Lio tentang keharmonisan kehidupan yang tergambar dalam tradisi dan hal ini telah ditemukan oleh Soekarno (presiden pertama Negara Kesatuan republik Indonesia) dalam permenungannya selama menjalani pembuangannya di Ende tahun 1934-1938. Hidup yang harmonis dalam konteks filosofi Ende Lio telah terkristal dalam hidup berbudaya. Masyarakat memandang dunia pada dasarnya suci. Dunia dan alam adalah suci, penuh keharmonisan dan tidak boleh dirusak oleh manusia. Manusia yang berharmonis dengan alam akan disebut suci karena kehidupannya yang bijak, kritis, dan realistis menghadapi dunia. Keharmonisan tidak selalu berarti seragam dan tidak terjadi kekacauan. “Khaos” atau kekacauan adalah bagian dari pencarian menuju keharmonisan.“Khaos” dalam kebersamaan manusia perspektif orang Ende Lio, tidak selamanya digeneralisir kotor, jelek, dosa dan jahat. Peristiwa seperti itu merupakan sebuah momen penyesuaian menuju keharmonisan situasi. Melalui proses waktu dengan sendirinya terjadi penyesuaian antarmanusia yang saling membutuhkan. Bagi manusia ada sarana penyesuaian diri melalui ritus adat sebagai alat menebus kesalahan dan menutup rasa malu. Tradisi itu bertujuan menciptakan keharmonisan dalam kebersamaan. Manusia dan alam semesta pada dasarnya baik walaupun terkadang terpapar dimensi kontradiksi, yang mencekam dalam kebersamaan.